Hi. Apa kabar kalian?
Kali ini mohon maaf ya psycho partynya sedikit banget, soalnya rencananya bakal dibanyakin di part depan, dan jugaa mohon maaf sama kegajean yang nampak dari fic ini. Semoga tetep suka deh! hehehe
Ket : Megaplume adalah salah satu contoh gejala alam yang tampak seperti tornado di dalam laut bebas, putarannya mampu menghisap apapun disekelilingnya untuk jatuh ke dasar laut.
***
Hidup dengan banyak cobaan, aku yakin sekali kalau tidak ada satupun dari kalian yang tidak pernah mengeluh pada Tuhan.
Jangankan hanya mengeluh, kau pasti pernah marah bukan?
Contohnya aku..
Yang saat ini bagaikan manusia tak bernyawa.. angan, pikiran, dan berbagai macam hal lain yang berada didalam otak dan hatiku bagai terbang ntah kemana menyisakanku yang kosong melompong.
Jauh disini.. didalam hatiku, rasanya sakit sekali.
Rasa pedih memang jarang menghampiriku, tapi entah mengapa sekalinya rasa itu datang rasanya sakit seakan hampir membunuhku.
Dan disinilah aku.. menunduk seorang diri meratapi nasib dari diriku sendiri dan menyadari..
.... Kalau aku adalah seorang Megaplume yang mematikan bagi orang orang di sekitarku.
***
Sudah minuman kaleng kesepuluh Leo teguk untuk malam ini, tapi nampaknya tumpukkan kaleng minuman keras itu belum dapat menetralisir rasa kosong di otak dan hatinya. Rasa sakit yang seakan menusuk di ginjalnya pun ikut dihiraukan oleh pemuda tampan itu.
Dane yang berada beberapa meter dibelakangnya pun tak bisa berbuat banyak kecuali menghembuskan nafas berat berkali kali. Menghibur hati seseorang yang sedang kehilangan bukanlah keahliannya, dan apapula daya Dr. Jungkook yang tak bisa mengikuti langkah mereka ke asrama kepolisian Seoul ini.
Inikah kehancuran dari seorang Leo?
Tepat saat Leo hendak mengambil kaleng berikutnya tangan Se Na pun terulur untuk mencegahnya.
"Kenapa?" Tanya Leo dingin sedingin tatapannya.
"Kau tidak boleh meminum soju lagi Oppa, ini sudah cukup!" Teriak Se Na setelah sekian lama memendam amarahnya.
"Hah? Oppa?" Alis Leo saling bertautan walaupun ekspresi wajahnya masih saja datar.
"Siapa yang kau panggil Oppa hah?! Kau saja tak ingat siapa aku!" Bentak Leo, tangannya mengulur hendak mengambil botol soju yang disembunyikan Se Na dibalik punggungnya.
"Aku tidak perduli... bagiku kau adalah orang yang penting untukku saat ini, jadi kumohon.. jangan lukai dirimu sendiri.." Air mata mulai mengalir dari mata Se Na, tetapi berharap mendapat balasan yang lembut, Leo justru semakin menunjukkan wajah tak perdulinya pada Se Na.
"Benarkah? Tapi aku tak butuh perhatian khusus dari sampah sepertimu.."
Sampah...
Seketika mata Se Na membulat kaget mendengar perkataan Leo yang begitu kasar, tubuhnya berguncang hebat sampai sampai botol yang digenggamnya meluncur jatuh menghantam lantai. Entah mengapa, saat itu juga Se Na merasakan kekuatan gravitasi semakin menyesapnya kuat ke dalam inti bumi.
Seakan akan dunia ingin melahapnya detik itu juga.
"Hey A**hole! Kau terlalu kasar dengan kekasihmu sendiri!" Dane yang sedari tadi hanya mampu menatap mereka diam diam akhirnya membuka suara.
"Ini bukan urusanmu, Dane.. Lebih baik kau segera pergi ke Perancis dan mulailah hidupmu yang lebih baik lagi disana.. dan jangan pernah kembali menemuiku, atau itu giliran mu untuk menjadi bangkai selanjutnya.." Ucap Leo santai sambil mencari cari botol soju di kulkas yang terdapat di ruangan kecil itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psycho Party 2 : The Time
FanfictionYou and Me Vs the Time. *** "Oppa.. Kenapa kau menangis?" Aku menyentuh bahu pria itu pelan. Suamiku, Leo Oppa tampak sangat tampan hari ini dengan tuxedo putihnya. Leo Oppa membasuh air matanya pelan dan menatapku nanar. "...