"Kenapa tugas nya bisa sesusah ini sih?", ucap Elena frustasi seraya menggaruk kepala nya yang tidak gatal.
"Kamu nya saja yang bodoh", ucap Harry santai sambil memainkan handphone nya dan rebahan di kasur Elena.
"Diam kamu", kata Elena sambil memandang laptop nya yang bertuliskan banyak kata-kata di sana untuk menyelesaikan presentasi nya.
Elena pun menutup laptop dan memutuskan untuk tidur.
"Udah nyerah?", ucap Harry lalu mengalihkan pandangannya ke sebelahnya, Ellie yang sedang merebahkan dirinya lelah.
Ellie hanya menganggukan kepala nya membuat Harry terkekeh, "dasar bodoh", Ellie membuang napas berat. Sudah biasa bagi nya diejek bodoh oleh Harry.
Akhirnya Ellie pun terlelap.
Tiba-tiba bel rumah berbunyi, membuat Harry dengan malas dan kesal pun beranjak dari kasur. Ia membuka pintu rumah nya dan melihat dua pria di sana. Satu pria mabuk dan satunya lagi sadar. "Jaga paman kau ini!", kata salah satu dari mereka lalu melemparkan pamannya-David- ke Harry.
"Baiklah. Terima kasih", Harry membopong David yang sedang mabuk lalu menutup pintu nya. "For fuck's sake David, can you stop getting drunk?", ucap Harry kesal.
"What? I'm not drunk!"
"Yes you fucking are. How can--"
"Shut up, kid. Jangan menasehati ku seakan-akan kau paling suci di dunia ini", ucap David sambil menyeringai.
"Whatever", Harry pun membopong tubuh David menuju kamar David dan merebahkannya di kasur.
***
"Bagimana? Nanti mau ikut?", tanya Harry lalu memakan roti bakar nya.
"Hmm ku rasa tidak. Aku masih banyak tugas", jawab Elena yang juga sedang sarapan itu.
"Oh, ayolah. Jangan jadi anak nerd begitu"
"Baiklah. Tapi aku ngga mau pulang terlalu malam"
"Yes! Jadi ikut ya?", ucap Harry antusias, Elena pun mengangguk pelan.
Harry mengajak Elena ikut ke party temannya. Awalnya Elena memang tidak mau, selain banyak tugas, juga ia sudah pernah merasakan itu. Harry mabuk, melakukan seks dengan wanita lain, lalu pulang malam, dan Elena juga dicuekin membuat Elena jadi malas pergi ke party sama Harry. Tapi karena Harry sudah memaksa-maksa nya sejak seminggu lalu, akhirnya Elena mengiyakan.
"Kamu ngga boleh mabok juga", ucap Elena sambil fokus memotong roti bakar nya.
"Iya sayang ku", ucap Harry yang membuat pipi Elena merona. Elena menundukkan kepala nya, takut kalau Harry melihat pipi nya yang memerah.
Ya begitulah, Elena memang menyukai Harry. Tapi Harry hanya menganggap Elena sebagai saudaranya sendiri. Elena bukan wanita genit yang terus-terusan menggoda Harry agar Harry dapat menyukainya balik. Elena selalu menutupi perasaan itu depan Harry. Entah mengapa ia selalu begitu.
Kampus
Elena memasuki kelas Bahasa Inggris. Elena dan Harry memiliki jurusan yang sama yaitu management, hanya saja mereka terkadang berbeda kelas.
"Good morning class", ucap Mr. Ed menyapa mahasiswa di kelas.
"Morning sir"
"Okay. You can tap your card now", semua mahasiswa beranjak dari kursi dan absen dengan cara tapping card di dekat meja dosen yang sudah tersedia alat nya. "Oh, hm, Ms. Melton?"
Merasa nama belakangnya dipanggil, Elena menengokan kepala nya, "yes sir?", ia berjalan mendekati Mr. Ed setelah absen.
"Kamu masih satu rumah dengan Harry Styles kan?"
"I-iya. Kenapa memangnya?"
"Dia sudah empat kali berturut-turut tidak masuk kelas saya. Sekali lagi ia tidak masuk, ia terpaksa harus mengulang di kelas saya. Tolong beritahukan dia--"
"Excuse me, Sir", ucap seseorang tiba-tiba. Ia membuka pintu kelas dan ngos-ngosan, Harry.
"Harry Styles. Kenapa terlambat?", ucap Mr. Ed.
"Maaf sir, tadi saya harus mengumpulkan tugas dulu ke ruang dosen", ucap Harry sambil mengatur napas nya.
Elena memutar bola mata nya, ia tau Harry berbohong. Jelas-jelas tadi Harry sedang nongkrong bersama teman-temannya.
"Baiklah Styles. Setelah kelas bubar, temui saya dulu ya", ucap Mr. Ed membuat Elena menahan tawa.
"Ba-baiklah", Harry dan Elena pun duduk di kursi masing-masing. Harry duduk di sebelah Elena. "Dia kenapa sih?", tanya Harry.
"Dia siapa?"
Harry memutar bola mata nya, "Mr. Ed"
"Ohh. Katanya kamu tidak masuk empat kali di kelas nya"
Harry tertawa, "Dia dosen ketiga yang akan menegur ku"
"Harry! Jangan begitu. Kasian David sudah menguliahkan kita. Kamu ma--"
"Sstt diam. Liat perempuan di sana. Payudara nya besar juga", kata Harry menatap teman sekelasnya itu tanpa henti.
"Siapa sih? Nora?"
"Yap. Bagaimana menurut mu?"
"Jelek"
"Ap--"
"Mr. Styles, Ms. Melton. If you want to have a talk, you can do it on the outside", ucap Mr. Ed membuat Harry dan Elena terdiam.
"I'm sorry, sir", ucap Elena, sementara Harry tidak peduli. Incarannya kali ini untuk memuaskan diri nya adalah Nora.
---
"Elena, sudah siap?", ucap Harry sambil mengetuk pintu kamar Elena.
"Iya, bentar lagi", jawab Elena dengan nada yang ditinggikan.
Setelah memakai parfum dan menyelempangkan tas nya, ia pun keluar dari kamar nya.
"Wow, kamu.......... jelek sekali", ucap Harry sambil tertawa. Elena hanya memutar bola mata nya.
"Ayo pergi", Elena pun berjalan meninggalkan Harry.
****
how is it guys? xD
btw, happy new yeaaaarrrr!!! SEMOGA TAHUN INI KETEMU ONE DIRECTION & 5SOS AMIN HAHA
dont forget to leave vomment hehe :*
