Part 1 (Vio pov)

317 8 2
                                    

'Aaaaa, buku catetan ipa gue kemanaaa? gimana bisa belajar kalo giniiii?'

Disaat besok harus ulangan ipa kenapa buku itu harus ilang? nyusahin aja! Harus gimana nih, cuma bisa belajar dari catetan diri sendiriii

'Lo kenapa vi?' tanya Oca

'Buku catetan gue ilang Caaa, bisa mati aku kalo itu beneran ilang' jawabku sambil mencari-cari buku berwarna hijau 

'Apaan? Buku catetan ipa? Tuh dipake Farrel!' 

'ASTAGA! FARREEEEELLLLL!!' teriak ku dengan suara lantang

'Hei! Bisa gak  sih gak usah teriak teriak? Aku lagi belajar!'

'Harusnya lo yang nyadar, lagi pake buku catetan gue tanpa bilang!!' jawabku dengan kesal

'Ehiya, tadi udah bilang pas dikantin, tapi lo malah jalan terus. Yaudah gue anggep lo udah setuju kalo gue pinjem buku ini'

'Eh lo tuh nyebelin banget sih, harusnya bilang lagi. Gue tuh gak denger'

'Iyeiye maaf. Yaudah gue pinjem dulu ya cantik, nanti dibalikin kok. Eh iya minta tolong kirimin foto-foto catetan lo ke whatsapp gue yaaa. Makasih Vio' jawab Farrel dengan gaya sok imut-nya

'iye' 

Aku terus mencibirnya dengan kata kata pedas. Aku tak peduli dengan tertawaan-nya dia saat melihat aku terus mencibirnya. Tanpa disadari ada sepasang mata yang menatapku dengan sinisnya.

***

Temen-temen aku bilang aku itu orang yang paling repot dikelas, kerja kelompok, pergi, ulangan, bahkan masalah cowok! Dari dulu itu udah jadi julukan aku sampe sekarang.

Aku, Vio Anandia Putri, adalah seorang siswa di SMP Budi Dharma II, SMP yang terkenal dengan ekstrakulikuler volly-nya karna 4 tahun berturut turut memenangkan Juara 1 se DKI-Jakarta. Aku juga bagian dari mereka, yaa walaupun tidak terlalu jago tapi cukup bisa menjaga pertahanan laaahh. Aku tidak terlalu pintar, tapi aku masih mampu mempertahankan posisi ku di 10 besar. Aku itu orang yang paling ribet dalam segi penampilan, tapi tidak dengan bolak-balik kesalon hanya untuk memanjakan diri. Aku lebih baik memilih untuk duduk dengan ditemani laptop dan cemilan dibandingkan harus bolak-balik salon, bolehlah sekali-kali, tapi untuk bolak-balik sepertinya tidak.

Penampilan fisikku? Uh, kulit sawo matang, tinggi rata-rata orang Indonesia 155cm. Rambut lurus sebatas pinggang yang lebih sering aku biarkan tergerai. Aku cantik? Uh ternyata tidak. Buktinya aku tidak bisa melumpuhkan laki laki bernama KEVIN ADITYA ELFMAN. Menunggu selama setahun dan hanya diberikan harapan palsu? PHP? Menyedihkan bukan?

***

'Oper!' ucapku kepada pemian yang lain.

'Ayo Nadaaa! Tendang, oper, masukin!!!!' ucap seseorang disana.

'eh pelanggaran bel!' ucapku dan pemain yang lain.

'tendangan finallty' ucap pak imron.

Saat yang sangat menegangkan, dan... "GOAL!" sorak sorak penonton dipinggir Lapangan. Tak terasa permainan futsal perempuan pun selesai dengan skor 1-0. Kelompok ku yang menang! Baguslah.

 ---OO--

Detik demi detik, menit demi menit, dan jam demi jam, tak terasa 15 menit lagi bel pulang. Kringggggg!! 'Bapakkkk bentar, belom selesai' ucap Oca. 'Udah udah ayo kumpulin,  ngerjain gitu aja pake lama' ucap guru bahasa indonesia. Guru Bahasa Indonesia ini salah satu guru favorite anak-anak 9A lho! . Dan yap!  Disinilah aku sekarang. Dikelas dengan sekumpulan orang-orang yang sedang menyibukkan dirinya dengan yang dia lakuin. Kevin, Tama dan Farrel sedang asik bermain game dipojok depan kelas. Rama? Dia lagi sibuk ngurusin mantannya yang di 9B itu, katanya sih mau ngejelasin sebab mereka putus, eh gak tau lah urusan mereka. Aku, mawar dan Ariq sibuk dengan tugas seni rupa yang menyebalkan ini. Tugas yang sangat melelahkan, bayangin kita ngerjain tugas ini udah 3 minggu tapi hasilnya masih setengah, bahkan kita belom buat latar belakangnya. Huah! Gak tau deh itu gak penting.  Harusnya kita kerja kelompoknya gak cuma bertiga aja, ada Clara, Risa, sama Bella juga. Clara lagii ada rapat panitia buku tahunan, Bella les, Risa lagi ngomongin marching sama guru senirupa itu, selain jadi guru senirupa dia itu guru agama juga penanggung jawab sebagai pembimbing maching band disekolah ku.

'war, gue pulang duluan ya. Ayah udah jemput' ucap Ariq.

'yaudah' jawab Mawar. 

Alhasil, dikelas tinggal aku, Mawar, Farrel, Kevin, Tama, sama Rama. Kenapa  harus ada Kevin? Farrel? Rama? Firasat buruk nih. Tiba-tiba Rama ngomong ke Kevin

'Vin! Tembak aja udah tuh!' ucap Rama. Aduh apa apaan sih ini, maksudnya itu siapa? Aku? Kayaknya sih aku,siapa lagi kalo bukan aku, dan sekarang aku ada disini bareng mereka, 

'Iya udah sana!' lanjut Farrel. 'Apaan si orang gue gak suka' jawab Kevin.

Kalo itu udah pasti, aku tau kalo Kevin bakalan bilang kayak gitu, aku hanya pura-pura diam dan tidak mendengarkan celotehan mereka, padahal daritadi aku mendengarkan semua yang mereka ucapkan.

'Terus gimana?' tanya Farrel ke Kevin.

'Gimana apanya, orang gak suka disuruh nembak. Dia cuma temen' ucap Kevin. Tiba-tiba Rama mematikan speaker yang dia setel, 

'Hah? Apaan Vin? Ulang coba?' suruh Tama.

'Apaan? Gak kedengeram! Coba ulang!' lanjut Farrel.

'Cuma anggep temen, eh sahabat deh'  ucap kevin.

Hah? Manusia macam apa dia? Aku hanya dianngap temen? Dan akhirnya sahabat? Deket aja bentar doang, kalo dianggep sahabat kayaknya nggak deh, tapi kenapa dia anggep aku sahabat? (jawabku dalam hati)

'Hah ulang ulang?' suruh Farrel, Farrel mendorong Kevin kebelakang kelas, mendekatkannya kepadaku. What  the hell! Apa maksudnya?. 

'Rel, kamu apa-apaan sih' bentak Kevin.

'ulang kata kata lo!' suruh Farrel.

'Gue cuma anggep dia sahabat'

'Siapa yang lo anggep sahabat? Ucapin namanya!' bentak Farrel.

Farrel kamu itu apa apaan sih! Awas ya, liat nanti kalo kamu sampe bikin aku kesel.

'Tama' ucap Kevin.

'Bukan! Tadi kita lagi ngomongin cewe'

'Ah iya iya, cewe' ucap kevin.

'ya siapa? bodoh!' bentak Rama.

'Ya cewe, gue cuma anggep sahabat, sahabat! Eh nanti orangnya sakit hati lagi!'.

Hah? Apaan sih maksud dia? Aku bisa berbicara apa saja kalau aku kesal. Sakit hati? Diem deh! Kamu gak tau apa apa tentang hati aku Vin. Kamu seenaknya ngomong kayak gitu didepan aku? Hello aku didepan kamu lho, dan aku denger semuanya! SEMUANYA!. "ah udah ah, bastard kalian!" Kevin pergi meninggalkan Farrel .

Farrel mendekat kearah ku, "Cuma temen!" ledek Farrel. Sialan orang ini!. 'eh Ram, bentar bentar. Matiin speakernya dulu. Gue mau setel lagu buat Vio' ucap Farrel. Eh anak ini menyebalkan sekali! Ini dikelas! Dan disini masih ada Kevin. Tiba-tiba terdengar lagu Cakra-Harus terpisah dan kelas seketika sunyi tanpa suara.

*sendiri, sendiri kudiam diam dan merenung. Merenungkan jalan yang kan membawa ku pergi, pergi tuk menjauh menjauh darimu,  darimu yang mulai berhenti, berhenti mencoba, mencoba bertahan, bertahan untuk terus bersamaku. Ku berlari kau terdiam, ku menangis kau tersenyum....*

'ku duduk dibelakang kau didepan, ku terdiam kau tertawa hahahaha' ledek Farrel  kepada ku. Anak ini! CLARAAAAA! Gebetan kamu nih! Sialan cadel aja blagu. Pake nyanyi nyanyi segalaan.

'Farrel! Lo tuh apa apaan sih!' ucapku.

'wow! Hahahahaha' ledek Farrel.

Awas kau Farrel. Tapi... ada segi positifnya juga sih. Aku emang sakit hati dibilang cuma sahabat dan dia bilang 'eh nanti dia sakit hati', enteng sekali omongan dia. Dia fikir aku boneka? Aku manusia yang punya telinga dan mata! Aku juga punya perasaan! Jadi aku denger dan liat apa yang kamu omongin dan lakuin ke Farrel tadi. Aku memaki diriku sendiri. Rasanya aku ingin tampar muka dia sekarang. Dia fikir nunggu selama 11 bulan dan dicampakin gitu aja, enak? Nggak! Dan sekarang udah kebukti kalo Kevin emang brengsek *ups. 

Give me your love, please!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang