Langit mulai merekah merah ketika Aphrodite dan Edmund tiba di kastil pribadi milik Edmund. Aphrodite tidak mau di bawa edmund berlari dengan kecepatan Vampire, dia memilih berjalan kaki dan sang Vampire prince itu mau tak mau menemani gadisnya berjalan santai.
" Hahh.. Benar-benar boros waktu." Pemuda berwajah tampan itu meregangkan tubuhnya lalu duduk di sofa ruang tamu. Dia menepuk-nepuk tempat kosong di sampingnya, memberi isyarat pada Aphrodite untuk duduk di sebelahnya.
Aphrodite duduk di sebelah Edmund, sedikit memberi jarak di antara mereka. Mereka berdiam dalam keadaan canggung yang aneh.
" Kalian lama sekali." Kata seseoarng yang baru saja keluar dari sebuah ruangan. Kastil itu lumayan besar, paling tidak ada 10 kamar tidur disana. 1 ruang makan super besar, 1 ruang tamu yang menyatu dengan ruang santai, sehingga jika ruangan itu di kososngkan, bisa di jadikan tempat untuk pesta dengan tamu undangan 100 orang lebih. belum lagi dapur dan ruangan-ruangan kecil lainnya yang melengkapi kastil itu. Meski dari luar tampak tak terawat dan sedikit menyeramkan, dari dalam tempat ini sangat nyaman untuk di tinggali.
" ah Wil, tolong panggilkan yang lainnya, aku ingin memperkenalkan gadisku." Edmund sedikit menekankan suaranya pada kata terakhir demi menyatakan otoritasnya.
" Mereka sudah mendengarmu Ed." Wiley mengendikkan bahu.
Satu persatu penghuni kasti itu berkumpul di ruang tamu, duduk di tempat yang tersedia dan menunggu Edmund bicara.
Aphrodite menghitung jumlah orang yang ada di ruangan itu. Ada 7 pemuda, dan dia yakin sekali kalau mereka semua adalah vampire. Aphrodite bergidik ngeri membayangkan dirinya di kelilingi vampire sebanyak itu. Kerongkongannya seketika terasa kering.
" Kalian sudah berkumpul. Sekarang ku perkenalkan. Ini Aphrodite, Mate-ku. Gadis yang selama ini aku tunggu.... Jadi,,,, Jangan sekali-kali melihatnya sebagai 'makanan'. Dia kekasihku jadi kalian harus menjaganya sebaik kalian menjagaku."
" Dia benar-benar mate-mu? Bagaimana bisa kau punya mate seorang manusia?" Kali ini Roussel -adik bungsu Edmund- yang bicara.
" Iya. Mana ku tahu." Kata Ed dengan tampang tak acuh. "Yang jelas dia mate-ku. MILIKU!"
" Kau membuatnya kebingungan Ed. Jelaskan padanya siapa kami." Wil berkomentar dengan memandang Aphrodite tajam.
" Ah, benar. Maafkan aku Eve.." Ed memandang Aphrodite dengan sayang. Seakan mereka sepasang kekasih yang sudah berpacaran bertahun-tahun.
" Eve?" Aphrodite bertanya heran.
" Iya. Eve. Itu nama panggilan yang ku berikan untukmu, cantik kan? Terlalu panjang kalau harus memanggil Aphrodite secara lengkap." Edmund menjelaskan dengan sinar mata jenaka.
" Tapi kenapa Eve? Itu sangat berbeda dengan namaku."
" Tapi aku suka, sudahlah, pokoknya sekarang panggilanmu adalah Eve, Jangan membantah."
" Ternyata mate-ku tak hanya vampire melainkan vampire yang diktator!!!" Gerutu Aphrodite dalam hati.
Tiba-tiba Wiley tersenyum simpul sambil memandang Aphrodite penuh arti. Edmund yang menyadari tatap Wiley langsung mendelik berang.
" Sudah ku katakan dia MILIKU Wil!! Jangan memandanginya dengan senyuman menyebalkanmu itu."
" Aku tidak memandanginya dan senyumanku tidak menyebalkan. Itu hanya reaksiku mendengar kata-katanya." Jawab Wil sebal.
" Apa kau baru saja memikirkan sesuatu Eve?" Tanya Edmund pada Aphrodite.
" Oh, bagaimana dia bisa tahu?" Aphrodite gelagapan di tatap Edmund. " Ah,, tidak. Aku tidak memikirkan apapun." Jawab Aphrodite berbohong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Snow White and The Vampire Prince
FantasyWARNING!!! BEBERAPA PART SUDAH DIHAPUS Kalian tahu cerita snow white? Tentu, siapa yang tidak tahu dongeng legendaris itu. ya... Hidupku memang seperti kisah itu. Di benci oleh ibu tiriku yang berkali kali mencoba membunuhku Sampai akh...