Kejadian dengan Danny semalam membuatku tak habis pikir tentang diriku sendiri. Apakah dulu kami sering melakukannya? Di belakang Barry, kakaknya? Apa mau ku sebenarnya?!
Tapi jujur ada kepastian yang ingin ku dapatkan, dan Danny pasti mengetahui segalanya tentangku, tentang aku yang seperti apa, tentang semua ini... Dan hilangnya ingatan ini??
Tapi bagaimana caranya mencari informasi dari Danny?
^^^
Hari ini Barry tidak kembali ke rumah, ia mengatakan lewat telepon bahwa masih ada pekerjaan dirumah sakit dan kemungkinan malam ini pun dia tidak pulang. Hanya aku dan Danny, setidaknya sampai sore ini sebelum ia kembali kerumah sakit.
Bisakah aku sedikit memancingnya?
^^^
Aku berdiri didepan kamar Danny, berusaha mengetuknya, setidaknya berbasa basi untuk sarapan bersama?
Hah.... Apa dia mau makan makanan yang ku buat? Dia kan tau bahwa aku tidak bisa masak, ya katanya l dari dulu, dia telah tau dari dulu, bahkan sebelum Barry. Lalu ada apa sebenarnya antara aku dengan dia?
Teman lama? Apakah hanya seperti itu? Dan bagaimana dengan yang kemarin itu? Dan mimpi itu?
Seketika pintu kamarnya terbuka, menghilangkan segala pertanyaan - pertanyaan dibenakku.
Dia menatapku yang seketika salah tingkah dengan tatapan tajamnya.
"kau tahu kan aku tidak suka kalau kau masuk ke kamar ini? "
" I... Iya, aku cuma, mau mengajakmu sarapan ", kataku canggung.
" sarapan? " dia bertanya dengan senyum meremehkan." atau kau ingin seperti yang semalam? " tangannya mulai merangkul pinggangku, dan menarik tubuhku kearahnya.
Aku tidak melawannya, tidak tahu kenapa, tapi ada perasaan seperti inilah yang ku inginkan.
Berada dipelukkan seorang pria gagah seperti ini. Aku menatapnya seolah ingin mencari tahu seperti apa dulu saat kami dalam posisi ini sekarang.
"apakah kita bisa melakukannya didalam? " tanyaku.
" tidak ". Ucapnya, dan ia langsung merapatkan tubuhku kearah tembok.
" bukankah Barry juga melakukannya denganmu seperti ini? ". Tanyanya sambil mencumbuiku yang terpojok ketembok.
" Danny, stop...! " kataku, sedikit berontak, tetapi keinginanku untuk dilanjutkan.
" stop, katamu? " tangannya tiba-tiba menyingkap pakaian bawahku dan mempermainkan jari-jarinya diliang vaginaku yang, sial, sudah mulai basah ." aku yang paling tau keinginanmu, Airin " bisiknya dengan penuh desahan ditelingaku.
" Danny, aku..aku akan melakukannya denganmu, tt.. Tapi, beritahu aku, tentang aku yang kau ketahui ". Kataku terbata, karena kenikmatannya, dan karena kegugupanku.
Seketika aktivitasnya berhenti, cumbuan dan desahannya, serta jari-jari nakalnya yang tadi menggelitik daerah sensitifku.
" kau ingin membuat penawaran denganku? " pertanyaannya, lebih tepatnya seperti sebuah ejekan darinya.
Ah, tidak, aku tidak ingin berhenti seperti ini, Airin apa yang kau lakukan, pertanyaanmu menghentikannya.
" ya, aku membuat penawaran ". Bodoh! Kenapa aku berkata seperti itu.
" ooh... " ejeknya lagi." dan bagaimana jika aku tidak setuju? " lanjutnya.
Aku terdiam.
Tidak akan ada kejadian seperti semalam? Tidak, aku menginginkannya.
Aktivitas ini berakhir seperti ini saja? Sial... Aku menginginkannya.
Tapi, masa lalu ku? Ingatanku?
" dengar, Airin, tetaplah seperti ini, kau sebagai kekasih Barry, dan kita bisa seperti ini... " dia kembali menarikku dalam pelukannya, tangannya kembali bergerilya disetiap lekuk tubuhku. Ah, persetan! Aku menginginkannya!
Aku merangkulnya, membalas cumbuannya dibibirku, panas, kasar, aku tidak ingin berhenti.
Danny mengangkat tubuhku, ia membawaku kekamarku, membaringkanku, tetapi tidak memberikanku ruang untuk melepaskan cumbuannya.
"Danny..., ahh.. Shh ", sial. Kenapa aku mendesah memanggilnya.
Danny menghentikan cumbuannya lagi, kenapa? Apakah aku melakukan kesalahan lagi?
" diam lah... " jari-jarinya bergerak dari bibirku kearah dadaku. Tidak Danny, aku ingin yang tadi.
Ia tiba-tiba meraih sesuatu dari kantong celananya, sebuah dasi?
Ia melilitkannya, menutup kedua mataku dengan dasi itu. Kembali mencumbuiku, kembali jari-jari tangan nakalnya menggelitik daerah sensitifku. Ah, Danny, kenapa harus denganmu aku seperti ini?
Dia menekan kedua buah dadaku, sakit, tapi, ahh... Sial, kenapa jari-jarinya bisa sekaligus mempermainkan putingku.
Aku ingin lebih, aku tahu Danny pasti sadar bahwa bagian dalamku sudah bergejolak.
^^^
Danny baru saja melepas ikatan dasinya yang menutupi mataku, ia sudah berpakaian, sedangkan keadaanku setengah telanjang dengan cairan hasil kegiatan kami pagi ini.
Aku harus membersihkannya segera, aku takut jika tiba - tiba Barry kesini . Ia melakukan hal yang berbeda dari Barry, tapi aku sangat menikmatinya, kasar dan panas.
Ia keluar dari kamar begitu saja. Seperti tidak terjadi apa-apa.
Danny, apa maksud ucapanmu tadi? Tetap menjadi kekasih Barry dan melakukannya denganmu? Apakah aku wanita yang seperti itu Danny? Makanya kau merahasiakan masa lalu ku?
^^^
Pagi itu, suasana sekolah ntah kenapa agak sedikit berbeda. Para anak perempuan sudah dari tadi sibuk bolak-balik ke toilet, hanya sekedar merapihkan rambut, dan berdandan? 'Hei. Bukan kah kita masih pelajar menengah pertama?' pikir seorang anak perempuan yang hanya sibuk memperhatikan tingkah teman-temannya dan tak lepas dari buku yang ia pegang.
'kau pasti akan menyesal '. Ucap salah satu temannya dengan wajah yang sudah berwarna.
' oh my gosh! Apakah tidak ada razia hari ini? Kalian memakai Lipstik?' ucapnya sambil menahan senyum.
'kau tau kan hari ini, hari spesial? '. Jawab temannya.
' ya, ya, hanya karena seorang murid pindahan? '
Temannya mendelik kesal.
' seorang Rich man, darling".
Anak perempuan itu tidak terlalu peduli dengan apa yang dikatakan temannya. Rich Man? Kita masih seorang pelajar, apakah akan menikah besok?.
'hei, dengar, Airin, bukannya kau yang ingin sekali keluar dari lingkungan ini? Menikah dengan orang kaya raya, dan meninggalkan ibumu? Ini kesempatanmu '.
^^^
Lagi lagi mimpi aneh, anak gadis itu, Airin? Apakah itu aku?
^^^
YOU ARE READING
AMNESIA
RomanceAirin yang kehilangan ingatannya karena sebuah kecelakaan, tinggal di sebuah rumah bersama dua dokter muda yang tampan. ia berusaha mengingat tentang masa lalunya, keluarganya, dan dari mana ia berasal. ditengah usahanya untuk mengingat, ia malah ha...