HANYA FANFICT SEMATA! DON'T JUDGE! Ada dirty -nya baca do'a sebelum tidur? Eh. Baca doa sebelum baca )
Niall P.O.V
Aku membuka pengait bra-nya. Lalu membuka roknya.
"HEY! Kau curang, Horan!" bantah Cassie.
"Why?" aku bingung. Dia tersenyum licik, membuka celana-ku, kami meluncurkan pakaian dalam, and.... we're 'naked'
"Let's play babe!" aku menghentikan ciumanku. Dia tersenyum. Aku dan dia mulai melakukan 'se*'
.
.
.
.
Author P.O.V
1 jam....
2 jam....
3 jam....
Mereka berdua telah tertidur pulas dalam satu ranjang yang berbalut selimut.
"Hoam!" Cassie membuka kelopak matanya secara perlahan.
.
.
.
Cassie melirik ke kanan, dan saat ke kiri...
"AAAA! HORAN! Ngapain kamu tidur bareng aku?" teriak Cassie Shock.
"Uhm..." Niall menggumam, lalu bangun. Cassie tiba - tiba merintih kesakitan.
"Aw..."
"Why babe?" Niall membuka Selimut yang menutupi badan mereka berdua.
"AAAAA! We're NAKED , Nialler!" teriak Cassie mengambil selimut, dan menutup matanya.
"Oh my god..."
"Ah iya! Kita tadikan melakukannya, babe!" ujar Niall.
"Oh iya, GOSH! Jam 7! Aku mandi duluan ya..." ujar Cassie.
"With me?" Ujar Niall tersenyum nakal. Dengan cepat, Niall menyusul Cassie mandi. Yeh... mereka mandi berdua.
.
.
.
Niall telah memakai celana dan kemejanya, Cassie memakai dress selutut.
"Hari ini kau menginap di rumahku saja ya?" pinta Cassie. Niall tersenyum manis, lalu mengangguk.
"Nona... Makan malam." ingat Katie, dari luar.
"Ayo!" Niall dan Cassie - pun turun ke ruang makan.
Cassie P.O.V
Kami telah melakukannya, hal yang membuatku terkejut.
Ah, ya! Kami telah di suguhi makanan di ruang makan. Ya, di ruang makan hanya pembantu, aku, Niall.
"Uhm... bisakah kalian meninggalkan kami?" ujarku. Mereka mengangguk. Kini tinggallah aku dan Niall.
"Umurku kini telah 25 tahun, kau berapa? bahkan aku yang pacarmu saja tak tau ulang tahun dan umurmu." ujar Niall lesu. Aku tertawa renyah.
"Umurku tak jauh berbeda denganmu, 23 tahun, dan ulang tahunku masih lama, 23 Oktober!" seruku.
"Ah iya, 2 hari lagi, Louis dengan Ele menikah, lalu esok harinya disusul dengan Liam dan Dan, kau akan datang kan?" tanya Niall. Aku tersentak, lalu mengangguk manis.
"Apakah kau tau Zayn juga telah official dengan Glady looh!" seru Niall.
"Hah? Sejak kapan?" tanya Niall.
"Tiga hari yang lalu." ujar Niall melahap ayamnya.
"Waw... Lalu bagaimana dengan nasib Harry?" aku bertanya, aku, Glady telah dekat dengan one direction. Ah iya, Glady adalah adik dari Cody Simpson, jadi... wajarlah kalau dia terkenal, aku juga cukup terkenal, karena ayahku serta ibuku kini sedang populer, bahkan banyak yang menawari kontrak denganku.
"Harry telah balik pada Taylor Swift, yang sempat menjadi kekasihnya." Ujar Niall begitu bahagia.
"Waw... aku ini Haylor shipper loh!" tukasku sambil memakan daging panggang.
"Kenapa tidak Nassie Shipper?" Niall merengut kesal. Aku tertawa oleh mimik wajahnya yang konyol.
"Ayo! Cepat habiskan makananmu!" perintahku. Niall tersenyum, lalu melahapnya.
"Jam 10, ayo tidur!" suruhku pada Niall.
.
.
.
.
.
.
-SKIP-
"Niall!" aku memukul dadanya lembut. Oh iya, aku dan Niall sedang berbelanja di Mall untuk persiapan pernikahan Louis dan Ele.
"Yang ini bagus babe!" ujar Niall mengambil gaun pesta yang indah.
"Ini juga bagus babe!" aku memberi jas yang bagus untuk Niall.
.
.
"Sekarang hadiahnya apa?"
"Bagaimana kalau sepasang baju kekasih?" tawarku.
"Boleh!" kami berdua berlari menuju toko pakaian pasangan.
"Yang ini bagus, Yel!"
"Tapi yang ini, Sweet heart!"
"Ini!"
"Ini!"
kami berdebat terlalu lama, hingga....
"Maaf mengganggu, menurut saya yang ini bagus," ujar pelayannya.
"Oh, iya, berapa?" setelah membayar, kami berdua segera pulang, Niall kembali ke apartment-nya sedangkan aku menyiapkan semuanya untuk ke pernikahan Ele dengan Lou lusa nanti.
.
.
.
.
This is a good day. Thanks GOD!
Hey! Gimana? Seru gak? Sorry ada dirty-nya! Comment and Vote ya! Thank you
KAMU SEDANG MEMBACA
My Star- Niall Love Story (One Direction)
FanfictionCassie Eliza Derty, gadis yang terlahir di keluarga sempurna, ayahnya seorang yang penting di negara Inggris, ibunya seorang designer terkenal di Eropa. Siapa sangka, gadis yang serba berkecukupan memiliki kehidupan hati yang terpendam... Tapi... Ia...