Chapter 6: Drama Queen

5.3K 124 23
                                    

Elena dan Harry sedang menonton film di bioskop. Elena dan Harry sangat menikmati film bergenre action itu.

Seperti biasa, ada adegan making love yang membuat mata Harry berbinar, sementara Elena menonton dengan serius.

Sang aktor menghimpitkan badan si aktris ke tembok sambil menggerakan pinggulnya dan sang aktris mendongak sambil terus mendesah.

Celana dalam Elena basah dan juga penis Harry yang menegang saat mendengar desahan-desahan aktris itu.

Harry meraba paha mulus Elena membuat Elena terkejut. Karena Elena hanya memakai rok di atas lutut, membuat Harry dengan mudah mengelus paha mulus Elena.

"Harry, what are you doing?", ucap Elena berbisik.

"Just rubbing your thigh", ucap Harry dengan suara pelan.

"Di-di sini bukan tempat nya"

"Terus harus di tempat mana?"

"A-aku tidak tau. Stop it!", Elena menyingkirkan tangan Harry dari paha nya, membuat Harry terkekeh.

Harry memasukan tangannya ke dalam rok Elena lalu menarik celana dalam nya. "Wow, celana dalam mu basah", Elena hanya memutar bola matanya.

"Apa yang akan kamu lakukan?"

Harry diam saja lalu memasukan jari tengah nya ke lubang vagina Elena. "Aahh", spontan Elena mendesah. "Harry please, jangan nggh"

Harry dengan gemas menggerakan jarinya dan ibu jarinya memijat klirotis Elena. Sementara Elena berusaha menggigit bibirnya agar tidak mengeluarkan desahan. Untung saja, hari itu bioskop sedang tidak ramai pengunjung, jadi di sebelah Harry dan Elena kosong.

Elena menutup mulutnya dengan tas nya lalu melenguh panjang saat orgasme. Harry tertawa melihat tingkahnya.

"Ngga lucu!", ucap Elena sebal.

"I love your moan", ucap Harry. "It sounds cute"

---

Film yang mereka tonton pun selesai, Harry merangkul Elena keluar bioskop. Walaupun ini hal biasa yang dilakukan Harry pada Elena, tetap saja Elena salah tingkah jika sudah dirangkul Harry.

Seorang perempuan memakai tanktop berwarna merah maroon dan hot pants menghampiri Harry dan Elena.

"Hey Nora", Harry tersenyum lebar saat melihat kekasihnya itu kini ada di depan matanya lalu mereka berpelukan. Sementara Elena kesal dengan kehadiran Nora. Bagi Elena, Nora hanya mengganggu kencan nya bersama Harry.

Mereka pun menuju restoran Jepang untuk makan malam bersama. "Sebentar ya, aku ke toilet dulu", ucap Harry lalu pergi meninggalkan Elena dan Nora.

"Elena, aku mau nanya deh", ucap Nora dengan wajah serius.

"Tanya apa?"

"Kamu ada hubungan apa sih sama Harry? Kakak-adik? Sepupu? Saudara tiri?"

Elena sudah terbiasa dengan pertanyaan seperti ini, "aku dan dia tidak ada hubungan apa-apa. Kami hanya berteman. Hanya saja, waktu itu orang tua kami--"

"Iya iya cukup, aku tidak mau mendengar cerita drama orang tua kalian itu", mendengar itu membuat Elena terkejut dengan sikap Nora. "Kalo kamu bukan siapa-siapa Harry, bisa aja dong kamu suka sama Harry?"

"Y-yeah. But it used to be. Not anymore. For me, he is my lovely brother now", ucap Elena berbohong.

"Ya ya ya. Terserah kau. Kamu pikir aku percaya? Mulai sekarang, kamu ngga boleh lagi ya rangkul-rangkulan sama Harry kayak tadi"

"Dih, kok kamu ke sini malah buat ngajak berantem sih? Lagian aku sama Harry ngga ada perasaan apa-apa. Tenang aja, aku ngga bakal rebut dia dari kamu!"

Nora tertawa remeh, "iyalah ngga bakal bisa rebut Harry juga kok, kau itu punya apa sih? Masih jauh cantikan aku kemana-mana"

Tangan Elena mengepal kuat, "udah deh kamu pergi aja sana! Kamu dateng-dateng malah ngerusak event aku sama Harry!"

"Maksud mu apa ngusir aku begitu? Aku ini pacarnya Harry!"

"HEH, ada apa ini?", tanya Harry kaget saat melihat Elena dan Nora bertengkar.

"Harry", suara Nora berubah menjadi suara manja, "dia mau usir aku Har. Katanya, dia ngga suka aku ada di sini. Maaf deh kalo aku ngerusak acara kalian", ucap Nora lalu meninggalkan Harry dan Elena membuat Elena tak bisa berkata apa-apa saking gondok nya.

"Who do you think you are, Elena?!", bentak Harry. Matanya menatap tajam mata Elena membuat ia tersentak dan tentu saja hatinya terasa seperti ditusuk seribu pisau.

"It was not like that, Harry. I can--"

"Kamu jahat banget sih jadi orang", ucap Harry lalu meninggalkan Elena membuat Elena diam tak bisa berkata apa-apa. Elena pun meninggalkan restoran itu.

"Nora, tunggu!", Harry menggenggam tangan Nora membuat Nora memberhentikan langkah nya.

"Udahlah Har, kamu makan aja sama Elena. Aku bisa pulang sendiri kok", ucap Nora dramatis.

"Tidak tidak. Memangnya tadi Elena bilang apa aja sama kamu?"

"Dia tiba-tiba langsung angkat bicara pas kamu lagi ke toilet. Dia bilang, dia ngga suka kalau aku ada di sana. Katanya, aku mengganggu acara mu dengan Elena. Padahal aku diam aja, tapi dia langsung marah-marah tidak jelas"

Harry menggelengkan kepala nya, "dia tidak biasanya seperti itu. Itu bukan seperti Elena"

"Aku juga tidak tau"

"Ya sudah, bagaimana kalau kita shopping? Biar aku yang bayar"

Nora tersenyum, "kalo itu, aku mau hehe", akhirnya mereka bergandengan dan pergi belanja bersama.

11.21 PM

Harry baru saja sampai rumah. Hari ini sangat melelahkan baginya. Tapi malam ini Harry bertekad untuk bicara pada Elena. Beribu pertanyaan tentang perbuatan Elena tadi masih terngiang-ngiang di pikirannya.

"Hey David", sapa Harry saat memasuki rumahnya dan mendapati David yang sedang menonton televisi.

"Hey Harry. Mana Eleana?", tanya David dengan wajah tanpa dosa.

Harry menyatukan alisnya, "Elena? Dia belum pulang?"

"Loh, ya belum lah, dia kan daritadi pergi sama kamu, gimana sih?"

"Astaga Elena, dimana kamu?!"

****

eak sinetron bet dah wkwkwk

tapi gapapalah ya

GUYSSS mampir ke one shot ku yuk judulnya the mistery in their dorm HAHA. vomment jg ya di sanaa:*


Housemate // h.sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang