part 4

11 0 0
                                    

"hany, cepat kebawa sepupu-sepupumu sudah pada datang, sana sapa mereka". Teriak eommaku depan pintu kamarku

Malam ini sedang diadakan pesta keluarga yang sudah menjadi tradisi keluarga kami setiap tahunnya. dimana Keluarga besar kami berkumpul dalam satu tempat dan tahun ini pestanya diadakan dirumahku. Iya sekarang aku sedang ada di Makassar, 3 hari yang lalu orangtuaku menyuruhku pulang untuk menghadiri acara ini. Dengan memakai dress biru selutut dan highless 15 cm serta rambut panjangku yang kuurai aku menyapa satu persatu keluargaku dan kini aku menghampiri sepupuku anak dari saudara laki-laki eommaku.

"Hay Lhinda. Apa kabar???". Kamipun berpelukan

"baik-baik aja. Hemm kamu makin cantik aja Han".

"makasih... Maaf bangetz iya Lhin, saya ngak sempat hadir diacara pernikahanmu. Dw Suamimu mana???,,kenalin donkz".

"iya ngak apa-apa kok. Hemmm dia sedang ke toilet, ntar saya kenalin".

"iya udah low dia udah datang bawa ke aku, aku kesana dulu iya Lin".

Saat saya asyiek bercengkrama dengan sepupu-sepupuku yang lain, kudengar Linda memangilku, saat aku berbalik aku sangat kaget melihat cowok disampingnya begitupun cowok itu kaget melihatku.

"Hany, kenalin ini suamiku".

Aku tambah kaget mendengar Linda memperkenalkan cowok itu sebagai suaminya. Kuatur napasku dan mencoba bersikap tenang.

"Hay, aku Hany sepupunya Linda". Kujulurkan tanganku padanya dan mencoba tersenyum ramah.

"Danu". Jawabnya dengan suara sedikit gemetar.

"Lin, aku keatas dulu iya, HPku Lowbet". Segera saja aku pamit dari hadapan Linda, rasanya aku akan ambruk jika lama-lama berdiri dihadapan mereka, hatiku rasanya sakit bangetz, sesak dan kurasa mataku mulai perih.

Sekarang aku sedang ada dibalkon rumahku, , kuhirup dalam-dalam udara yang ada disekitarku mencoba menghilangkan sesak dihatiku dan memandangi langit malam yang tak berbintang mencegah agar air mataku tak jatuh, dan tiba-tiba kurasakan sebuah tangan melingkar dipinggangku.

"aku merindukanmu, sangat merindukanmu Hany".

"apa yang kamu lakukan????". Kucoba melepaskan tangannya dari pinggangku namun dia begitu kuat memelukku.

"kumohon biarkan seperti ini sebentar saja, aku sangat merindukanmu, merindukan aroma parfummu yang selalu menghangatkan hatiku". Kurasakan bahuku basah, iya Danu sedang menangis.

"Danu kumohon jangan lakuin ini, kita tak punya hubungan apa-apa lagi, kini kau adalah suami dari sepupuku. Dan nanti ada orang yang melihat kita, aku tak ingin menjadi perusak hubungan orang". Diapun melepaskan pelukannya, dia membalikkan badanku membuatku harus menatap matanya yang sembab.

"Hany maafkan aku, aku tahu aku telah sangat melukai hatimu tapi aku tak punya pilihan lain Hany. Maafkan aku".

"apakah kau tahu??,,aku seperti orang gila mencarimu kemana-mana. Aku hampir mati karena tak makan dan tak tidur hanya menangis dan menangis. Aku seperti mayat hidup selama berminggu-minggu semuanya karena sakit yang kau torehkan dalam hati ini".

"aku tahu, aku tahu. Maafkan aku".

"kamu tahu tapi kamu tidak menghubungiku dan membiarkanku hidup seperti itu??".

"aku tak berani. Aku benar-benar takut untuk menghadapimu. Hatiku sangat sakit melihatmu seperti itu".

"kamu jahat Nu. Jahat. Kamu tega lakuin ini semua padaku,,hikzhikzhikz". Akupun tak mampu lagi membendung tangisku,, aku terperosot duduk dilantai, kurasakan Danu memelukku dan kini aku menangis menengelamkan wajahku didadanya.

"maafkan aku. Maafkan aku. Maafkan aku". Danupun ikut menangis

Setelah beberapa saat kami terlarut dalam tangis masing-masing. Aku mencoba menarik tubuhku dari pelukannya. Kuberanikan diriku menatap wajahnya. Wajah yang selalu kurindukan. Sedikit demi sedikit danu mendekatkan wajahnya ke wajahku, diampun menciumku dan entah setan apa yang merasukiku akupun membalas ciumannya meluapkan rasa cinta dan rindu diantara kami. Seakan tersambar petir aku langsung mendorong tubuh Danu.

"kita tak boleh melakukan hal ini. Ini salah".

Kini kami berdua duduk bersandar ditembok. Suasana diantara kami hening, tak ada yang mau berbicara. Hanya suara hembusan angin yang terdengar. Cukup lama keheningan itu sampai aku mencoba memberanikan diri berbicara.

"malam ini adalah malam terakhir kita bersama. Mulai besok dan seterusnya kamu bukan lagi kekasihku tapi sepupuku".

"kamu tahu???,,aku memang menikahi sepupumu namun selama 3 bulan pernikahan kami aku tak pernah menganggap dia sebagai Linda tetapi menganggapnya sebagai dirimu".

"Danu itu salah. Perasaan linda pasti terLuka jika kau memperlakukan dia seperti itu. Cukup aku yang kau sakiti jangan kau sakiti juga sepupuku".

"aku benar-benar tak bisa melupakanmu, aku sangat mencintaimu Hany. Aku tak bisa melihat cewek lain karena dimataku hanya ada dirimu".

"PLAKK. Sadar Danu. Kau harus bisa mempertanggungjawabkan pilihanmu. Pilihanmu untuk menikahi Linda dan meninggaLkanku.". mendengar kata-katanya tanpa sadar membuatku melayangkan tanganku kepipinya.

"tapi aku tak mencintai Linda. Aku mencintaimu".

"jika benar kau mencintaiku. Buktikan"

"caranya???"

"bahagiakan Linda, terima dia dalam hidupmu, belajarlah mencintai dia, dan jadilah laki-laki yang mampu mempertanggungjawabkan keputusannya".

"tapi".

"tak ada tapi-tapian. Dan satu lagi, sekarang aku sudah menemukan penggantimu dihatiku. Dia baik,, suka semua yang aku suka,, pokoknya dia lebih baik darimu". Setelah mengatakan itu aku meninggalkan Danu dan masuk kekamarku, kerebahkan tubuhku ditempat tidur.

"tok,, tok,, tok...Hany bisa aku masuk????".

"iiiya...masuk saja, pintunya tidak dikunci kok". Aku gugup mendengar suara Linda.

Linda duduk dipinggir tempat tidurku. Aku bangun dari tempat tidur dan ingin melangkahkan kakiku ke lemari riasku ingin memperbaiki make upku yang kuyakini sudah tak karuang tapi langkahku terhenti saat Linda berhambur memelukku.

"Maafkan aku,, maafkan aku Hany..hikzzhikzz".

"Lin, ada apa???,,kenapa kamu minta maaf??". Kududukkan kembali dia ditempat tidur dan akupun duduk disampingnya.

"Maafkan aku. Karena aku kamu dan mas Danu harus menderita seperti ini".

"Maksudmu???".

"aku mendengarkan semua pembicaraan kalian tadi". DEG,, jantungQ serasa disetrum Listrik 100 watt.

"tidak lama saat kamu naik keatas, aku melihat mas Danu juga naik. Dari awal kalian bertemu tadi aku sudah merasakan ada keganjalan dan aku mulai mengingat-ingat nama cewek yang selalu disebut-sebut mas Danu itu sama dengan namamu, jadi untuk memastikannya akupun berinisiatif untuk mengikuti mas Danu".

"Han. kamu tahu, Mas Danu sering bangetz salah memanggil namaku dengan namamu. Dia sering sekali mengingau memanggil namamu".

Aku benar-benar syock mendengar kata-kata Linda. Mulutku terasa kaku untuk mengucapkan satu kata saja.

"Maafkan aku. aku tak bermaksud mengusik rumah tanggamu".

"tidak. Kamu tak sepantasnya meminta maaf. Justru aku yang harus minta maaf telah merebut dia darimu".

"itu bukan salahmu. Mungkin kami memang ditakdirkan tak berjodoh".


Ketika Cinta Harus PergiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang