Chapter 4

57 5 0
                                    

***

Hari ini aku datang lagi ke kafe Garden, duduk ditempat biasa dan memesan minuman yang biasa. Aku datang lagi hari ini berharap dia akan datang. Sudah tepat seminggu aku tidak lagi bertemu dengannya.

Untuk mencegah kebosananku menunggunya, aku membawa sebuah novel yang ku beli beberapa hari yang lalu. Orang pernah mengatakan bahwa seorang yang suka membaca sebuah novel bisa diartikan sebagai orang-orang yang suka lari dari kenyataan hidupnya. Entahlah bagiku membaca bukanlah sekedar pengisi waktu luang saja. Sejak masih kecil aku sudah menyukai membaca berbagai cerita mulai dari majalah Bobo ataupun majalah anak-anak lainnya. Sampai sekarangpun begitu. Membaca adalah hidupku, mungkin dengan membaca aku bisa mengatasi kesendirianku setiap hari.

Hari ini mendung, awan sudah gelap diatas langit. Angin semilir berhembus menggoyangkan tanaman-tanaman yang ada taman kafe ini. Aku tahu perasaanku saat ini, perasaan berharap akan sesuatu yang mungkin juga tidak terjadi. Tapi aku akan menunggu setiap hari sampai aku bisa melihatnya lagi.

Aku mulai menjutkan membaca novel yang berjudul "If I Stay" karnya Gayle Forman itu.

Aku hanyut kedalam ceritanya, cerita ini berkisah tentang seorang wanita yang mengalami kecelakaan bersama kedua orang tuanya dan adik lelakinya saat dalam perjalanan liburan mereka, dalam kecelakaan itu keluarganya tewas dan menyisakan dirinya sendiri yang berjuang menghadapi masa kritis. Tetapi ia masih memiliki seorang pacar bernama Adam dan seorang sahabat bernama Kim yang berusaha membantunya untuk bangun dari koma.

Rohnya terpisah dari jasadnya, hal itu membuatnya menyaksikan sendiri bagaimana dokter, keluarga dan orang-orang terdekatnya berusaha untuk membuatnya terbangun dari koma. Mia tau bahwa semua orang yang ada disekelilingnya menunggu kesembuhannya tapi ia tidak tahu bagaimana cara untuk masuk lagi kedalam jasadnya itu hingga kemudian doa kekasihnya lah yang akhirnya mampu membangunkannya.

Aku cukup terenyuh membaca cerita itu, meneguk teh yang sudah mulai dingin dan menutup novelnya.

Aku berfikir bahwa Mia sangat beruntung, walapun kedua orang tua dan adiknya meninggal akan tetapi ia masih tetap memiliki banyak keluarga, kekasih dan juga sahabat yang menunggunya.

Tidak denganku, aku sudah kehilangan Ayah dan Ibu yang sangat kucintai. Tidak punya sahabat lagi yang mendukungku dan tidak juga seorang kekasih. Tapi aku masih bisa bertahan untuk hidup lebih baik lagi untuk kebahagian kelak yang akan kudapatkan.

Sayup-sayup aku mendengar suara yang sudah familiar untukku. Jantungku berdegub kencang, rasanya aku tidak tahu lagi apakah jantungku baik-baik saja atau tidak. Melihat kedepan dan tanpa bisa ku tahan aku tersenyum bahagia, dia akhirnya datang.

Aku tidak tahu sudah berapa lama dia duduk disana. Mungkin karena terlalu asik membaca aku jadi melupakan apa tujuanku kesini dan melewatkan momen melihatnya masuk kedalam kafe ini.

Dia bersama kelima temanya itu lagi. Tiga orang Pria dan dua orang wanita. Aku tidak terlalu mengenal mereka, yang jelas setiap kali aku bertemu dengannya ia pasti bersama dengan kelima temannya ini.

Aku senang bukan kepalang. Adakah yang lebih indah dari hamparan tanaman bunga mawar? ya ada... Dia lebih indah dari itu. Adakah yang lebih menyegarkan dari segelas jus jeruk dingin ditengah gurun pasir? Ya ada.. Dia lebih menyegarkan dari apapun yang pernah ku teguk.

Aku tak bisa melepaskan pandanganku darinya, sedetikpun tidak. Dari jarak yang tidak terlalu jauh ini aku memperhatikannya. Bagaimana caranya tersenyum, berbicara, tertawa, bagaimana caranya makan dan apapun yang dilakukannya.

Hujan Dan RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang