Bab VIII

28 4 0
                                    

"Pak,dia ada di desa Under crowd!" "Kamu bercanda?! Itu jauh sekali. Bianca,itu di liar negeri. Saya tidak ada waktu untuk ke sana,saya banyak pekerjaan. Tapi,saya bisa mengantar kamu ke bandara,mau tidak?" "Oke,aku juga udah bawa passport kok. Aku juga bawa baju banyak,terima kasih itu lebih dari cukup" "maaf ya Bianca".

Bandara sudah didepan mata,orang misterius itu sudah tidak jauh lagi. Tiket sudah ku booking via Internet.

*

Aku sudah di dalam pesawat,sudah 3/4 perjalanan ku. I'm coming bovce la gurt.

*

Desa Under crowd sangatlah sepi,bahkan seperti desa yang sudah mati,benar benar sama dengan di internet. Saat aku berjalan jalan di desa ini,ada seorang perempuan paruh baya berjalan mendekatiku. "Bu,apa anda mengenal seseorang yang bernama "Bovce la gurt"?". Ibu itu terkejut saat mendengarnya, "ya,ibu tau dia,nama aslinya adalah Rano Cart." "Tunggu,ibu bilang nama aslinya Rano Cart?" "Iya,dia adalah pembunuh kejam" "memang,siapa saja yang sudah dibunuh? Dan kenapa dia membunuh manusia?" "Biasanya yang dibunuhnya adalah musuhnya. Dia sudah memiliki target,dan yang mengetahui targetnya itu akan dibunuh juga" "seperti anak  ku" sambung perempuan paruh baya itu. Dia mengetahui target itu,tapi kenapa dia masih hidup? Entahlah kenapa Mr. Rano Cart mengincarku,maksudku dia orang yang baik. Perjalanan ku masih berlangsung,aku tidak mau begitu saja menyerah karena takut dibunuh. Lamunanku buyar setelah seseorsng menabrakku,dia menjatuhkan kotak musik dengan surat diatasnya. Lagi-lagi dari 'bovce la gurt' alias Mr. Rano Cart.

To: bianca
Kau tahu siapa aku ya?
Ya... Aku teman ayahmu Mr. Rano Cart,Aku adalah si Bovce la gurt. Silahkan mampir ke rumah terakhirmu,di jalan deathly no. 13. Sialahkan kesana jika kau berani.
                                Bovce la gurt
______________________________
Tak ku sangka aku sudah didepan rumah yang di maksud,sekarang aku mungkin sudah mendekati ajalku. Setidaknya aku mati dengan tenang,tak ada satupun pertanyaan yang belum terjawab. Keringatku mengucur deras saat aku ingin mengetuk pintu. Mungkin aku tidak pernah keluar dari rumah ini,walaupun aku keluar,pastilah hanya jasadku yang keluar. Pintu coklat pekat,pintu yang terakhir ku ketuk. Tak ingin mati kepo disini,aku mencoba memberanikan diri mengetuk pintu tersebut.
Berkali kali aku mengetuk pintu tersebut,tapi tak ada satu jawaban darinya. Ku putuskan untuk kembali mengecheck alamat rumahnya. Jl. Deathly no. 13 alamat yang kutuju benar benar sama. Ku coba untuk memasuki rumah tersebut. "Percuma saja aku jauh-jauh datang kemari,yang ada hanyalah rumah kosong tak berpenghuni" denggus kesalku. Saat aku menuju ke ruang makan,lampu di rumah itu menyala sangat terang,bahkan membuatku pusing dan,akhirnya lagi lagi aku tak sadarkan diri.

Bovce La GurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang