Chapter 6

5.9K 276 13
                                    

Author's POV

Sinar matahari membangunkan Nathasya dari tidurnya. Mata yang bengkak dan kepala yang sakit, sangat membuat Nathasya susah untuk bangun. Sementara Nathan yang sedang berada di tangga menuju kamar Nathasya sangat tau bahwa Nathasya pasti belum bangun.

Setelah masuk ke kamar Nathasya, Nathan langsung membangunkan Nathasya."Sya, bangun." ucap Nathan sembari memukul pelan pipi Nathasya. Sebenarnya Nathasya hanya pura-pura tertidur jika Nathan masuk ke kamar nya. "Iya lo turun aja dulu gue mau mandi." Ucap Nathasya sambil mendorong pelan punggung Nathan.

10 menit kemudian, Nathasya turun sambil menduduki kursi di meja makan. Setelah selesai mereka langsung berangkat sekolah dengan keadaan diam. "Sya, ntar gue mau nembak Fika di taman belakang sekolah, lo sebagai saksinya ya." Ucap Nathan sambil menahan sakit di dada nya. Sebenarnya Nathan hanya ingin menghilangkan perasaan nya pada Nathasya, tanpa Nathan sadari Nathasya menangis sambil tersenyum. Nathasya sadar ia sangat bodoh untuk mencintai Nathan.

Setelah tiba di sekolah, Nathasya turun dan langsung berjalan tanpa menunggu Nathan. Sakit. Satu kata yang sangat mengambarkan perasaan Nathasya saat ini. Setibanya di kelas, Nathasya langsung duduk dan menangis di pelukan Bila. "Lo kenapa Sya?cerita sama gue." Ucap Bila sambil menggoyangkan kedua pundak Nathasya. Nathasya pun bercerita sambil menahan sakit di dada nya.

"Na-Nathan Bil." Sambil terisak Nathasya mengatakan kepada Bila. "Nathan ngapaiin Sya?." Tanya Bila.

Setelah menceritakan semua, Bila sangat tau perasaan Nathasya saat ini. Bila mengatakan kepada Nathasya agar ikut bersama Nathan sewaktu di taman nanti.

* * *

Bel istirahat berbunyi, Nathan sudah menunggu Nathasya di depan kelasnya. "Yuk Sya, lo dah bilang sama Fika kan?." Dengan senyum terpaksa Nathasya mengangguk tanda telah mengatakan kepada Fika. Setibanya di taman belakang, Nathasya telah memakai kacamata hitam ber frame bulat nya agar tak terlihat matanya membengkak.

Nathasya hanya duduk di bangku taman belakang sekolah nya itu, Nathan yang terlihat gugup dan Fika yang malu-malu. Mereka terlihat sangat pas. "Fika, uhm-lo mau ga jadi pacar gue?." Tanya Nathan to the point. Fika yang membalas dengan anggukan kepala, Nathan langsung memeluk Fika. Nathasya hanya lari menuju rooftop.

Hatinya sangat-sangat sakit. Nathasya berteriak sekeras mungkin menyebut nama Nathan. Ia seperti kehilangan separuh jiwa nya. Tiba-tiba ada seseorang memeluknya dari belakang. Sontak, Nathasya terkejut dan membalikkan badannya. Tampak seorang laki-laki yang memakai seragam sama dengannya. "Sejak kapan Nathasya menangis hanya karena seorang cowok?." Tanya laki-laki itu. Nathasya memang tidak mengenalinya.

"Lo siapa?." Tanya Nathasya tanpa menjawab pertanyaan laki-laki tersebut. "Gue Faris, temen SD lo, emng sih, lo ga tau gue, karena lo itu dari sd pendiam dan ga mau tau tentang sekitar lo, jadi lo ga tau gue." Ucap laki-laki tersebut. "Udah jangan nangis, lo percaya ga kalo laki-laki tadi itu suka juga sama lo." Perkataan laki-laki ini membuat Nathasya bingung, apa mungkin Nathan suka kepada Nathasya?.

"Udah, ekspresinya gausah kek gitu." Ucap Faris sambil melonggarkan perlukannya. Nathasya hanya mengangguk tanda mengerti.

"Lo anak baru?ko gue baru liat lo?." Tanya Nathasya sambil duduk di sudut rooftop." Iya, hehe tadi itu gue ga tau tangga apa yang ada disana, karena gue kepo jadi gue naikin dah sampe sini."

"Eh?lo cenayang?ko lo bisa tau gue suka sama 'laki-laki itu' tadi?." Tanya Nathasya sambil melepas kacamata nya.

"Gue bukan cenayang, tapi cuma bisa baca pikiran orang aja." Ucap Faris tak ingin ia dipanggil cenayang. "Yayayaya, sama aja sableg." Ucap Nathasya sambil menoyor kepala Faris.

Bunyi bel masuk menandakan berakhirnya istirahat, Faris dan Nathasya berjalan menuruni tangga. "Lo kelas apa?." Tanya Nathasya sambil kembali memasang kacamata nya. "XI MIA 4. Lo kelas apa?." Tanya Faris. "XI MIA 2." Ucap Nathasya.

Setibanya di depan kelas, Nathasya duluan masuk ke kelas. Nathasya pun berjalan ke tempat duduk nya yang sudah ada Bila disana."Cogan baru mba?." Tanya Bila sambil melepaskan kacamata Nathasya. Yang ditanya hanya menaikkan kedua bahu tanda tidak tahu.

* * *

Sepulang sekolah Nathan sudah menunggu di kelas Nathasya, tetapi bukan untuk menjeput Nathasya melainkan menjeput Fika. "Sya lo mau bareng gue?." Tanya Bila saat mereka di depan kelas. "Iya, gue sama lo Bil." Ucap Nathasya sambil berjalan di koridor.

Sementara Nathan tau jika perkataan Bila tadi itu hanya untuk menyindir dirinya. "Fik, lo gue anter pulang ya." Ucap Nathan sambil menggandeng Fika. Fika hanya mengangguk sebagai jawaban nya. Setelah mengantarkan Fika pulang Nathan langsung pergi ke rumah nya.

Untuk sementara ini, Nathasya menginap dirumah Bila, karena Bila khawatir dengan kondisi Nathasya. Buaknnya ini lebai, tetapi Bila sangat tau kondisi Nathasya. "Udah kali Sya jan nangis terus, mata udah kek panda, ga capek apa lo nangis mulu." Ucap Bila sambil melihat Nathasya duduk di balkon kamarnya itu. "Gue ga nangis lagi bego." Jawab Nathasya sambil melemparkan bantal yang di bawa nya.

"Lo sih, udah gue bilang gausah suka sama dia apalagi cinta, ngeyel sih lo." Ucap Bila.

Yang dibilang hanya diam sambil mandang langit melihat hujan  turun."Masuk Sya lo sakit ntar." Ucap Bila. Nathasya hanya diam tidak bergeming. Sampai Bila tau bahwa Nathasya pingsan.

* * *

Halo halo ha. Masi sempet update setelah sekian lama update. Oke, ini karena pengen update aja jadi ya gitu. Au ah. VOMMENTS yoa. Hehe. Kuy, ku bacot. Bay bay. Maap ada yang typo, ga sempet edit.

Nathan & NathasyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang