Heartbeat -4- The First Day in the Castle

140K 4.9K 139
                                    

Aphrodite terbangun saat matarhari sudah condong ke barat. Sinar matahari sore yang kemerahan membuat suasana di kamar itu semakin temaram. Aphrodite menggeliat meregangkan otot-otot tubuhnya yang kaku.

" Hemm, aneh. Kenapa badanku tak terasa sakit lagi?" Aphrodite meraba bagian-bagian tubuhnya yang penuh luka.

" Wahh, lukanya juga sudah mengering dan tidak perih lagi. Ajaib..." Aphrodite tersenyum lebar, mempertegas kecantikan yang terpancar dari wajahnya.

" Sudah bangun ya putri tidurku? Bagaimana? Sudah tidak sakit lagi kan?" Aphrodite sedikit terkejut mendapati Edmund tengah duduk santai di sofa samping ranjangnya. Dia tak menyadari keberadaan Ed.

" Apa kau yang mengobati lukaku?" Tanya Aphrodite.

" Hemm, begitulah." Edmund berjalan maju menghampiri Aphrodite, di usapnya kepala Aphrodite dengan sayang. "Kau bahkan belum menjadi vampire Eve, bagaimana bisa kau terlihat semempesona ini?" Edmund memandang penuh takjub pada kekasih hatinya.

Eve hanya bisa menunduk malu mendengar pujian yang 'sedikit aneh' itu.

Edmund mencubit pipi Aphrodite dengan gemas. " Cepat mandilah, setelah itu ku temani kau makan. Sudah ku siapkan beberapa baju untukmu di lemari."

Aphrodite hanya mengangguk patuh dan bergegas menuju kamar mandi.

****'''''****

Edmund duduk di santai di ruang makan bersama Roussel saat Aphrodite beranjak turun setelah mandi. Matanya terpaku menatap kekasih hatinya yang sangat menawan dalam balutan dress ringan berwarna hijau tosca pucat selutut yang sangat pas di tubuh Aphrodite.

Ya, Edmund terpesona lagi dan lagi pada Mate-nya itu. Edmund berjalan dengan kecepatan vampire sehingga dalam sepersekian detik dia sudah berada tepat di depan Aphrodite. " Sayang, bagaimana caramu mengacaukan hatiku seperti ini. Kau membuatku tak bisa menahan diri." Edmund mencium bibir Aphrodite ringan. Cepat tapi sangat posesif.

Aphrodite membelalakan matanya mendapat perlakuan seperti itu. Seumur hidup dia tak pernah di sentuh seorang lelaki kecuali ayahnya. Itupun bertahun-tahun lalu. Dan sekarang, orang yang baru di temuinya semalam, tiba-tiba menciumnya. Oh, dia bahkan bukan manusia.

" Ed, jangan sembarangan menyentuhnya. Selama ini dia hanya mengenal ayahnya. Kau membuatnya takut." Lagi-lagi si menyebalkan Wiley masuk ke dalam pikiran Aphrodite tanpa permisi.

Edmund hanya memandang wiley sekilas, tak mempedulikannya. Lalu kembali berfokus pada kekasihnya. Di genggamnya kedua tangan Aphrodite lembut. " Maafkan aku sayang. Aku menciummu karena aku sangat mencintaimu."

Aphrodite hanya tersenyum menenangkan melihat Edmund yang gelisah melihat wajah takut Aphrodite. "Apa seharusnya aku marah? Ini aneh. Aku selalu merasakan getaran aneh itu setiap Edmund menyentuhku. Apalagi ketika Ed menciumku barusan. Dadaku bergemuruh hebat. Desiran aneh yang sangat menyenangkan. Bahkan hanya berada di dekatnya saja sudah membuatku sangat nyaman. sangat.... Bahagia?"

Wiley cekikikan mendengar pikiran Aphrodite. Tapi kali ini dia hanya diam. Tersenyum geli memandangi sepasang kekasih itu.

" Ayo makan Eve, kau pasti lapar kan? Aku sudah meminta Roussel mencarikan makanan manusia untukmu." Edmund membimbing Aphrodite ke meja makan.

Di atas meja makan ada sepotong paha hewan besar, dari ukurannya mungkin itu paha sapi. Dan beberapa sayuran. Tapi... Semuanya masih dalam keadaan mentah. Aphrodite memandang Roussel dengan bingung. " Bagaimana aku memakan makanan seperti itu. Itu kan masih mentah."

" Tentu saja di masak dulu. Disini peralatan masaknya lengkap. Kau tinggal pakai saja." Jawab Roussel ringan. Sekarang dahi Aphrodite berkerut dalam.

Snow White and The Vampire PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang