"Udah, gue jadi gak enak sama lo, dah bersih kok!" ujar gue tulus >3
"Ting!" Aku dan cowok itu keluar dari lift.
"Btw, lo kok aneh si?" tanya gue kepo.
"Aneh kenapa?" tanya cowok itu, behhh malah balik tanya lagi.
"Pakaian lo itu.. and... wait! Gue pernah liat mata lo, sama pernah kenal suara lo!" ujar gue berhenti jalan.
"Hah? masa? Kita kan belum pernah ketemu!" pekik cowok itu sedikit gelagapan.
"Lo mo kemana?" tanya cowok itu menghindari dari topik pembicaraan. Good.
"Mau ke 1D Store, mau beli stuff 1D, lo sendiri?" tukas gue, terus jalan lagi.
"Sama, gue juga pengen ke 1D Store, pengen beli buku fanfict gitu," ucap cowok itu.
"Oh, ya udah bareng aja yuk!" dia ngangguk. Gue dan cowok gak jelas asalnya itu langsung ke 1D Store.
***********************
"Lo suka baca fanfict ya? Lo directioner?" tanya gue ke cowok itu yang lagi milah-milih buku fanfict.
"Ah..Uhm...Iya, gue directioner," tukasnya cepat. Gue bingung sama nih cowok, gelagapan mulu, bajunya aneh pula.
"Lo borong semua?" pekik cowok itu saat ngeliat gue dengan belanjaan.
"Elah... segini belum cukup, gue itu suka ngoleksi stuff 1D, kapan ya gue ngoleksi 1D-nya? Hahaha..." canda gue. Dia ikut ketawa. Usai bayar di kasir...
"Lo habis ini mau kemana? mau makan bareng gue gak?" tanya cowok itu.
"Gue mau ke McD ketemu temen, lo makan bareng kita aja!" tawar gue.
"Boleh, tapi lo jangan kaget sama porsi gue ya:3" ujarnya imut. Lebih tepatnya. Sok Imut. Gue ketawa.
Di McD...
"Duh, temen gue kok gak dateng dateng ya?" keluh gue.
"Masih belanja kali." ucapnya asal. Aku hanya mengangkat bahu. Busettt si Glady mana sih?
"Oh ya, kita kan belum kenalan, nama lo siapa? Gue Cassie Eliza Derty, Cassie!" ujar gue ngulurin tangan.
"Salam kenal, Cassie. Lo miss Derty? Oh god...anak mr. Derty, ya ampun, mimpi apaa gue? Kirain gue anak mr. Derty bakal pakai baju yang mewah, ternyata lo enggak, lo keliatan sederhana, natural, tapi cantik." Puji dia sambil jabat tangan gue. Gue cuma bisa senyum, and then, pasti pipi gue udah kayak kepiting rebus.
"Nama lo siapa?" tanya gue lagi.
"Uhm... Tapi lo jangan teriak-teriak ya? Please." dia memohon. Aku hanya menganggukkan kepala lalu mengangkat bahu.
Dia membuka topinya, lalu kaca matanya. GLEK!
"Niall Horan?" ujar gue pelan tak percaya akan hal ini akan terjadi pada diri gue saat ini.
"Duh, gue udah gak sopan lagi sama lo, sorry ya, apa lagi candaan di 1D store tadi... gue jadi gak enak, gimana cara gue biar bisa nebus kesalahan gue, Yel?" ujar gue panik gak karuan.
"Gak usah kok, Cass." Niall kembali memakai kaca mata dan topinya, takut keberadaannya di serang oleh fans.
"Cassie, bebeb gueee... sorry gue lama, habis gue bingung mau pilih yang mana, takut nanti di konser Liam gak suka sama aku !!" tukas Glady tiba-tiba.
"Ini siapa? temen lo? pacar lo? kok kayaknya gue gak pernah kenal ya?" tanya Glady sambil duduk di sebelah gue.
"Oh...uhm, bukan, ini bukan pacar ataupun temen, walaupun temen, baru kenal." ujar gue.
"Truss siapa dong?" tanya Glady semakin penasaran.
"Idola gue!" bisik gue.
"Idola lo? Hahaha..." Glady tertawa terrpingkal-pingkal. Gue hanya bersungut. Rese tuh anak, kan gue jadi ketauan kalo gue ngidolain Niall, ah dasar Glady, sampe rumah gue bakar lo pake saos barberque.
"Sorry, Sorry, Nama gue Glady," ujar Glady ngulurin tangan.
"Niall." Bisik Niall menjabat tangan Glady.
*************
Glady P.O.V
"Niall." bisik cowok itu sambil jabat tangan gue. GLEK! Niall? apa dia Niall Horan? Dan, idola Cassie yang bernama Niall cuma satu, Niall Horan. ASTAGAHHHH! Mimpi apa gue jabatan tangan sama Niall. OMG! asasdjalhdjksdbfherjf
"Astagah! Niall Horan?" tanya gue.
"Syutt!" Cassie menutup mulut gue.
"Ok! deh!" ujar gue ngerti. Kita langsung pesen makan, dan paling banyak si Niall, yaah taulah, masa directioner gak tau typical Nialler yang suka makan, ye gak? iye dums.
"Live while we're young..." terdengar nyaring dering HP-ku.
"Iya, hah? kok mendadak? ya udah gue ke sana deh, bye!" sambungan telpon terputus. Sialan tuh si Daney, masa ada deskripsi buat kuliah segala, ah!
"Uhm...Niall, Cassie, gue pergi dulu ya, ada perlu, bye! Niall jagain Cassie yaaa..." teriakku, lalu pergi meninggalkan mereka berdua.
******************
Niall P.O.V
Kok jadi mendadak sepi gini sih? Yo dah deh gue yang mulai ajah.
"Btw habis ini lo mo kemana?" tanya gue basa-basi melebihi basi #paansih
"Gue mau pulang aja, mau siap-siap." ujar Cassie tersenyum. GOSH! Senyumannya ituuu ya tuhan... Shit! masa aku langsung suka sama Cassie, enggaklah brohhh! Gak secepat itu.
"Siap siap?" gue tersentak.
"Siap-siap ke konser kalian :)" ujarnya tersenyum manis. Manis bangeudddh.
"Wow, kamu akan datang?" tanya gue.
"Ya iyalah, Yel. Gue ini directioner, mana mungkin gue gak dateng, kecuali ada halangan untuk gak bisa dateng, baru gue gak dateng, tapi klo halangannya gak penting-penting amat, ya dateng, hehehe..." ujar Cassie sambil tertawa.
"Mau gue anter?" tanya gue. Apaansih lo yel, maiin anter ajah, emang lo tau rumahnya??
"Thanks, boleh bangeudh hahaha... tapi kita ke star bucks dulu ya," ujarnya cuteeee.
Aku mengacungkan two thumbs tanda sepakat untuknya.
*************************************
"Wow...rumah lo gede banget yah?" tanya gue dengan tampang lugu.
"Yah, begitulah, rumah ini hanya di penuhi oleh pembantu, mum and dad saja jarang sekali menjenguk rumah ini, hanya aku dan pembantu, fuhh, damn!" umpat Cassie. Ya tuhan, ternyata Cassie tak seistimewa yang ku bayangkan, aku kira hidupnya harmonis,sejahtera, tetapi itu semua tidak ia dapatkan, malah ia bersepi hati. Ya ampun...
"Uhm... Cassie gue pengen balik ke flat, udah di panggil sama Paul, oh ya gue minta no. lo dong," ujar gue. Cassie mengambil kertas lalu ia coret dengan nomor-nomor.
"Nih," Cassie memberiku kertas itu.
"Thanks, gue balik ya! Bye!!!" gue pergi dari rumah istana itu.
Duh sorry klo pendek atau apalah.... vote and commant dong.... kritik sama saran di tunggu yah guys
KAMU SEDANG MEMBACA
My Star- Niall Love Story (One Direction)
FanfictionCassie Eliza Derty, gadis yang terlahir di keluarga sempurna, ayahnya seorang yang penting di negara Inggris, ibunya seorang designer terkenal di Eropa. Siapa sangka, gadis yang serba berkecukupan memiliki kehidupan hati yang terpendam... Tapi... Ia...