satu

34 4 2
                                    

Dara memasuki sekolah dengan wajah di tekuk dan bibir menggerutu sebal, sekolah masih terlihat lenggang, hanya ada beberapa murid yang berkeliaran di depan kelas masing-masing.

"Ka Zaki gila, nyebelin, pe'a, jelek, jorok, arrrgh" gerutu Dara dengan nafas terengah-engah menahan emosi.

"Gue denger de... Ga baik maki-maki kaka sendiri, di tambah kakanya ganteng kaya gue" seru Zaki seraya berjalan mendahului dara.

"ka Zaki!!! Gila!!! Nyebelin!!!" Teriak Dara dengan muka merah menahan kesal.

" berisik Adara ardelia, loe ngerusak gendang telinga gue " seru laki-laki yang entah sejak kapan sudah berada di sampingnya, Dara hanya mendengus mendengar kata-kata yang keluar dari laki-laki yang kini berada di hadapannya.

" ada angin apa nona Adara datang pagi-pagi ke sekolah huh? " tanya Bian dengan senyum miring di wajah tampannya

"Biiii... Masa ka Zaki ganti jam gue yang harusnya baru jam 05.00 jadi jam 06.30" adu Dara dengan bibir mencebik sebal membuat Bian menaikan sebelah alisnya tanda ia meminta cerita lebih lanjut.

" gue yang liat jam udah jam segitu kan panik biii... Gue pake jurus seribu bayangan buat siap-siap sekolah, pas gue sampe ruang makan ternyata di depan masih gelap." lanjut dara yang di hadiahi tawa terbahak-bahak dari Bian.

"Fabian putra gue lagi sebel!!!" Pekik Dara berkacak pinggang membuat Bian dengan susah payah menghentikan tawanya.

" itu berarti ka Zaki pinter ra, lagian loe cewe tidur ko kaya kebo." kata Bian membuat Dara mencibir

"Kaya suka nungguin kebo tidur aja." cibir Dara yang membuat Bian kembali tertawa, Bian pun merangkul Dara dan kembali berjalan menuju kelasnya dan Dara.

Dara bercerita panjang lebar mengenai kelakuan Zaki pagi ini pada Bian yang dengan setianya mendengarkan gerutuan-gerutuan yang keluar dari mulut kecil Dara, sesekali Bian menimpalinya dengan tawa renyah, Bian selalu senang melihat ekspresi yang Dara tunjukan saat bercerita, bagi Bian semua yang ada pada diri Dara sangat menarik, mata hitam bulatnya yang selalu berbinar, bibir kecil dan tipis yang imut saat menggerutu, hidung yang mancungnya tidak berlebih, tubuhnya yang tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu pendek untuk ukuran perempuan, sikapnya yang manja dan terkadang polos, semuanya.. Semuanya menarik dimata Bian.

" heh!! Dengerin gue ga sih? " tegur Dara saat melihat Bian hanya melamun sambil melihat ke arahnya.

" iya tuan putri gue dengeeeer." jawab Bian mengacak rambut Dara dengan gemas membuat Dara mengerucutkan bibirnya sebal, sedangkan Bian hanya tersenyum tipis melihat kelakuan sahabat spesialnya.

Sesampainya di depan kelas mereka berhenti dan saling melihat satu sama lain lalu melihat jam yang melingkar di tangan masing-masing

"Masih lima belas menit lagi ko." kata Bian mengalihkan pandangannya dari jam pada Dara.

" ko sepi sih bi? Masa udah ada guru? Atau jangan-jangan kelas kita di liburin tanpa sepengetahuan kita?" kata Dara dengan muka so seriusnya.

" ish.. Ngaco amat, ayo masuk." ajak Bian yang di ikuti Dara dari belakang.

saat pintu sudah di buka semua orang yang berada di kelas menatapnya dengan muka terkejut membuat Bian dan Dara mengerutkan alisnya bingung, sejak kapan teman-temannya duduk anteng saat guru mata pelajaran belum masuk.

"Hanjeeer!!! Gue kira bu linda!!!" Teriak Agus memecahkan keheningan, sedangkan yang lain mengelus dada karena lega.

"Kalian pada kenapa deh? Tumben pada anteng, biasanya juga ini kelas udah kaya kebun binatang ramenya? " tanya Dara yang di sambut anggukan oleh Bian.

" lagi berjuang!! " sahut Galih dengan mata masih fokus pada buku yang ada di hadapannya.

" lupa ngerjain pr palingan " kata Bian yang di hadiahi acungan jempol oleh Agus dan kawan-kawan membuat Dara terkekeh karena kelakuan teman-temannya, mereka pun berjalan ke arah bangku masing-masing karena bel sudah berbunyi di iringi kata-kata 'yaaaah' dan 'anjiiiir' dengan kompak oleh teman-temannya.

•••

Bel sudah berbunyi lima menit lalu dan disini lah Dara, duduk di kantin dengan Gaby salah satu sahabat yang merupakan teman sebangkunya, menikmati baso mang Ujang yang sangat terkenal seantero sekolah.

"Mang!!! Jus jeruk satu yah!!!" Teriak Bian yang tiba-tiba berada di samping Dara membuat Dara yang kaget tersedak kuah baso.

Uhuk..uhuk..

"Adara... Lo gapapa?" Tanya Bian panik dengan tangan menepuk-nepuk punggung Dara.

"Anjrit.. Kaya setan loe tiba-tiba di samping gue, pake teriak pula!!!" Pekik Dara menatap horor kearah Bian, sedangkan yang di tatap hanya tersenyum kecut dengan tangan mengusap-usap tengkuk.

"Nih a jus jeruknya."

"Makasi kang." Kata Bian segera menyambar jus jeruk pesanannya.

"Iiih Biaaan.. Jauh jauh.. Keringetan gituuu... Bau tau!!" Pekik Dara saat menyadari baju yang di pakai Bian basah dan wajahnya yang di penuhi keringat.

"Enak aja bau!! Wangi gue mah." kata Bian menggetok kepala Dara, Sedangkan Gaby yang sedari tadi berada di depan mereka hanya memperhatikan dengan muka bosan, bosan melihat perhatian yang Bian tunjukan untuk Dara, bosan melihat Bian yang hanya memendam perasaan tanpa berani mengungkapkan, bosan melihat tatapan sayang Bian yang tak pernah tersampaikan, ya.. Gaby tau semuanya... Tau perasaan apa yang ada pada diri Bian, tau perhatian seperti apa yang Bian berikan untuk Dara, tau apa yang di rasakan Bian saat dengan semangatnya Dara menceritakan laki-laki yang bisa menarik perhatiannya, sudah berkali-kali Gaby menyuruh bian untuk jujur, untuk mengungkapkan semuanya pada Dara, tapi Bian hanya menggeleng dan tersenyum, Bian bukanlah laki-laki tanpa penggemar, Bian juga bukan laki-laki tanpa keahlian, otaknya patut di acungi jempol, dia juga menguasai berbagai olahraga, wajahnya tidak bisa di bilang biasa saja bahkan jelek, Bian sangat tampan, terkadang Gaby tidak habis fikir dengan ketidak pekaan Dara dan ketidak tertarikan Dara pada sahabatnya yang satu itu, bahkan seandainya Gaby tidak tau perasaan Bian pada Dara, maka dengan senang hati dia akan memberikan hatinya pada Bian.

LOVE..LOSE..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang