Meskipun bagiku kamu adalah racun mematikan dalam seduhan teh dicangkir yang akan ku minum, tetap saja aku akan meneguknya disetiap pagi hari- hariku.
***
Akan ku katak padamu bahwa ada banyak hal yang tidak bisa diucapkan dengan kata-kata tapi aku akan berusaha menceritakannya seditail mungkin kepadamu. Perasaan yang ku punya untuknya semakin lama semakin berkembang dan aku tahu bahwa lambat laun perasaan ini akan menganggunya, karena sesungguhnya semua orang termasuk diriku sangat ingin mendapatkan balasan atas apa yang ku rasa.
Baiklah akan ku mulai dengan menceritakan kepadamu keadaanku saat ini sebelum ku ceritakan apa yang terjadi padaku dimasa lalu. Besok aku akan kembali lagi ke Jakarta dan akan menjalani rutinitas seperti biasanya, bekerja selama satu tahun lebih disebuah Firma Hukum yang cukup terkenal di kawasan Jakarta Barat adalah pekerjaan yang selama ini kuimpikan. Membantu orang lain yang sedang dalam kesusahan sangat penting bagiku, bagi sebagian orang mungkin menganggap bahwa pekerjaa itu adalah pekerjaan yang kurang manusiawi karena membantu orang yang salah agar terbebas dari jeratan hukum, tapi tidak bagiku. Semua orang butuh bantuan dan pembelaan, membantu orang yang salah bagiku tidak salah, kita tidak lah pantas menghakimi orang lain tanpa memahami penyebab mereka melakukan kesalahan. Mari kita ambil contoh dari seorang istri yang tega membunuh suaminya yang ketahuan memiliki wanita idaman lain, bagiku ia membutuhkan bantuan hukum walaupun ia jelas-jelas salah, karena membunuh adalah tindakan yang jelas-jelas dilaknat oleh sang pencipta tapi apakah pantas untuk kita turut menghakimi seorang istri yang terluka karena perbuatan suaminya?, hati siapa yang tidak akan sakit. Aku tidak akan membela apa yang dilakukannya, tapi aku akan berusaha membantunya mendapatkan yang terbaik setelah apa yang dilakukannya, karena aku tahu bagaimana rasanya menghadapi masalah seorang diri tanpa ada seorangpun yang membantu. Biarlah kesalahannya adalah urusannya dengan yang Maha Kuasa. Jangan pula menghakimiku karena ini adalah pilihanku, jika kalian tidak setuju aku tidak memaksa. kalian berhak untuk berpihak padaku, begitu juga dengan menentang keputusanku, tapi aku tidak peduli.
Akan ku lanjutkan cerita antara aku dan dia, kalian boleh memilih meninggalkan cerita ini ataupun menbacanya, aku akan tetap berterima kasih.
Aku bertemu lagi dengannya beberapa hari setelah pertemuan pertama di Kafe Garden yang tidak jauh dari kampus. Saat itu aku melihat dia sedang berkumpul bersama dengan 5 orang temannya. Cuaca diluar sangat dingin, hujan lebat dan angin kencang membuat ku mengurungkan niat untuk bergegas pulang dan memutuskan untuk menunggu hujan reda sembari meminum secangkir teh. Suara pintu terdengar bergema saat aku mendorongnya dan melangkahkan kaki memasuki kafe , menyapukan pandangan keseliling ruangan untuk melihat tempat yang sekiranya masih kosong, saat itulah aku beradu pandang dengannya. Jantungku sangat luarbiasa bekerja keras melebihi kapasitas normalnya, aku tak tahu bahwa tatapannya memili efek yang sangat besar terhadap organ penting yang menunjang kehidupanku. Ku alihkan pandangan secepat yang ku bisa untuk menghindari efek yang lebih parah dari itu dan mulai berjalan melewati meja tempat duduknya. Saat itu aku memilih duduk disebelah kiri dengan jarak dua meja dibelakangnya, selain untuk menjaga kesehatan jantungku, tempat ini cukup strategis bagiku untuk mengamatinya dan melihat kearah tanaman hijau ditaman kafe ini yang berbatasan langsung dengan dinding kaca tranparan.
Menarik kursi dan duduk, seorang perempuan yang mengenakan pakaian seragam yang ku duga adalah pegawai kafe menghampiriku tersenyum sambil memberikan buku menu padaku. "silahkan pilih pesanannya mbak" ucapnya sopan.
Aku membalas senyum ramahnya dan kemudia memilih pesananku. "saya pesan Hot Tea yang rasa Indonesia Jasmine satu dan Vanila cakenya satu" ucapku.
"saya catat pesanannya ya mbak, hot tea Indonesia jasmine satu, vanilla cakenya satu, ada tambahan lainnya mbak? tanya pegawai kafe tersebut.
![](https://img.wattpad.com/cover/60443181-288-k243554.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan Dan Rindu
RomanceKu pikir sudah tiba saatnya untuk meluangkan banyak waktuku menceritakan kenangan tentangnya. Sejujurnya kau pasti sudah tahu bahwa bagiku dia adalah segalanya, tak ada yang lain. Aku menginginkannya, memimpikan bahwa suatu saat dia akan menginginka...