Pakaian bawahku sudah terlepas semua, dan pakaian atasku sengaja dibiarkan acak-acakan. Aku dibaringkan diatas meja kerjanya yang sudah ia rapikan dari tumpukan-tumpukan buku dan file-file kerjanya. Kaki ku terjulur menggapai lantai, bergerak tidak teratur ketika rangsangan-rangsangan diberikan kearah vaginaku. Buah dadaku terus dijadikan objek mainan oleh Barry, dicupang, dan di gigit-gigit kecil. Tangan kanannya terus meraba paha bagian dalam ku dan jari-jari tangan kirinya menggelitik klitoris ku.
Ahhn... aku tidak tahan lagi, liang vagina ku sudah ingin dimasuki.
"Barry... mmm" dia menatapku, dan tersenyum.
"aku merindukanmu sayang..." ucapnya, resleting celananya dibuka, dan sesuatu yang ku tunggu-tunggu kini sudah menyentuh luar vaginaku. Aku mendorong memajukan vaginaku kearahnya. Ia tetap saja meneruskan aktivitasnya semula, membiarkan vagina ku menginginkan hal yang lebih.
"Barry..." bisikku.
Dan seketika sesuatu itu menerobos masuk kedalam vaginaku secara tiba-tiba. Rasa kaget, nikmat dan sedikit nyeri, perpaduan rasa yang kurindukan. Ya... aku pernah merasakannya. Merasakan saat sesuatu yang ku tunggu-tunggu, tiba-tiba saja masuk... menjadikan rasa nikmat menjadi sensasi yang lebih dari itu. Aku menikmatinya...
^^^^
Aku masih berbaring di ranjang Barry, ia masih dengan hangat memeluk tubuhku yang tanpa busana ini. Saat-saat seperti ini... apakah dulu kami sering seperti ini? Aku ingin lebih mengingatnya lagi, saat-saat bahagiaku dengan kekasih ku. Aku rasa akulah wanita paling berbahagia di dunia ini, memiliki kekasih yang sangat perhatian dan sangattt baik. Ini bukan mimpi kan? Kalau memang mimpi, aku tidak mau terbangun lagi.
Barry adalah sosok pria dewasa yang bersikap layaknya seorang yang dewasa. Sejak melihatnya dirumah sakit, walaupun aku sendiri tidak mengingatnya, aku tau kalau dia adalah sosok pria idaman wanita. Aku agak kaget saat tau kalau dia sudah menikah, dan istrinya meninggal. Tap aku benar-benar tidak menyangka kalau kini akulah yang bisa menggantikan posisi istrinya. Tapi aku masih ingin mengingat semuanya. Bagaimana kami bisa bertemu? Bagaimana dulu kami berkencan? Dan seperti apa aku dulu sebelum kehilangan ingatan?
Tangan Barry mengusap=usap kulit tubuhku. Mungkin dia sengaja membangkitkan nafsu ku lagi. Tapi tubuhku sekarang benar-benar lelah... kami sudah menghabiskan waktu 2 jam untuk bercinta berkali-kali. Di meja, ranjang, dengan posisi berbeda-beda mendapatkan setiap kenikmatan.
"kau lelah?" tanya nya. Aku mengangguk.
Dia tersenyum maklum. "padahal dulu kau yang selalu bergairah..." ucapnya. Wajahku spontan memerah. Benarkah dulu aku begitu?
"aku dulu... seperti apa? Apakah aku pacar yang baik?"
Barry mengangguk. "ya... kau sangat baik, sangat perhatian, setiap hari aku selalu merindukanmu, walaupun setiap hari kita selalu bertemu. Kau tau? Saat bersamamu dulu, aku paling benci dengan malam. Karena saat itu aku pasti akan berpisah denganmu, dan harus menunggu keesokan harinya untuk bertemu lagi denganmu." Ujarnya.
"kita tidak pernah bertengkar sekalipun... kau sangat menghindari perdebatan dalam hubungan kita. Bahkan saat kau ada masalah karena aku, kau tidak mau memberitahuku, dan hanya menjalaninya sendiri. Kau ini selalu terlihat kuat walaupun sebenarnya lemah, aku selalu takut kehilanganmu. Bahkan saat kecelakaan itu terjadi.... aku pikir aku akan kehilangan orang yang ku cintai untuk kedua kalinya..." sambungnya.inikah perasaannya untukku?
Masalah apa yang terjadi sebelum aku kehilangan ingatan? Kenapa aku tidak memberitahunya?
"aku rasa... aku adalah perempuan yang beruntung memiliki kekasih yang tampan sepertimu, dan juga sangat perhatian... aku rasa wanita-wanita di rumah sakit tempatmu bekerja iri kepadaku." Balasku. Dia tersenyum... senyum yang indah.
YOU ARE READING
AMNESIA
RomanceAirin yang kehilangan ingatannya karena sebuah kecelakaan, tinggal di sebuah rumah bersama dua dokter muda yang tampan. ia berusaha mengingat tentang masa lalunya, keluarganya, dan dari mana ia berasal. ditengah usahanya untuk mengingat, ia malah ha...