AMNESIA II

32.3K 166 0
                                    

"pagi Airin..." sapa seorang perawat dengan mendorong meja kecil berisi bermacam-macam obat-obatan. Aku menoleh kearahnya dan tersenyum. Sudah seminggu aku disini sejak aku tersadar dan tidak mengingat apapun. Selama seminggu ini aku juga sudah terbiasa dengan panggilan namaku, Airin, begitu mereka memanggilku. Kadang aku heran kenapa perawat-perawat dirumah sakit ini tau namaku. Apa karena dokter Barry? Katanya dokter muda yang waktu itu terlihat panik saat aku pertama kali sadar, adalah temanku. Aku sendiri tidak bisa mengingatnya.

"hari ini katanya kau sudah bisa pulang." Ucap perawat itu sambil mengambilkan beberapa obat yang harus ku minum. Perawakan perawat ini sudah agak berumur sekitar pertengahan 40an, cara bicaranya terdengar hangat dan keibuan. Selama tujuh hari ini perawat inilah yang selalu memberitahuku hal-hal yang ingin aku ketahui. Terutama tentang dokter Barry.

"aku masih belum ingat dimana tempat tinggal dan keluargaku, apa tidak ada yang tahu? Apa dokter Barry juga tidak tahu?" tanyaku.

Perawat itu menatapku iba. "mereka masih mencari keluargamu dari kartu identitas yang kau punya" jawabnya.

"lalu aku harus pulang kemana?"

Pintu kamar tiba-tiba terbuka ketika perawat hendak menjawab pertanyaanku. Pria muda berperawakan seperti model pria, dengan tinggi kira-kira 170an, model rambut dengan gaya anak muda di highlight biru dongker terlihat ketika terkena sinar matahari dari luar jendela.

"pagi dokter Danny..." sapa si perawat.

Dokter? Dia lebih seperti model dibanding dokter.

Dokter Danny melihat kearahku, ia menatapku agak lama seperti ada hal penting yang ingin disampaikan, dan akhirnya ia membuka suara.

"kau... tinggal di Hire Apartement. Kami sudah datang kesana dan ternyata sewa mu sudah habis. Jadi untuk sementara mungkin kau akan tinggal bersama kami. Sampai ingatanmu pulih..." ucapnya.

"kami?"

"ah... dia Dokter Danny, adik dari Dokter Barry..." siperawat mencoba menjelaskan.

"jadi... aku akan tinggal bersama dokter Barry dan... anda?" dokter Danny mengangguk.

"agar kami dapat mengontrol pemulihanmu." Ucapnya.

Aku tidak bisa berkata-kata lagi. Kehidupan seperti apa yang dulu aku jalani? Sampai hal ini terjadi padaku. Hilang ingatan dan tinggal bersama dua dokter muda?

^^^^

Aku sampai didepan sebuah rumah type minimalis yang tampak elit namun sederhana. Ini adalah sebuah perumahan, jadi setiap rumah tidak perlu memiliki pagar untuk melindungi kendaraan yang terparkir didepan rumah, karena ada security yang standby 24 jam nonstop. Dokter Barry menjalankan mobilnya masuk tepat kearah pekarangan rumahnya, dan mobil pun berhenti. Dokter Barry dan Danny turun dari mobil, aku mengikuti mereka, tapi sebuah tangan lebih dulu membuka pintu mobil belakang dimana aku berada, tangan dokter Danny.

Ia lalu menuju kearah bagasi mobil dan menurunkan beberapa tas yang berisi pakaian-pakaian yang mereka ambil dari kediamanku sebelum aku hilang ingatan.

"ayo masuk... anggap aja rumah sendiri" ucap Dokter Barry dengan ramah. Dokter Barry memang selalu bersikap ramah selama dirumah sakit. Bukan baik terhadapku saja yang merupakan teman dan juga pasiennya, tapi juga ramah terhadap perawat-perawat dirumah sakit. Dari yang ku dengar dari beberapa perawat muda dirumah sakit yang sedang bergosip, katanya dokter Barry pernah menikah dengan seorang perawat, tapi sudah meninggal 2 tahun yang lalu. Sangat beruntung sekali perawat yang pernah menjadi istrinya....

Aku memasuki rumah tersebut, baru satu langkah memasuki rumah aku merasa ada keadaan dejavu, apa aku pernah kesini sebelumnya?

"dokter, apa aku pernah datang kesini sebelumnya?" tanyaku. Sontak dokter Barry dan Danny menatapku.

AMNESIAWhere stories live. Discover now