Part 2 (Kevin pov)

172 9 0
                                    

Kevin Aditya Elfman. That's my name. Banyak perempuan bilang aku ini tampan *terlalu pede kamu kev (plok)* fisikku? tidak terlalu tinggi, putih, rambbut seperti justin bieber, lebih ganteng gue kayaknya *Kevin gila! (getok kevin)* aku punya lesung pipi disebelah kiri.

Echa. Ya, nama itu yang selalu membuat aku terbayang akan wajahnya yang sangat manis. Seorang anak dari pemilik perusahaan swalayan di Jakarta yang cukup terkenal. Wajahnya yang sukses membuatku selalu bermimpi akan dia. Aku sempat memilikinya, walau anya seminggu tapi aku bangga pernah memiliki dia. Cerita tentang kehidupan pribadi ku, aku kakak 1 dari 3 bersaudara, adik ku yang lelaki bernama Reynaldi Aditya Elfman dan yang perempuan bernama Siska Cantika Elfman. Sekarang aku sedang duduk dibangku SMP, SMP Budi Dharma II.

Vio Anandita Putri, aku kenal anak itu, cerewet, bawel, ribet, tapi sebelum aku mengenalnya aku berfikir anak itu pendiam, dan sekarang aku tarik semua kata kataku. Aku tau dia menyukai ku sejak kelas 8 dan aku juga tau sampai sekarang dia masih menyukai aku. Dia baik, periang, pintar, tapi.. Entah kenapa semua itu hanya bisa membuat ku kagum kepadanya. Menurut kalian aku menyukainya? OH TIDAK! Dia sangat sangat jauh dari kriteria perempuan idaman ku. Kriteria perempuan idaman ku: kece, gaul, dan manis lebih tepatnyaa. Vio emang punya semuanya, tapi dia terlalu cinta dengan buku-uku pelajaran, apa jadinya kalo aku berpacaran dengan dia? Mungkin dia lebih memilih buku daripada aku.

--------------------------------------------------OOO-----------------------------------------------

'Vin! Tembak aja udah tuh!' ucap Rama. Sh*t apa-apaan si Rama.

'Iya udah sana!' lanjut Farrel.

'Apaan si orang gue gak suka' jawab ku

Jujur, emang aku gak suka sama dia. Aku hanya mengagumi kepintarannya saja, tidak lebih.

'Terus gimana?' tanya Farrel

'Gimana apanya, orang gue gak suka.  Cuma anggep temen' ucap ku. Tiba-tiba Rama mematikan speaker yang dia setel, 

'Hah? Apaan Vin? Ulang coba?' suruh Tama.

'Apaan? Gak kedengeran! Coba ulang!' lanjut Farrel.

'Cuma temen, eh sahabat deh'  ucap ku dengan suara lantang

Aku gak peduli dia berfikiran apa tentang aku, toh itu emang kenyataan kalo aku emang gak suka sama dia.

'Hah ulang ulang?' suruh Farrel, Farrel mendorong gue kebelakang kelas, mendekatkan diriku ke arah Vio. What  the hell! Apa maksudnya?

'Rel, lo apa-apaan sih' bentak ku

'ulang kata kata yang barusan!' suruh Farrel.

'Gue cuma anggep dia sahabat'

'Siapa yang lo anggep sahabat? Ucapin namanya!' bentak Farrel.

Farrel!! Aku benci kau!

'Tama' elak ku.

'Bukan! Tadi kita lagi ngomongin cewe'

'Ah iya iya, cewe' ucap ku

'ya siapa? bodoh!' bentak Rama.

'Ya cewe, cuma sahabat, sahabat! Eh nanti orangnya sakit hati lagi! Udah kan? Puas? Bacot kalian!' ucapku kepada Rama

Dari depan kelas, aku melihat mata yang awalnya ceria tiba-tiba meredup, aku gak tau aku salah ngomong atau nggak. Aku hanya mengungkapkan apa yang ada difikiran ku tanpa berfikir panjang. OMG! udah berapa kali aku membuat gadis itu terluka. Eh tapi kenapa aku kefikiran dia? ah udahlah aku gak suka sama dia.

Dari luar kelas aku mendengar Farrel berteriak

'Cuma temen!'

Oh god, Farrel itu bodoh atau gimana sih. Apa dia gak tau, dengan dia mengucapkan kata-kata itu bisa ngebuat hati perempuan itu sakit berkeping keping. Temen gue yang satu ini emang rada bodoh. Dia emang ganteng, harus aku akuin emang dia lebih ganteng dari gue. Tapi aku gak bisa nerima dia se-enaknya maksa dan teriak depan Vio kayak gitu. Tunggu. Apa yang aku fikirkan? Argh sudahlah, ini hanya mempersulit masalah.

Give me your love, please!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang