3

18 2 0
                                    


Sementara Dimas juga telah selesai makan siang bersama rekan2nya,karena kalo event makannannya enak-enak.hahaha

Sementara Tiko memulai pembicaraan "Pak Dimas, kok bu Lia sekarang jarang ikut Event sih pak? Udah 3 bulan pak, engak dengernyanyian dari bu Lia gimana gitu loh pak! "ucap Tiko sambil mengupas jeruk di tangannya.Dimas yang sedang menceklist data penjualanpun memberhentikan pekerjaannya dan menanggapi pertanyaan Tiko.

"Bos bilang kalo bu Lia di kantor aja ngurusin invoice yang udah mulai engak terkendali ,karena Saya sama bu Lia di lapangan terus, dan karena Kebaikan Bos kita jadi Dia bilang bu Lia di kantor aja,soalnya bos liat bu Lia lembur terus tiap malem ,di tambah rumah bu Lia jauh,jadi bos berbaik hati "jelas Dimas

"kenapa ? temen2 kamu tanya2 yah?"ucap Dimas lagi

"iyah,di kira bapak sama ibu lagi ada konflik,maklum anak2 bilang kalo bapak – ibu pernah jadian"ucap Tiko

"hahah ..engak kok,kita Cuma sahabat,dan bu Lia itu saya angep guru!, kamu tau kalau bu Lia mau naik jabatan?"ucap Dimas membuat Tiko kaget

"serius pak, yah berarti kita di tinggal dong pak?"ucap tiko menyesal.

"engak kok,tenang.. bu Lia engak mau meninggalkan team ini. Dia bilang mau ngurus invoice aja dulu.. dan masih mau fokus sama kalian yang masih perlu banayk belajar."ucap Dimas yakin sahabanyta itu,hanya sebagian dari dirinya yang berubah,tapi sifat aslinya engak pernah bisa berubah,

Walau temen SMAnya bilang Lia berubah,dari penampilan, Dimas tahu kalo Emilia yang dulu sedang berusaha keras kembali seperti dulu,mengalahkna Emilia yang sekarang dia yakin sekali.

Dimas menyayangi ssahabatnya itu, dan mengingat kejadian di dalam kamar ketika Dimas datang ke rumah Emilia untuk mengajaknya bekerja. Tapi Emilia berubah drastis,

Tok.. Tok Dimas mengetuk pintu kamar Emilia,

" Masuk aja kali"ucapnya sambil terus menatap layar komputer. Kamar yang gelap dan hanya cahaya Komputer.

Dimas menyalakan lampu kamar Emilia. Dan menutup pintu kamar.dan berjalan ke arah Emilia "engak kangen sama gua" bisiknya di Telinga Emilia. Lalu Emilia menengok dan tersenyum sebentar lalu melanjutkan nonton.

Karena kesal diabaikan ,dan emosinya memuncak dia mematikan komputer yang sedang di tatap Emilia. Lalu Emilia bangun dari kursinya kesal.namun tidak melontarkan perkataan.

"Elu lebih memilih nonton dari pada sahabat elu ini?"ucap Dimas tidak percaya.

"Gua baru download film itu ,Dim! Kenapa ganggu kesenangan gua sih?"ucap Emilia emosi

"Kesenangan kata elu?? Gelap, nonton terus elu bilang kesenangan. Gua kesini buat ajak elu kerja sama gua, biar kita bareng lagi. Gua kangen Sahabat gua, gua care sama sahabat gua, engak boleh, hah?" ucap Dimas menaikan nada suaranya.dan mereka masih berdiri tegap di posisi awal mereka.dengan emosi yang tinggi.

"Engak perlu, gua engak mau, disini dunia gua" ucap Emilia tidak mau kalah.tanpa sadar Dimas menampar Emilia,karena tidak terima Emilia balik menampar.dan Dimas menarik Emilia kedalam pelukannya.

"Gua harap ,Senin nanti lu dateng ke alamat ini bawa CV elu yah.. Pakain baju rapih! Gua tunggu elu!"ucapnya dan tanpa disadari baju Dimas basah oleh airmata Emilia, Emilia menangis.

Dan Dimas memutuskan untuk tidak mengusik Emilia dulu,sampai dia bicara. Dan sekitar 3 menit Emilia melepaskan pelukan Dimas,duduk di bangku depan komputer dan mulai bicara " Gua takut, Dim. Semua hidup gua engak berarti.. rasanya kalo punya Death Note (Anime, tentang buku yang bila di Tulis nama seseorang bisa mati karena serangan jantung), gua bakalan nulis nama gua sendiri di situ." Ucap Emilia asal dan terus menatap sahabanya itu.

EMILIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang