"Selamat pagi, nama saya Jung Se Na.. mohon bantuannya.." Ucap seorang gadis dibelakangku dengan logat prancis yang cukup fasih.
"Ah.. kau yang dari Korea itu?" Tanyaku pelan setelah menoleh dan menatap penampilannya dari kepala sampai ujung kaki. Cantik.. sangat cantik, seperti ada malaikat jatuh ke ruang kerjaku.
"I..Iya.. Bagaimana Tn. Acel bisa tahu?" Tanyanya lugu masih sambil menunduk.
"Hahaha, bagaimana bisa aku tidak tahu itu sedangkan kau mempunyai nama seperti orang Korea... Se Na-ssi.." Aku mengampirinya pelan lalu menepuk pundaknya, membuat gadis itu semakin salah tingkah.
Dengan blouse berwarna cream cerah dan rok hitam yang lumayan mengekspos betis indahnya cukup membuatku tak henti henti mengagumi gadis ini. Lesung pipi yang terlukis indah di pipinya semakin mempermanis wajahnya.
Ah, mereka tak salah pilih karyawan baru rupanya.
"Tn. Acel Antoinne ternyata benar benar orang Korea ya? Wah, aku senang sekali.." Ucapnya antusias.
"Yah, well.. tak banyak yang tahu itu karena namaku Acel Antoinne..."Aku menarik nafas panjang dan menatapnya tajam.
"So.. can you show me what's best on you? Mademoiselle?"
"Ah.. N..Ne.. Aku memang sebenarnya sangat baru dalam bidang arsitektur Tuan. Namun aku akan menunjukkan yang terbaik untuk kantor desain mu.." Kata Se Na antusias.
"Bagus sekali, orang sepertimu memang sangat aku butuhkan di kantor kecilku ini.. sebelumnya, Selamat datang Se Na-ssi.."
.
.
"And welcome my new toy.."
***
Seperti apa yang Leo dan kawan kawannya perkirakan, mayat mayat hancur bertebaran di setiap penjuru ruangan seakan menyambut kedatangan beberapa personil polisi itu saat melewati lorong utama. Itupun baru memasuki lantai satu yang kelihatannya cukup tak terlalu 'psycho'.
Setelah mengecek lantai dua yang alhasil mengeluarkan sebagian isi perut mereka tetapi Leo dkk tetap saja tidak menemukan Se Na, akhirnya merekapun memutuskan untuk mengambil resiko dengan pergi ke ruangan bawah tanah.
Lantai ke tiga, kalau bisa dibilang..
Gelap dan lembab. Hanya terdengar suara dengung dari AC yang rusak dan mengeluarkan hawa panas. Semakin dalam, semakin saja banyak tumpukkan mayat yang mati dalam berbagai cara.
"Aku tidak kuat! Biarkan aku pergi dari sini.." Teriak seorang polisi Prancis dibelakang mereka histeris.
"Diam, kalau kau benar benar polisi maka bertindaklah layaknya ksatria.." Geram Dane yang sebenarnya juga diliputi kegelisahan.
"Captain, Jun menghilang.." Teriak bawahan Shindong dengan wajah setengah panic.
"Bagaimana bisa? Tidak ada seorangpun disini!" Geram Shindong seraya mengarahkan senternya ke segala arah.
"Kyaaa.. Kyaaa..Kyaaa.." Teriak seorang wanita berpakaian pasien rumah sakit dibelakang mereka yang berlari dengan kesetanan sambil mengarahkan pisau.
DOR.. DOR.. DOR
Dane menghujam orang gila itu dengan tiga buah timah panas yang berhasil membuatnya mati seketika.
"This is Insane!" Teriak Dane merinding.
Sementara itu dibelakang, Leo tampak semakin pucat pasi. Pikirannya menghantuinya dengan kemungkinan Se Na sudah terburai seperti mayat mayat disekelilingnya, bahkan ada kemunginan kalau gadis itu sudah sama gilanya dengan wanita Perancis tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psycho Party 2 : The Time
FanfictionYou and Me Vs the Time. *** "Oppa.. Kenapa kau menangis?" Aku menyentuh bahu pria itu pelan. Suamiku, Leo Oppa tampak sangat tampan hari ini dengan tuxedo putihnya. Leo Oppa membasuh air matanya pelan dan menatapku nanar. "...