3 - The Begin

689 93 2
                                    

Setelah pernyataan Kyota tentang Hide, Mikka menjadi lebih berhati-hati. Tidak mudah untuk bisa dekat dengan Hide dan membuatnya jatuh cinta. Itu bahkan terdengar mustahil. Setelah satu bulan Mikka mencoba, dia tidak mendapatkan hasil apapun.

Jangankan membuat pria itu jatuh cinta dengannya, bahkan bicara saja Mikka harus sangat berusaha keras karena apapun yang dia lakukan, hasilnya akan tetap sama ... Hide akan diam, tidak perduli, mengabaikannya dan pergi. Terus seperti itu.

Tapi hari ini berbeda. Setelah pulang dari sekolah, Mikka melihat pintu apartemen Hide terbuka. Dengan hati-hati Mikka mendekat dan mengintip. Tampak sepi dan tidak ada siapapun. Karena penasaran, Mikka masuk ke dalam dan memanggil nama Hide berkali-kali. Tidak ada jawaban apapun.

Dia terus memanggil nama Hide dan mencarinya di setiap sudut. Mikka sedikit terkagum dengan tata letak barang-barang yang ada. Meskipun Hide memiliki sifat yang buruk, tetapi dia adalah tipe pria yang sangat rapih dan bersih. Sambil melihat-lihat, dia tetap mencari keberadaan Hide. Sampai ia menemukan Hide tergeletak lemah di bawah tempat tidurnya. Dengan cepat Mikka masuk ke dalam kamarnya tanpa ijin, dia memanggil nama Hide berkali-kali untuk mendengar jawaban, namun Hide tampak tidak bisa bicara. Mikka kemudian tidak sengaja menyentuh tangan Hide dan terkejut. Untuk memastikannya sekali lagi, Mikka menyentuh dahi Hide

"Ya Tuhan ... dia demam tinggi" Gumam Mikka tampak kebingungan.

Dia menatap keseluruh ruangan, merasa tidak tau apa yang harus dilakukannya. Namun kemudian dia mencoba untuk membangunkan Hide dan membantunya untuk tidur di tempat tidur. Setelah memastikan Hide berada di tempat tidur, Mikka berlari ke apartemennya untuk mengambil obat dan air es untuk meredakan panasnya.

Setelah kembali, Mikka mengkompres kepala Hide dengan air dingin. Dia kemudian meminjam dapur di tempat Hide untuk membuat Sup dan bubur. Juga membuatkan teh hangat. Ketika semua masakannya sudah selesai, Mikka membawanya ke kamar Hide dan meletakannya di meja tepat di samping tempat tidur. Dia tidak bisa menyuruh Hide untuk makan meskipun itu masih panas, karena Hide sedang tidur saat ini.

"Ternyata kau lemah juga, Pria dingin" Mikka tersenyum sambil menatap Hide yang tertidur.

Mikka merasa bahwa Hide sebenarnya kesepian. Dia tinggal sendirian dan entah dimana orang tuanya. Setiap kali ada pertemuan orang tua dan guru di sekolah, Hide tidak pernah datang membawa orang tuanya. Bahkan, di tidak punya teman di sekolah. Tidak ada satupun orang yang mau berteman dengannya. Mungkin karena rumor yang beredar di sekolah, tentang sesuatu yang menyebutkan bahwa dia pernah membunuh seseorang. Itulah alasan mengapa tidak ada yang berani berteman dengannya.

"Tapi apakah mungkin, dia pernah membunuh ? dia memang dingin, tapi aku tidak berfikir dia bisa membunuh" Mikka bicara pada dirinya sendir.

Tanpa sadar, Mikka tertidur di sana. Dia tidak sadar bahwa ia masih memakai seragam sekolah. Setelah jam sudah menunjukan pukul sembilan malam. Hide terbangun, dia merasa bingung dengan apa yang terjadi. Hide cukup terkejut melihat Mikka ada di kamarnya, namun setelah dia melihat kompres di kepalanya, sup, bubur, teh dan juga obat, dia menyadari bahwa Mikka telah menolongnya. Hide tidak membangunkan Mikka, dia hanya duduk bersandar di tempat tidurnya sambil menatap Mikka yang masih belum bangun.

Hingga jam menunjukan pukul setengah sepuluh, Mikka akhirnya terbangun. Dia sedikit tersentak kaget melihat Hide sudah bangun dan menatapnya dengan dingin.

"Kau sudah bangun ? bagaimana keadaanmu ? apa lebih baik ?" Mikka mengajukan banyak pertanyaan, tanpa ijin dia memeriksa dahi Hide dan tersenyum.

"Panasmu sudah turun. Syukurlah" ucap Mikka. Namun Hide tidak mengatakan apapun dan hanya diam

Mysterious Next DoorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang