Part 6

14 3 0
                                    

VIO POV

Tarian dan nyanyian air hujan menemaniku dalam kotak berjalan ini. Sembari menunggu green sign itu, aku menyalakan radio dan menyusuri mataku memandang pemandangan yang tak asing dimatakku. Segerombolan anak dengan seragam putih-biru berteduh di halte. Aku tersenyum melihat mereka, mengingat kembali apa yang pernah terjadi dalam hidupku. Kotak bediri itu menunjukkan green sign-nya. Aku meluncurkan mobilku dan menikmati nyanyian yang diputarkan siaran favoriteku

Loving can hurt, loving can hurt sometimes
But it's the only thing that I know
When it gets hard, you know it can get hard sometimes
It is the only thing that makes us feel alive

We keep this love in a photograph
We made these memories for ourselves
Where our eyes are never closing
Hearts are never broken
And time's forever frozen still

So you can keep me
Inside the pocket of your ripped jeans
Holding me closer 'til our eyes meet
You won't ever be alone, wait for me to come home

Loving can heal, loving can mend your soul
And it's the only thing that I know, know
I swear it will get easier,
Remember that with every piece of you
Hm, and it's the only thing we take with us when we die

Aku menyesapi tiap bait lagu yang dilantunkan penyanyi berkulit putih itu. Bahkan semua ingatan sepanjang hidupku yang sangat melekat aku masih mengingatnya. Masa masa putih-biru bahkan putih-abu abu, aku masih sangat mengingatnya jelas. Hingga masa-masa dimana aku menjadi seorang mahasiswi.

Hm, we keep this love in this photograph
We made these memories for ourselves
Where our eyes are never closing
Hearts were never broken
And time's forever frozen still

So you can keep me
Inside the pocket of your ripped jeans
Holding me closer 'til our eyes meet
You won't ever be alone

And if you hurt me
That's okay baby, only words bleed
Inside these pages you just hold me
And I won't ever let you go
Wait for me to come home

Menyesapi tiap baitnya dan mengingat memori-memori terindah dalam hidupku. Jika kebanyakan orang bilang bahwa masa-masa paling indah dalam hidup adalah masa-masa dimana kita memakai seragam putih-abu abu, tetapi aku akan mengatakan bahwa masa paling indah dalam hidupku adalah saat dimana aku memakai seragam putih-biru. Masa dimana aku sangat menikmati indahnya meranjak dewasa, mengenal kata 'cinta' dan bahkan mengenal sahabat. Itu adalah masa terindah dalam hidupku sejauh ini.

Aku memasuki apartemenku yang sudah hampir 2 tahun aku tinggali. Tercium bau masakan dari dapur. Aku sangat tau siapa yang berada didapurku.

"Assalamualaikum, i'm home"

"Wa'alaikumsalam sayang" ucap lelaki manis dihadapanku

"Udah lama ya? Wangi banget masakan kamu" ucapku sambil merapihkan jas putihku

"Lumayan, kamu gak mau aku jemput jadi aku kesini aja masakin kamu hehehe" ucapnya sambil tersenyum manis ke arahku. Jika kalian berpikir dia suamiku, kalian meleset. Aku akan memanggilnya hubby sekitar setahun dari sekarang. Ya, i'm already engaged. He is the reason why i usually smile like an idiot person, he is part of my life.

Flashback

"Lo mau nggak jadi pacar gue?" kata laki-laki dihadapan ku ini, mengenalnya selama dua tahun bukanlah waktu yang cukup untukku untuk tidak menolaknya. Tapi ada perasaan lain dihatiku, aku masih belum bisa menerima siapapun dalam hatiku setelah rafa memutuskanku secara sepihak

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 27, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Give me your love, please!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang