Part 3

9 1 0
                                        

Aku senyum-senyum sendiri didepan NB melihat foto-foto berdua kami di pantai tadi. Dan tak kusadari kakak iparku masuk kamar.

"wawww... romantisnya". Ucapnya yang sontak membuatku kaget.

"u..u..u...unnie". ucapku gugup

"apa cowok ini yang selalu mengantarmu pulang???". Ucapnya seakan menyelidik.

"i..i..iya,, unnie kok tahu kalau aku sering diantar pulang???".

"aku sering melihat kalian dijendela, dan aku juga pernah melihatmu disebuah restoran". Mendengar ucapan unnie Rasanya aku ingin menghilang dihadapan unnieku ini sekarang juga, rasa takut yang sejak dari tadi menyeruak kini telah menggerogoti seluruh tubuhku membuat jantungku berdetak tak sesuai irama lagi. Perlahan kuatur napasku dan kuberanikan untuk bertanya.

"jadi unnie selama ini tahu kalau aku punya pacar???"

"iya begitulah". Sambil tersenyum

"apa kakakku juga tahu akan hal ini???", tanyaku dengan nada harap-harap cemas gitu.

"tidak. Kakakmu tidak tahu. Aku tak pernah memberitahukannya Karena aku tahu betul sifat kakakmu" ada perasaan lega yang hadir setelah mendengar penuturan unnieku.

"apa unnie mengizinkanku pacaran??" tanyaku gugup

"asalkan pacarannya secara sehat dan tidak menganggu kuliahmu aku izinkan. Lagian kamu sudah dewasa sudah bisa membedakan yang benar dan yang salah". Setelah Mendengar ucapannya aku langsung memeluknya.

"berjanjilah padaku untuk menjaga kepercayaan unnie".

"iya unnie. Aku janji". Akupun melepaskan pelukanku. Aku menceritakan semua tentang Danu, pertemuan kami, dan lainnya itu karena unnie yang memintanya.

"jadi sudah 1 tahun hubungan kalian. Sudah lama iya". Sambil melihat foto-foto waktu anniversary kemarin.

"iya unnie".

_ * * * _

5 bulan telah berlalu sejak kejadian malam itu, saat ini Danu sedang berada di Makassar, orangtuanya menyuruhnya pulang katanya ada hal penting yang mereka ingin bicarakan.

Sudah satu minggu aku tak mendapatkan kabar dari Danu, semenjak dia dari Makassar sifatnya berubah, dia mencoba menghindar dariku. Aku tak tahu mengapa. Hingga hubungan kami semakin hari semakin renggang. Tak ada kata putus diantara kami namun tak ada komunikasi lagi. Aku mencoba meminta penjelasannya namun dia tak pernah mau menemuiku.

2 bulan telah berlalu, rasanya Langit seakan runtuh menimpah diriku, mencabit-cabit Hatiku, mendengar Danu sudah menikah 1 minggu lalu. Tega sekali dia meninggalkanku tanpa satu katapun. Membiarkanku membeku menggantung dalam hubungan yang telah kami rajuk selama ini.

"Apa salahku Nhuy???,,mengapa dia tega ngelakuin ini????". Aku menangis sejadi-jadinya di kamar kost sahabatku itu. Nhuy memelukku berusaha menenangkanku.

"sabar Han, ambil hikmahnya saja bahwa dia bukan Lelaki yang pantas untukmu".


Ketika Cinta Harus PergiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang