Segera setelah Ruby menangkap sosok Shane dengan rambut khasnya yang berwarna tembaga, dia segera menyusul Shane yang menuju ke pintu yang sepertinya menuju ke belakang. Dia terlalu fokus mengikuti sosok Shane sampai dia tidak melihat seseorang menghalangi jalannya.
"maukah berdansa satu lagu untukku, My Lady?" tanyanya. Mengejutkan Ruby. Tanpa benar-benar sempat memperhatikan sosoknya, Ruby, langsung menjawab tidak dan segera menyingkir darinya dan pergi menyusul Shane yang tidak terlihat lagi batang hidungnya.
Ruby terburu-buru menghambur ke belakang pintu mahagony yang maha besar. Mencari-cari keberadaan Shane yang entah dimana. Dia bahkan telah membuka high heelsnya dan hanya berlari tanpa mengunakan alas kaki. Ruby berlari di lorong-lorong Mansion, membuka pintu perpintu yang tidak terkunci. Mencari pintu menuju keluar. Di belakangnya sama-samar dia mendengar suara gaduh. sepatu-sepatu yang menggema di seluruh ruangan. Dan instingnya langsung mengatakan bahwa mereka sedang mencarinya.
Tanpa menunggu lagi, Ruby semakin mempercepat langkahnya. Hingga dia menghambur ke dalam sebuah ruangan yang di penuhi oleh tanaman hias. Berbagai tanaman hias. Mawar, liliy, crisan, dan beberap jenis lainnya yang tidak pernag dilihat oleh Ruby. Di tengah-tengah terdapat air mancur kecil berwarna putih dan patung dewi yunani di tengah-tengahnya. Sekeliling ruangan dihiasi Dengan jendela kaca patri. Tidak ada cahaya lampu yang menerangi ruangan, melainkan cahaya bulan purnama yang bagaikan tiang-tiang perak yang menerangi setiap sudut ruangan. Karena itulah semakin memperindah ruangan itu. Ruby merasa takjub sampai-sampai dia tidak sadar, ada seseorang di dalam ruangan.
"apa kau tersesat, Cantik?" Tanya seseorang di suatu sudut ruangan. Hampir saja suaranya yang ngebas itu membuat dia mati mendadak. Bunyi jantungnya seperti habis lari marathon.
"hmm,,,kurang lebih" akunya setelah menenangkan detak jantungnya.
"sedang bermain kejar-kejaran?" Tanyanya lagi. Memperhatikan Ruby yang sedang menenteng heelsnya. Gaun yang terangkat setengah paha. Rambut yang berantakan di segala arah. dan suara-suara di luar ruangan yang berlarian dan teriak-teriakan.
" kau akan melaporkanku?" tanyanya alih-alih menjawab.
"tergantung" jawabnya yang berjalan ke arah Ruby. Kemudian berdiri tepat satu meter dari ruby. Sekilas. Meskipun hanya seperkian detik. Wajahnya terlihat berubah. Seolah terkejut melihat wajah ruby. Kemudian seringaian konyol seolah dia tahu sesuatu yang Ruby tidak ketahui terpampang di wajahnya yang super tampan itu. wajah yang berasal dari timur tengah.
"pada apa?"
"aku mungkin akan membutuhkan bantuanmu suatu saat nanti. Kau mau menolongku? Aku Akan menolongmu sebagai gantinya" jawabnya menelengkan sebelah kepalanya.
Tentu saja Ruby tidak bodoh. Pertolongan dari seseorang yang ditemuinya di sarang Gangster tentu saja tidak akan berdampak baik. Tidak akan ada yang bisa menjamin apa yang akan terjadi jika dia melibatkan diri nya dengan orang asing di hadapannya ini.
"deal?" katanya lagi. "sepertinya mereka akan masuk ke dalam ruangan ini" tambahnya yang sekarang di sadari Ruby, derap kaki mereka semakin mendekati pintu tempat dia berada.
Apa yang harus Ruby lakukan? Deal atau tidak?! Dia akan mati jika sampai tertangkap. Dan bersumpah akan menghantui Shane kalau-kalau dia harus bergentayangan.
"DEAL!!" teriaknya tercekik. Dia tidak punya pilihan.
" berjalanlah ke belakang air mancur itu. kau akan menemukan pintu menuju keluar." Jelasnya. Tanpa menunggu ataupun berbasa-basi. Bahkan tanpa bertanya nama si tuan tampan itu. Ruby langsung berlari sesuai intruksinya. "Ruby! sampaikan salamku untuk Julia!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love & Revenge
RomanceRuby D'artagnan memiliki kebiasaan aneh! setiap kali dia merasa bahwa hidupnya mulai membosankan? dia akan melakukan hal-hal gila yang selalu berakhir dengan membuatnya sebagai target para penjahat. sama halnya dengan Zavier Braga yang berawal dari...