Pandanganku terasa kabur, wajah beberapa orang yang mengerubuni menatapku tidak dapat ku lihat dengan jelas. Hanya aroma obat yang pekat dapat kukenali.pandangan ku masih belum jelas, kepala ku masih terasa sakit nyeri, anggota tubuhku masih sulit untuk aku gerakkan.
"dia sudah bergerak ! pasien sudah sadar...!" seru seorang wanita didekat ku yang tidak ku kenali. Seketika suara hentakan kaki mendekat ke arahku, pandanganku masih samar-samar.
"Airin? Airin?" panggil seseorang, seorang pria. Aku mencoba menoleh menatap asal suara. Pandanganku mulai jelas. Seorang pria yang tadi memanggil nama "Airin" terlihat panik. Dia memakai jas putih dan memakai kacamata. Perawakannya yang tampan terlihat seperti pria berusia akhir 20an atau awal 30an. Dari pakaiannya bisa ku tebak kalau dia adalah dokter.
"yang lain harap keluar sebentar, suster tolong periksa tekanan darahnya dan bawakan hasil ronsen pasien." Ucap seorang dokter yang terlihat lebih tua dari dokter sebelumnya.
"apa dia baik-baik saja?" tanya dokter muda yang masih terlihat panik.
"dokter Barry, silahkan keluar dulu, nanti akan saya berikan hasil pemeriksaannya". Jawab dokter yang lebih tua.
Dokter muda yang bernama Barry tadi dengan berat langkah menuruti ucapan si dokter tua. Hanya ada dokter yang tua, dua orang perawat dan saya sebagai pasien.
"tekanan darah sangat rendah Dok, 96/66." Ucap seorang perawat yang tadi memeriksa tekanan darahku. Dokter tua itu mengambil senter kecil dari saku jas nya dan menyinarinya ke mataku, tampak silau. Aku hanya bisa diam memandangi aktivitas mereka. Aku tidak mengerti. Aku pasien? Sekarang dirumah sakit? Aku kenapa? Siapa dokter muda tadi? Dan yang paling tidak bisa ku ketahui... siapa aku?
"Airin..." dokter tua itu menatap iba ke arahku. Aku hanya memandang bingung ke arahnya. Aku berusaha bersuara, aku harus bertanya dari semua pertanyaanku.
"dokter... mengenal saya?" tanyaku. Mata dokter tua itu terbelalak bingung menatapku. Dua orang perawat yang sedari tadi sibuk dengan aktivitasnya pun ikut menatapku.
"kau... tidak mengenalku?" dia balas bertanya. Aku menggeleng tak yakin.
Dokter itu semakin bingung menatapku.
"suster, dimana hasil ronsen pasien?"
^^^^
"hilang ingatan? Bagaimana bisa?" tanya dokter Barry tidak mengerti. Sudah jelas bahwa hasil ronsen kepala Airin tidak menunjukkan kesalahan apapun. Tidak ada pembengkakan atau pendarahan di saraf otak bagian manapun. Lalu bagaimana bisa hilang ingatan?
"kami yakin hilang ingatan Airin tidak disebabkan karena gejala benturan, tetapi karena kondisi psikisnya. Ada hal-hal yang mengganggu kondisi pikirannya sebelum benturan itu terjadi, dan ini adalah dampak dari rentetan kejadian itu" jelas Dokter Mario, salah satu dokter senior dirumah sakit Interlace Hospital.
"kondisi psikis Airin?"
Dokter Mario mengangguk. "saya sarankan agar Airin dibawa ke Psikiater, agar ia dapat menjalani Hypnoteraphy. Saya dengar, itu adalah salah satu terapi pemulihan ingatan"
Pintu ruangan tiba-tiba terbuka dengan kasar, seorang pria muda dengan style seperti seorang model pria masuk dengan tergesa.
"kak. Kita harus bicara" ucapnya, tatapannya tegas mengarah ke Dokter Barry.
Saat diluar ruangan....
"kita harus rahasiakan semuanya dari Airin. Biarkan dia kehilangan ingatannya." Ucap dokter muda itu. Dokter Barry menatapnya kaget, tak percaya kalau adiknya akan mengucapkan hal seperti itu.
"Danny... kau..."
"kakak pikir apa yang mengganggu pikirannya selama ini? Ibunya? Masalahnya dirumah sakit? Atau karena kak Barry?"
Dokter Barry terdiam. Ia mencoba mengingat setiap kejadian-kejadian yang selama dua bulan terakhir ini menimpa Airin. Barry sendiri tidak bisa mengatasi persoalan ini, apalagi Airin, seorang gadis lemah yang berusaha terlihat kuat menjalani hari-harinya. Padahal dirinya tidak sanggup menanggung masalah yang datang bertubi-tubi.
"lalu kita harus bagaimana?" tanya Barry akhirnya.
"keluarkan ia dari rumah sakit segera. Rahasiakan tentang dirinya, dan asal usulnya. Jangan biarkan dia datang lagi kerumah sakit ini."
"lalu bagaimana dengan hidupnya? Siapa lagi keluarga yang dia punya?"
"kita yang akan mengurusnya. Dia akan tinggal bersama kita, setidaknya sampai ia dapat mengingat semuanya..." ucapan akhir Danny terdengar kurang yakin.
"aku akan mengurus semua barang-barang yang ada di apartementnya..." sambung Danny.
![](https://img.wattpad.com/cover/59575931-288-k180812.jpg)
YOU ARE READING
AMNESIA
RomanceAirin yang kehilangan ingatannya karena sebuah kecelakaan, tinggal di sebuah rumah bersama dua dokter muda yang tampan. ia berusaha mengingat tentang masa lalunya, keluarganya, dan dari mana ia berasal. ditengah usahanya untuk mengingat, ia malah ha...