Ruby memang gila. Diakuinya. Dan diakuinya juga jika dia akan melakukan hal-hal yang tidak terbayangkan untuk menghilangkan kebosanan yang dia rasakan. Tapi? Semua itu selalu ada batasnya. Yeah setidaknya hingga saat ini selalu ada batasnya di setiap hal yang dilakukan Ruby. Sedangkan berlarian dari siang hari hingga malam hari? Mengejar seorang pencuri yang membawa mereka ke tempat hanya Tuhan yang tahu? Yang sangat-sangat di sadarinya tetapi tidak bagi Shane yang mungkin terlalu sibuk memikirkan isi tasnya. Sang pencuri tolol membawa mereka atau lebih tepatnya m-e-n-u-n-t-u-n mereka ke wilayah Gangster yang paling terkenal seantero Eropa? Bahkan Satu-satunya dan hanya satu-satunya yang memiliki jumlah anggota Gangster terbanyak di sepanjang sejarah Gangster atau setidaknya begitulah yang sering di dengarnya dari teman-teman asramanya yang sering bergosip, bahkan mengalahkan anggota Gangster dari Kolumbia itu? Nah,,itu tidak pernah masuk ke dalam agenda "kegilaan" Ruby VellaCuez.
"Shane!" teriak Ruby memanggil Shane yang telah bersiap-siap menghamburkan dirinya ke dalam sebuah mansion Classic yang super besar dan luas dengan gerbang hitam setinggi 5 meter menjulang di hadapan mereka, seolah itu adalah gerbang menuju ke neraka. Dan mungkin saja memang begitu mengingat siapa pemilik Mansion tersebut. Tidak lain adalah kepala Gangster The Braga's yang bernama Zavier Braga. Darimana Ruby tahu? Itu sudah menjadi rahasia umum di kalangan masyarakat Eropa. Terutama Universitas Andalucia tempat dia bersekolah.
"apa?!" balas Shane yang bercucuran keringat dengan napas pendek-pendek.
"kau sadar bukan? Dimana kita?"
" di depan yang mulia The Braga's" jawab Shane mendramatisir seraya membentangkan tangannya lebar-lebar di hadapan gerbang.
"dan kau pasti tahu, mereka Gangster bukan?" Tanya Ruby setengah berteriak.
"seluruh kontinen Eropa pasti tahu, mana mungkin aku tidak tahu" balas Shane yang tengah berjalan menuju ke gerbang.
Ruby hanya mematung, melongok dengan tampang bloon dan mulut terbuka melihat kesintingan sahabatnya. Dia baru tersadar ketika mendengar deritan Gerbang yang di buka oleh Shane. Ruby berteriak sangat kencang, hingga dia yakin pasti para Gangster yang berada di dalam Mansion mendengar nya. Semoga saja mereka tidak keluar! Semoga saja mereka cukup tuli untuk mendengar teriakan Ruby! Pinta Ruby di dalam hatinya seraya menarik tangan Shane lalu menyeretnya keluar.
"Shane! Kau sudah gila? Apa kau ingin mati?"
"tenang saja Ruby. Aku bisa menyelinap diam-diam ke dalam Mansion. Kemudian mencari pencurinya, ynag aku ingat dengan jelas wajahnya. Aku akan mengambil tas itu, apapun taruhannya" kata Shane dengan penuh tekad. Ruby terkejut melihat bara api di dalam matanya. Apa yang membuat Shane begitu gigih ingin mendapatkan tas itu? Yeah, selain dompetnya. "dan kau Ruby! Tunggu disini. Jangan kemanapun sampai aku kembali. Dan bersembunyilah kalau kau melihat salah satu anggota mereka." Tambahnya.
"tapi, Shane! Aku tidak bisa membiarkanmu masuk sendirian ke dalam sarang para iblis!" bantahnya dengan frustasi. Meskipun sebagian dari alasan lainnya, karena Ruby tidak ingin melewatkan hal seru. Meskipun sangat berbahaya. Tapi, tidak mungkin sampai mereka membunuhnya bukan? Atau mungkin saja?
"tidak Ruby! Kau itu perempuan. Aku tidak mau sesuatu terjadi padamu" ucap Shane dengan lembut seraya membelai pipinya dengan buku jarinya. Seandainya saja Shane tidak berkencan dengan setiap gadis yang ditemuinya, bahkan di pinggir jalan sekalipun, dia akan berpikir Shane menyukainya. Bagaimana tidak? Setiap tatapan yang ditujukan pada Ruby selalu sangat lembut bukan pandangan nakal yang biasanya diberikan ketika merayu para gadis-gadis. Atau ketika cowok-cowok yang mencoba mendekatinya untuk berkencan, Shane akan langsung memaki mereka dan mengancam, dengan tinjunya. Dia cukup ahli melakukannya. Karena dia salah satu anggota Club Boxing. Maka hilanglah selalu kesempatan Ruby untuk memiliki pacar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love & Revenge
RomanceRuby D'artagnan memiliki kebiasaan aneh! setiap kali dia merasa bahwa hidupnya mulai membosankan? dia akan melakukan hal-hal gila yang selalu berakhir dengan membuatnya sebagai target para penjahat. sama halnya dengan Zavier Braga yang berawal dari...