Author's PoV
-
Bila langsung menelpon Nathan. Tidak lama kemudian suara Nathan terdengar dari ponsel Bila."Halo" ucap Nathan di seberang sana.
"NATH, LO BURUAN KERUMAH NATHASYA DIA PINGSAN!." Jawab Bila dengan napas yang tersenggal-senggal saking paniknya.
(another side)
Tanpa menjawab balasan Bila, Nathan langsung memutuskan sambungan dan menuju kerumah Nathasya. Nathan ngebut tanpa memerhatikan keselamatannya. Prioritasnya sekarang Nathasya. Ia tidak peduli klakson mobil-motor. Setibanya di rumah Nathasya, Nathan langsung berjalan ke kamar Nathasya.
Nathan menggendong Nathasya ke kasurnya. "Dia abis ngapaiin sampe pingsan begini?". Tanya Nathan.
"Gatau gue, dia nangis uhm gara gara seseorang jadi pas gue nanya dia udah pingsan aja." Jawab Bila
" lo ambilin minyak kayu putih di kotak toilet nya Nathasya ya, gue mau ngambilin kompres dulu, badannya panas banget."
Nathan pun keluar kamar menuju dapur tempat mengambil air hangat dan kain. Setelah ia balik ke kamar Nathasya lagi, Nathan langsung menyelupkan kain kedalam air hangat yang dibawanya tadi.
"Lo pulang dulu aja Bil, biar gue aja yang ngurusin Nathasya." Ucap Nathan.
"Yaudah, gue pulang dulu." Ucap Bila berjalan keluar kamar.
"Sya, sya. Kenapa lo jadi sakit begini sih?." Tangan Nathan merapikan rambut yang menutupi wajah Nathasya. Dengan lembut diusapnya kepala Nathasya.
"Apa salah gue ya Sya?lo jadi gini?." Tanya Nathan sambil tiduran di sebelah Nathasya.
Tidak lama kemudian Nathasya bangun dan melihat samping kananya, ada Nathan. Nathasya spontan memeluk Nathan, dan Nathan pun membalas pelukan Nathasya. "Lo kenapa bikin gue khawatir mulu sih Sya?." Tanya Nathan memper-erat pelukan Nathasya.
Nathasya hanya bergumam tidak jelas. Nathan juga hanya diam tidak merespon." Lo tidur dulu aja ya." Ucapan Nathan tadi seperti mantra, Nathasya pun tertidur di pelukan Nathan.
- - -
5:20 AM
"Nath, bangun. Yuk sekolah." Ucap Nathasya sambil menepuk pelan pipi Nathan.
Setelah itu, Nathasya langsung bergegas mandi dan turun kebawah membawa sarapan. Nathasya pun menyiapkan bahan untuk membuat nasi goreng. Setelah ia bergelut dengan dapur, Nathasya pun menyajikkan nya di meja makan dan menyusul Nathan yang entah sudah bangun atau tidak.
Setibanya di kamar Nathasya, Ia melihat Nathan yang telah mengenakan seragam sekolahnya lengkap dengan tas yang telah ia sandang.
"Lo ga usah sekolah dulu aja ya Sya." Ucap Nathan menyisir rambut nya.
"Gue maunya sekolah Nath. Lo kok gitu sih?." Jawab Nathasya
Jika sudah begini, Nathan pasrah harus mengikuti keinginan Nathasya. Mereka pun turun dan memakan sarapan dengan keadaan diam.
Setelah itu, Nathan berngakat menggunakan motornya dan Nathasya pun menaiki motor Nathan.
15 menit berlalu, mereka tiba di sekolah. Setelah memberikan helm kepada Nathan, Nathasya langsung berjalan kearah kelas tanpa menunggu Nathan. Ia takut dikira mengganggu hubungan Nathan dengan Fika. Kenyataan pahit yang harus diterima Natahsya. Ia tidak ingin, jika Nathan berdekatan dengan nya, Fika salah paham dengan Nathasya. Ia takut hal itu terjadi.
"NATHASYA!" teriak seseorang. 'Kayak kenal suaranya' Batin Nathasya.
"Woi! Tungguin gue elah." Ucap orang itu sambil memukul pelan pundak Nathasya.
"Lo lagi, lo lagi. Kok gue ketemu lo terus ya. Tanda-tanda sial nih." Ucap Nathasya masih berjalan menuju kelasnya tanpa menunggu Faris. Ya. Faris.
"Tanda-tanda jodoh kali Sya, ga boleh gitu sama takdir. Eh, muka lo kok pucet si?." Ucap Faris mengiringi langkah kaki Nathasya yang setengan berlari.
"Bagus lo diem. Nah, gue dah sampe di kelas gue. Lo pergi." Nathasya pun melangkah memasuki kelasnya dan menaruh tasnya disamping Bila.
Seakan tau Bila ingin bertanya kepada Nathasya, Nathasya pun memotong ucapan Bila.
"Sebelum lo ngomong nanya ini itu ya Bil, mending lo diem. Gue ngantuk."
Dengan raut wajah yang kecewa akhirnya Bila pun memutuskan tidak bertanya terlebih dahulu kepada Nathasya.
Lima menit kemudian Pak Jey - guru Biologi pun masuk ke kelas.
"Pagi anak-anak. Keluarkan buku cetak, buka halaman 134 kerjakan latihan 4.4" sambil meletakkan tas yang dibawanya.
Tok tok tok
"Permisi pak, saya ingin mengantarkan tugas Biologi." Ujar seseorang yang masih di pintu.
Pak Jey pun mempersilahkan Faris—ya, laki-laki yang telah dekat dengan Nathasya masuk ke kelas dan meletakkan setumpuk buku di meja Pak Jey. Setelah itu Faris mengedarkan pandangan nya ke arah Nathasya. Ia melihat Nathasya dengan seyum menyebalkan nya.
"Sudah Faris? Anda boleh keluar sekarang." Ujar Pak Jey kepada Faris.
Faris pun berjalan keluar kelas.
9:40 AM
Bel istirahat terdengar se penjuru sekolah.
"Ya anak-anak minggu depan kita ada ulangan dadakan. Saya tidak menentui hari apa." Ucap Pak Jey membuat siswa siswi yang berada di kelas itu kecewa.
Setelah Pak Jey keluar kelas Bila menatap Nathasya ingin menceritakan cerita tadi pagi yang tertunda
"Sekarang lo ceritain sama gue semua nya." Ucap Bila menatap intens Nathasya.
Tiba-tiba Faris datang menyeret Nathasya. Berterimakasihlah ia kepada Faris karena telah menjauhkan ia dari pertanyaan-pertanyaan Bila. Bila hanya diam ketika Faris menyeret-nya.
Sewaktu Nathasya menuju rooftop -karena ini melewati taman belakang sekolah melihat Nathan duduk di bangku taman bersama Fika yang sedang berpelukan.
Nathasya hanya terseyum getir melihat itu semua.
Setibanya di rooftop Nathasya duduk di tepi menikmati hembusan angin yang menerpa wajahnya.
"Makasih ya lo udah nyelamatin gue dari pertanyaan-pertanyaan Bila." Ujar Nathasya yang masih memejamkan matanya.
"Sama-sama."
Keduanya diam. Nathasya pun menidurkan badannya dengan keda tangannya sebagai alas kepalanya.
"Lo bolos pelajaran kedua?." Tanya Faris.
Nathasya hanya menjawab dengan gumaman. Entahlah, sepertinya ia butuh waktu untuk menenangkan pikirannya.
Tbc
- - - - - - - - -Halo, maap yeuu lama bangeet update hehe. Tapi menepati janji kan ya. Hari sabtu walaupun malam :v .
Maap yeuu typo bertebaran. Malas ngedit beneran :v.
ThankYou udah membaca cerita absurd ini. Yang terpenting ku cintan kalian readers
KAMU SEDANG MEMBACA
Nathan & Nathasya
Teen FictionKapan sih jadiin gue pacar lo?dianggep sahabat mulu sampe tua-Nathasya- Kapan lo sadar kalau gue nganggap lo lebih dari sahabat-Nathan-