My Cherry (Kakashi)

12.5K 395 42
                                    

Cherry..
Aku suka saat memanggilnya dengan nama itu. Oke, Cherry memang bukan nama aslinya. Itu nama panggilan dariku untuk dia.

Entah aku juga tak tahu, yang pasti aku suka nama Cherry. Terkesan manis dan ya.. cocok dengan dia yang terlihat begitu manis dimataku.

Kalau kalian ingin tahu. Dia hanya gadis kecil yang umurnya saja beda 8 tahun denganku. Tapi entah bagaimana, dia bisa menarik perhatianku begitu saja. Kalau boleh jujur, selama ini aku tidak pernah tertarik dengan manusia yang bernama wanita, tapi bukan berarti aku seorang gay, hanya saja menurutku mereka sangat mengesalkan. Apalagi dengan sikap sok manja serta terkesan sok sexy didepanku. Uh, benar-benar. Aku tidak suka.

Tapi dia ini berbeda dengan wanita-wanita yang selama ini mengejarku. Dia justru terkesan cuek saat berpas-pasan denganku (mungkin itu daya tariknya), hingga dengan menjatuhkan harga diriku, aku yang menyapanya duluan. Mengajaknya berteman dan ya, kami sekarang sudah bertunangan.

Aku ingat saat dia bilang dia masih tidak percaya kalau aku ini tunangannya. Aku terkekeh saat itu, tapi aku juga membenarkan pemikirannya itu. Bagaimana bisa aku yang anti wanita bisa dengan mudahnya bertunangan dengan gadis yang lebih muda dariku, yang manis tapi sedikit menjengkelkan? Bahkan kami sedang berencana membangun sebuah komitmen yang lebih serius. Pernikahan.

Ya, terkadang dia juga masih malu-malu untuk mengakui kalau aku ini tunangannya. Seperti saat dikampus dengan dia sebagai mahasiswi dan aku sebagai anak dari pemilik kampus yang sering berada disana. Kalau sedang dikampus, dia hanya diam seakan tak mengenalku. Mungkin juga karna dia tidak mau berurusan dengan para gadis yang mengatakan bahwa mereka adalah para fans-ku. Yah, kurasa Sakura cari aman.

Kalau kalian bertanya awal pertemuan kami, maka akan kuceritakan sedikit.

Jadi, awal pertemuan kami itu, saat aku berada dipojok taman kampus sedang membaca buku wajibku.. yah, kalian tahu, icha icha paradise, sambil merehatkan diri setelah rapat. Dan dia juga berada disana sambil mendengarkan musik lewat earphonenya, memandangku sekilas dan kembali sibuk dengan buku dan penanya.

Oh ya aku ini CEO, hanya saja akhir-akhir ini aku lebih sering ke kampus milik ayahku untuk menggantikan ayahku yang sedang sakit.

Dan setelah beberapa kali pertemuanku dengannya, dengan segenap rasa yang mengganjal dihatiku, aku menghampirinya dan menyapanya lalu mengajaknya berkenalan sampai tahapan-tahapan berikutnya hingga aku dan dia benar-benar bertunangan.

Aku gugup tentu saja saat itu. Saat-saat memalukan, mengajak seorang gadis yang sangat jauh perbedaan usianya untuk berpacaran dan bertunangan. Aku merasa geli sendiri pada diriku ini. Bisa-bisanya aku yang sempat enggan berhubungan dengan wanita justru kini sudah hampir menikah dengan wanita yang bahkan tak terbayangkan akan menjadi istriku kelak.

Entahlah hanya saja aku merasa ada suatu perasaan yang tak bisa ku bantah saat berada didekatnya.
Cinta mungkin?

***

Seperti akhir pekan biasanya. Sakura akan berkunjung kerumahku.

"Kakashi-kuuunn!" Teriaknya. Bahkan aku suka saat dia berteriak seperti itu, hah.. aku sudah mulai gila sepertinya.

Aku segera menyusulnya yang sedang kesusahan menjemur sprei-ku. Dia memang begitu, akan mencucikan sprei-ku setiap sebulan sekali juga bajuku serta terkadang kegiatan rumah tangga lainnya.

Aku sudah menyuruhnya untuk di laundry saja, tapi dia bilang tak apa sekalian dia belajar menjadi ibu rumah tangga dan istri yang baik. Aku tersenyum mendengarnya, sangat manis. Oh, My Cherry.

Oh tentu saja kami masih tinggal terpisah, oke. Hanya saja gadisku ini akan sering datang ke rumahku. Seperti yang kukatakan tadi, setiap akhir pekan Sakura akan kerumahku dan beres-beres. Dan nanti kalau dia sudah selesai dengan tugasnya, giliran tugasku yntuk membawanya jalan-jalan.

"Dasar pendek." Ejekku. Dia hanya cemberut dan menyerahkan sprei itu padaku.

"Tadi aku kan sudah bilang taruh saja kalau sudah selesai, nanti biar aku yang menjemur." Kataku.

"Aku kan hanya ingin menyelesaikan semuanya sendiri." Gerutunya. Aku selesai menjemur sprei-ku lalu menghadapnya. Aku pun mengacak rambutnya gemas saat melihat bibirnya yang mengerucut lucu.

"Es krim?" Ujarku. Seketika matanya langsung berbinar dan segera mengangguk dengan begitu antusias.

***

Setelah seharian tadi aku mengajak Sakura jalan-jalan, aku kembali membawanya pulang kerumahku. Oh ayolah, aku pria yang sedang kasmaran. Aku masih ingin bersamanya dalam waktu yang lama.

"Kakashi, hentikan.." erangnya pelan.

Bermain dengan tubuhnya ternyata memang lebih menyenangkan daripada hanya membaca teori di buku bacaan wajib-ku itu.

"Hm?" Aku sengaja menggodanya. Pura-pura tak mendengar protesnya. Karna aku suka saat dia protes dengan suara erangan yang dia tahan. Terdengar sangat sexy.

Erangannya makin keras, tapi sialnya dia memukul kepala bagian belakang-ku. Kini aku yang mengerang kesakitan.

Aku melepaskan lumatanku di payudaranya dan menjauhkan tanganku dari intinya.

"Itu sakit, Saku!" Kesalku.

Dia balas menatapku dengan tatapan tajamnya yang membunuh itu.

"Sudah kuperingatkan kan tadi?!" Katanya dengan garang.

"Aku harus ke rumah Ino, dia memintaku menginap dirumahnya. Antarkan aku ya?" Katanya lagi seraya membenahi kemejanya yang berantakan karna ulahku.

"Kenapa tidak menginap disini saja, huh? Bukankah lebih menyenangkan kalau menghabiskan malam minggu denganku?" Balasku.

"Diatas ranjang tentunya." Lanjutku dengan gumaman pelan. Kulihat dia reflek mendelik tajam kearahku.

"A-"

"Ayolah, Cherry.. apa kau tak rindu padaku, hm?" Aku mendekatinya lagi dengan seringai tipis disudut bibirku.

"He-hei.. tu-tung-tunggu.. k-kau mau apa, Kakashi-kun?" Sakura menahan dadaku dengan kedua tangan mungilnya.

Aku tak menghiraukannya dan kembali mendekat kearahnya. Ku pegang kedua lengannya dan kulingkarkan ke leherku. Dia sempat menolak tapi saat aku mulai mencumbunya lagi, dia pun mulai ikut andil dalam pagutan kami.

"Hhhhh... Cherry.."

"Ehhhmm.. Ka-kakashi-kun.."

Kulingkarkan kakinya dipinggangku, dan ia pun melingkarkan lengannya makin erat dileherku. Aku membawanya ke kamar-ku tanpa melepas pagutan kami dan memulai malam panjang kami.

Dan akan kupastikan kami tidak akan tidur sampai aku benar-benar puas. Oke anggap aku jahat. Tapi hey, sungguh selama ini aku sudah menahannya mati-matian. Dan malam ini, akan menjadi malam pertama kami. Malam pertama yang akan kujadikan malam yang sangat berkesan untuk kami.

Aku dan Cherry-ku.



TAMAT

You're Mine and I'm Yours [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang