3

260 15 0
                                    

Aku memutuskan pulang kerumah ku saat melihat Della sudah tertidur lelap disampingku.

Tidak terasa Della sudah beranjak dewasa. Sudah menjadi gadis dewasa, bukan lagi anak perempuan yang akan nangis saat aku menjahilinya.

Melihat Della tenang aku pun akan ikut tenang, Della adalah bagian hidupku yang sangat berarti.

Aku menyayangi mu, Della. Jangan berubah.

---------------------------------------------

Sesampainya dirumah, ibuku sedang menonton tv di ruang tengah.

"Hai mah, Daniel pulang" sapaku saat masuk ke rumah

"Hai sayang, darimana aja kamu? Baru pulang hari ini?" ibuku meninggalkan perhatiannya pada acara ditelevisi.

"Biasa mah, dari Della. Seminggu ini minta ditemenin dia, kasian juga gak ada siapa-siapa di sana" aku duduk disebelah ibuku sambil menjelaskan alasanku.

"Oh iya gapapa. Iya, kasihan Della, kamu harus selalu jaga dia ya. Jangan sampai dia kenapa-kenapa" ibuku mengelus-elus puncak kepalaku

"Iya, pasti." jawabku dengan pasti dan tegas.

"Bagus, yaudah tidur kamu, sudah malam besok masih sekolah"

"Aye captain" aku menirukan gaya bicara Della saat aku menyuruhnya melakukan sesuatu

--------------------------------------------

"Daniel, gue gak pulang sama lo ya, mau ke toko buku dulu liat-liat novel siapa tau ada yang baru" ucap Della sambil merangkul pundak ku sambil berjinjit

"Gue anter aja, gue temenin biasanya juga gitu elah"

"Gak ah. Gue mau sendiri kesananya, gapapa yaaa?" pinta Della seperti anak minta permen

"Iya yaudah. Tapi kabarin gue kalo udah ditoko buku dan kalo udah dirumah. Hubungin gue kalo ada apa-apa!" ucapku mewanti-wanti jika terjadi sesuatu yang buruk

"Aye captain! Byee Daaan!" Della langsung pergi meninggalkan ku.

Sudah jam 8 malam tapi Della belum juga menghubungi ku, ada apa dengan Della? Saat aku mencoba menghubunginya, tidak ada jawaban, aku mengirimkan pesan, tidak ada respon. Astaga Della, kau dimana.

Akhirnya aku memutuskan untuk mencari Della. Aku sudah mengelilingi kota tetapi belum ada tanda-tanda keberadaan Della. Saat aku mencoba mencari di gang kecil, aku mendengar suara, seperti suara Della.

"Tolong. Siapapun tolongin gue" suara parau seorang gadis sukses membuat ku berjalan ke arah suara

Aku melihat seorang gadis terbaring dijalanan dengan keadaan setengah telanjang dan beberapa bercak darah. Astaga gadis ini sangat mengkhawatirkan. Aku memberanikan diri menghampiri gadis itu

"Mba? Mba gapapa? Apa yan- DELLA? LO KENAPA? SIAPA YANG NGELAKUIN INI SAMA LO?"

Aku terbangun dari mimpiku yang sangat buruk. Pikiran ku tidak tenang karna mimpi buruk ku yang tidak bisa ku lupakan. Aku begitu khawatir pada Della, hingga aku menghubunginya

"HALLO? DELLA? LO DI APARTEMEN KAN? LO GAPAPAKAN? JAWAB GUE DELLA!" ucapku tak sabaran saat Della sudah mengangkat telpon ku

"Gimana gue mau jawab lo ngomong terus. Iya gue disini, gue baik-baik aja. Kenapa, Dan?" tanya Della dengan nada keheranan karna ini masih subuh dan aku sudah menelponnya dengan menanyakan pertanyaan yang tidak biasa

"Gapapa hanya memastikan, siapa tau lo ilang hahahahah" jawabku menutupi rasa khawatir ku

"YAELAH LO GAPENTING BANGET KAMPRET! MASIH SUBUH INI WOY, GANGGU ORANG TIDUR AJE"

"Iya sorry, nanti pagi gue jemput lo, jangan pergi sendiri! Awas aja!" perintahku karna aku takut kejadian di mimpiku benar terjadi

"Iya, kan biasanya emang gitu. Lo kenapa sih, Dan? Jangan bohong sama gue" Della menyadari ada yang tidak beres dengan ku

"Gapapa elah cuma ngingetin doang. Udah sana tidur lagi lo, jangan kesiangan!"

"Aye captain!"

Aku terus memikirkan kejadian di mimpiku itu. Bagaimana bisa aku memimpikan Della dengan keadaan mengenaskan seperti itu? Aku takut jika itu benar terjadi pada Della suatu saat.

Tidak. Aku tidak akan merelakan Della mengalami kejadian di mimpi ku tadi.

Tidak terasa sekarang sudah pukul 06.00 pagi. Aku tidak bisa berhenti memikirkan kejadian itu sampai saat ini. Aku memutuskan pergi mandi dan menjemput Della di apartemennya, sekaligus melihat langsung keadaan Della agar perasaan ku lebih tenang. Diperjalanan, pikiran ku tetap dipenuhi oleh mimpiku semalam. Mimpi itu bertanda baik atau buruk? Jika buruk.....

Tidak. Aku harus menyingkirkan pikiran burukku.

Aku sampai di apartemen, aku buru-buru memasuki lift, dan menekan angka 8, lantai dimana apartemen Della berada.

Saat aku masuk dan melihat Della sedang membuat sarapan aku memeluknya dari belakang "hai Della, astaga gue kangen banget sama lo" ucapku

Della menatap ku dengan jijik "dih apaan sih lo, aneh banget. Segala peluk-peluk, lepasin! Gue mau buat sarapan nih"

"Dih tumben jam segini udah buat sarapan aja, udah mandi pula, kesambet apa lo neng?"

Della tidak menoleh, ia terlalu fokus dengan masakannya "sekali-kali gue rajin gapapakan?"

"Iye dah. Bikin yang enak plus banyak ya. Laper nih gue" aku mengelus-elus perutku saat harum masakan Della menyebar ke seluruh ruangan. "Anjir lama banget lo masak, buruan kali gue laper"

Della memutar bola matanya karna aku yang tidak sabar menunggu makanannya "sabar kali. Lo kaya udah 3taun gamakan aja"

"Emang. Cepet sini gue ambilin piringnya deh lama lo" aku bangkit dari kursi dan mengambil dua buah piring

Della selesai memasak dan memasukannya dalam piring "nih makan sana sepuas lo. Kalo kurang, ini ada sisanya ambil aja sendiri"

Aku langsung menyantap sarapanku sampai tidak bersisa "anjir tumben makanan lo enak Del, atau gue aja yang lagi laper ya?" ucapku sambil meminum air

"Emang enak, kemana aja lo?"

"Apasih lo, pede bener. Udah ayo berangkat ntar telat" ucapku sambil menyelesaikan tugasku mencuci piring

"Aye captain"

----------------------------------------------
Hai. Aku buntu ide ini harus gimana tolong. Karna aku masih baru, tolong kasih kritik dan saran ya.

alentaxxx.


Della & DanielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang