Elena duduk di bangku panjang di pinggir danau. Ia rasanya mengantuk sekali, tapi ia tidak mau pulang, ia tidak mau bertemu Harry.
Ia pun baru teringat, dia akan menelpon Rachel agar Elena dapat bermalam di rumah Rachel.
Tapi sayang, telepon tidak diangkat oleh Rachel. Ia pun mencari nama di kontak handphone nya yang kira-kira bisa diminta tolong.
"Ah, Louis!", ia langsung menelpon Louis.
Louis yang sedang tertidur pun terbangun karena suara handphone nya yang berisik. Louis tidak lagi melihat nama yang tertera di layar handphone nya, ia langsung slide simbol telepon berwarna hijau.
"Halo", suara Louis yang masih ngantuk.
"Halo Louis, kamu lagi tidur ya?"
"Iya... ini siapa?"
"Ini Elena"
Mata Louis langsung membulat, "E-Elena? Ada apa telpon malam-malam begini?"
"Maaf Louis. Aku boleh nginep di rumah kamu?"
"Nginep? Emang kamu di mana sekarang?"
"Aku di pinggir danau yang tempat kita ketemu itu loh, ingat?", tanya Elena.
"Oh iya aku ingat. Aku jemput kamu sekarang ya. Kamu stay di sana, oke?", Louis langsung menutup teleponnya, padahal belum dijawab Elena.
Sementara Harry menghampiri Mall yang ia datangi tadi bersama Elena. Walaupun Mall itu sudah tutup, Harry tetap pergi ke sana, siapa tau ia menemukan clue nya.
Ada seorang satpam yang baru saja keluar dari gerbang Mall itu, Harry langsung berlari menghampirinya.
"Permisi pak, lihat perempuan yang keluar dari sini? Ia memakai baju putih lalu pakai flannel kotak-kotak berwarna hitam-putih, dan rok jeans. Lihat ngga pak?", tanya Harry panjang-lebar.
"Maaf nak, di Mall ini terlalu banyak pengunjung. Saya tidak bisa memperhatikan mereka satu per satu. Maaf sekali"
"Bodoh kamu, Harry", pikir Harry. "Baiklah pak, maaf kalau mengganggu, terima kasih", satpam itu tersenyum sopan lalu meninggalkan Harry.
Harry kembali mengeluarkan handphone nya dari kantung celana nya. Menelpon Elena, ia sudah lakukan itu sebanyak tiga puluh satu kali tapi tetap tidak diangkat.
Sementara Elena kini sudah berada di mobil Louis. "Elena, sekarang ceritakan kenapa kamu bisa ada di luar rumah larut malam begini?", tanya Louis dengan tatapan tetap fokus pada jalanan.
"Tadi aku bertengkar sama Harry. Aku ngga mau melihat wajahnya, jadi aku tidak mau pulang"
Louis tertawa, "astaga... dasar anak kecil. Sudahlah, jangan marah terus-terusan begitu"
"Terserah. Pokoknya aku mau nginep di rumah mu malam ini, besok kalau Rachel sudah bisa dihubungi, aku akan pergi ke rumah Rachel. Boleh ya?"
"Oh astaga hahaha aku baru sadar. Ternyata kamu mau kabur ya dari rumah? Tidak. Kamu harus pulang, aku akan antarkan kamu pulang sekarang"
Mata Elena membulat, "please please jangan Louis, ku mohon jangan. Aku benar-benar tidak mau ketemu Harry", ucap Elena terus memohon.
"No Elena. I'll take you home"
"Please Louis jangan", lalu Elena pura-pura menangis.
"Eh iya iya jangan menangis gitu dong. Baiklah kau boleh nginap di rumah ku tapi hanya semalam, oke? Besok aku akan antar kamu pulang"
Mata Elena berbinar, "bener ya? Yes! Makasih Louis!", ucap Elena senang.
Handphone Louis bergetar, Harry menelponnya.
"Harry menelpon ku. Sstt", Louis mengangkat teleponnya, "halo", ucap Louis dengan suara ngantuk.
"Louis lo lagi sama Elena ngga?", tanya Harry.
"Elena? Engga, ini aja gue lagi tidur", ucap Louis berbohong masih dengan nada mengantuknya. Elena menahan tawa.
"Duh Elena belom pulang jam segini. Daritadi ku telpon juga ngga diangkat-angkat. Aku tidak akan tidur sampai aku bisa menemukannya", ucap Harry frustasi.
Mendengar itu membuat Louis iba. Ia tidak mau sahabatnya itu mencari-cari Elena terus sementara Elena di sini sebenarnya baik-baik saja.
"Astaga... kemana dia? Lebih baik kau pulang sekarang, besok aku akan menemani mu mencarinya"
"Tidak bisa. Aku harus menemukannya sekarang"
"Aku yakin dia baik-baik saja. Sudahlah", ucap Louis.
"Bagaimana kalau tidak? Bagaimana kalau ia diculik? Ia tidak tau jalan pulang? Ia diperkosa? Dibunuh? Bagaimana?"
"Sstt jangan berpikir muluk-muluk sampai sana"
"Ya sudahlah, aku harus tetap mencarinya lagi. Thanks Louis"
"Yup, bro", Louis pun mematikan teleponnya. "Aku akan mengantar mh pulang"
"Louis?! Kenapa?!"
"Harry sangat frustasi mencari mu. Saat kau sampai rumah nanti, kau harus hubungi Harry kalau kau sudah di rumah"
Elena memanyunkan bibirnya dan melihat keluar jendela. Ia kesal sekali dengan Louis.
Sesampainya di rumah, Elena langsung masuk kamarnya dan membanting pintu kamarnya. Ia langsung mengunci pintu kamarnya dan pintu kamar mandi, agar Harry nanti tidak bisa masuk.
Elena mengirim SMS untuk Harry menyatakan kalau ia sudah sampai rumah lalu ia tertidur.
***
"Elena, ayo cepat kita berangkat", kata Harry sambil mengetuk-ngetuk pintu Elena.
"Hey anak bodoh. Kau ini ngapain?", ucap David.
"Ya panggil Elena supaya berangkat kuliah bareng"
David terkekeh, "Elena sudah berangkat duluan daritadi"
"Apa?!"
Elena yang sudah sampai kampus duluan, langsung menuju kantin dan duduk di salah satu kursi yang tersedia di sana. Tiba-tiba seseorang duduk di depannya.
"Louis? Mau ngapa--"
"Aku minta maaf ya El soal semalam. Aku merasa tidak enak aja sama Harry"
Elena tersenyum, "iya, tidak apa-apa. Maafkan aku yang terlalu childish"
Louis pun tersenyum lega.
****
tersenyum lega kayak abis beol /gak
vomment nya jangan lupa :*
