3. Phobia

429 20 38
                                    

"Adit, kamu kusut banget sih?"

Fia baru sempat menatap lekat wajah kekasihnya itu, walaupun agak kusut tapi Adit tetap terlihat cakep dan kharismatik.

"Kamu istirahat dulu aja, Dit, aku nggak mau gara-gara ngerawat aku nanti malah kamu yang gantian sakit."

"Mana bisa aku ninggalin kamu sendiri di sini Fi? Mama Papa kan belum sampai, daripada nanti kamu nekat pulang sendiri, mendingan biarin aja aku kusut. Aku rela ngapain aja buat kamu Fi."

"Iya sih,aku nggak mau ditinggal sendiri di sini. Kalo kamu ninggalin aku sendirian mending aku pulang naik taksi."

Fia udah siap disemprot Adit gara-gara kata-katanya baru saja. Tapi ternyata suasana hening, hanya terdengar suara hembusan napas Adit yang mulai teratur. Ternyata Adit tertidur dengan posisi duduk di sofa kamar rawat Fia.

"Ya ampun, Dit, saking capeknya kamu sampai ketiduran gitu. Kasihan banget sih kamu Adit?!"

Rambut Adit sedikit acak-acakan, masih memakai celana abu-abu sekolah, dengan kaos putih ketat memperlihatkan dadanya yang bidang dan perutnya yang rata. Kepalanya terkulai ke samping, dengan mulut sedikit terbuka dan mata tak terpejam sempurna. Ah, Fia sangat menyukai Adit yang sedang tidur begini, terlihat sangat seksi.

Tak tega melihat Adit tertidur duduk begitu, Fia mencoba turun dari tempat tidurnya. Fia beringsut menuju sofa sambil membawa selang infusnya. Fia duduk di dekat Adit, dengan hati-hati Fia membetulkan letak kepala Adit yang terkulai ke samping. Sambil menyisir rambut Adit dengan jemarinya Fia mengelus kening Adit. Fia tetap sangat menyukai aroma tubuh Adit.

Karena capek memegangi kepala Adit agar tidak terkulai Fia pun bersandar di bahu Adit, sambil menahan kepala Adit dengan kepalanya. Tangannya mengelus pipi Adit lalu jatuh ke bahu Adit. Fia pun akhirnya jatuh tertidur di pelukan Adit. Dua insan yang tengah dimabuk asmara ini pun tenggelam di pulau mimpi.

Setengah jam kemudian Adit terbangun dari tidurnya dan menemukan Fia yang juga tertidur bersandar di bahunya.

"Ya ampun, Non, kok kamu tidur di sini sih?
Kenapa turun dari tempat tidur? Kamu kan masih sakit?"

Lalu Fia pun juga terbangun.

"Aku kasihan liat kamu, Dit, leher dan kepala kamu bisa sakit kalo posisi tidur mu kaya tadi!" Suara Fia parau dan terdengar lirih, lemah tak bertenaga.

"Duh, maaf ya, Non, aku nggak sadar tadi, kok aku bisa ketiduran sih tadi?"

"Kamu pasti capek, Dit, makanya ketiduran di sofa. Please, istirahat ya Dit! Aku nggak papa deh ditinggal sendiri. Kamu pulang aja dulu, bentar lagi mama papa juga datang. Okey?"

"No no no. Aku nemenin kamu, Non, sampe mama papa datang, oke?!"

Fia memang memiliki phobia dengan rumah sakit, serta segala pernak perniknya. Dokter, suster, jarum suntik, selang infus, sprei warna putih, tabung oksigen, pokoknya semua yang berhubungan dengan rumah sakit membuat Fia tidak nyaman.

Touch Me (Revisi-Repost) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang