4

243 11 0
                                    

Aku mengemudikan mobil ku dengan kecepatan normal. Pagi ini jalanan tidak terlalu macet, dan Della bangun lebih awal, berarti kami tidak akan terlambat masuk sekolah. Aku berusaha menyingkirkan pikiran burukku tentang mimpiku semalam.

Sesampainya disekolah, kami tidak langsung menuju kelas, kami pergi ke taman yang berada di belakang sekolah, tempat favorit kami jika hanya ingin duduk diam memandangi pohon-pohon rindang yang hidup disana. Disana biasanya kami-- aku dan Della, diam dengan pikiran kami masing-masing. Tempat dimana aku memikirkan bagaimana aku dan Della dapat bersahabat sampai sekarang. Dimana aku membayangkan apa yang akan terjadi nanti saat aku dan dia masing-masing sudah memiliki pasangan. Dimana aku berjanji dalam diriku sendiri kalau aku akan menjaga Della apapun yang terjadi.

Aku melirik ponsel ku, sudah pukul setengah delapan kurang, aku mengajak Della untuk masuk kekelas karna bel masuk sudah berbunyi. "Ayo Del, udah bel. Jangan telat" aku mengulurkan tanganku ke arahnya

Della tersenyum. "Iya sebentar Dan" ia memasukan earphone nya ke dalam tasnya lalu meraih tanganku

Aku mengantar Della masuk kekelasnya terlebih dulu, "sana masuk, belajar yang bener!" aku mengacak-acak rambut Della yang terurai

"Ck, gausah ngacak-ngacak rambut! Thanks El" El, panggilan masa kecil ku. Aku merindukan panggilan itu.

"Masih inget aja lo? Udah sana masuk, Ella" Della menoleh, lalu tersenyum saat aku menyebutkan nama Ella, panggilan kecil ku untuk Della.

Waktu itu, Daniel terlalu susah untuk diucapkan Della, maka Della memanggilku El. Karna Della sudah memangilku El, aku memutuskan memanggilnya Ella.
Aku berjalan menuju kelasku, tanpa kusadari aku tersenyum memikirkan nama kecil kami berdua. Lucu karna nama kami yang mirip, Ella dan El.

"Ngapain lo senyum-senyum sendiri? Gila ya, lo?" Aku tersadar dari lamunan ku tentang masa kecil ku dan Della

"Apasih lo ganggu aja, Ga. Lagi enak ngelamun juga" protes ku pada teman sebangku ku, Rangga.

"Lamunin apa lo? Yang jorok-jorok ya? Dihhh masih pagi juga udah lamunin jorok-jorok!"

"Berisik lo. Lagi lamunin masa kecil gue sama Della juga. Emang elo mikir yang jorok-jorok mulu!" Aku mengucapkan kalimat terakhir dengan nada yang lebih tinggi agar seluruh kelas mendengarnya

Seluruh kelas menoleh ke arah ku dan Rangga, aku langsung tertawa tidak karuan saat melihat wajah Rangga yang malu karna seisi kelas menatapnya "anjir Dan! Malu gue diliatin seisi kelas! Kurang ajar!"

Seisi kelas tertawa dengan respon yang diberikan oleh Rangga. Hingga Pak Anton datang dan seisi kelas diam.

"Dan, gue denger-denger ada yang ngeceng Della. Anak ips 2" aku menoleh pada Rangga. Anak ips 2? Siapa yang suka sama Della? "Siapa?" Aku menanggapinya dengan santai.

"Dio. Anak yang sering kepanggil kepsek. Yang brandal itu" Dio? Anak ips 2 yang terkenal player itu suka dengan Della? Tidak mungkin. "Woy! Malah ngelamun, dengerin gue gak?" Rangga memukul bahu ku.

"Eh? Iya-iya. Dio yang player itu kan? Tau dari mana lo?"

"Hampir seluruh sekolah udah tau kali. Mereka juga udah sering chatting kok, yang gue dengersih gitu. Lo emangnya gatau? Lo tiap hari sama Della masa gatau?"

"Ah masa? Yaudahlah mungkin gosip."

-------------------------------------------------

Hari ini aku menginap lagi di apartemen Della. Aku masih memikirkan tentang mimpi burukku itu dan ditambah dengan pikiran Dio yang menyukai Della.

Aku dan Della sedang menonton televisi, Della berbaring diatas pahaku dan aku duduk menyender pada senderan sofa. "Del, lo lagi deket sama siapa sekarang?

Della menoleh keatas "lagi deket sama lo, nih gaada satu meter jaraknya" jawab Della enteng lalu kembali menatap layar televisi

Aku memukul kening Della "serius tai, lagi deket sama siapa lo?"

Della merubah posisinya menjadi duduk dan kepalanya menyadar pada bahuku "hm, gatau. Ada yang ngechat sih tuh ada Angga anak ips 1. Daffa anak ipa 2. Sama itu anak ips 2 siapa sih hm" Della mengingat-ingat nama anak ips 2 itu

"Dio? Anak ips 2 yang player itu kan?"

"Ah iya! Dio anak ips 2. Kenapa Dan?" Della akhirnya mengingat namanya

"Gapapa. Lo jangan terlalu deket sama dia. Awas di php-in."

"Ah dia baik kok. Dia ga kaya mau php-in gue" jawab Della seakan membela Dio

"Yaudah kalo ntar lo di php-in jangan nangis-nangis nyariin gue" ucapku cuek

"Iya-iya gue hati-hati kok"

"Bagus. Dio bukan cowo baik-baik. Lo boleh temenan sama dia, tapi jangan terlalu deket"

"Aye captain"

--------------------------------------------

Della sudah tertidur dari satu jam yang lalu. Aku tidak bisa tidur memikirkan tentang Dio yang mendekati Della. Bunyi ponsel Della menyadarkan ku dari lamunan ku.

Dio is calling.....

"Hai Della, lo belom tidur?"
"Dell? Lo masih disana kan?"
"Della? Della jawab gue"

"Ini gue Daniel, ada apa lo telfon Della malem-malem gini? Dia udah tidur" aku menjawab

"Oh Daniel. Enggak. Gue cuma mau bilang selamat malam ke dia. Titip salam, bilangin gue sayang dia. Liat nanti Dan, gue akan ambil Della dari lo"

Aku mengepalkan kedua tanganku "apa maksud lo? Jangan berani macem-macem sama Della" aku berusaha menahan teriakkan ku, aku tidak mau membangunkan Della.

"Tenang aja Dan, gue gaakan nyakitin Della kok. Gue akan ngejagain dia, dari semua yang ngeganggunya, termasuk elo" aku merasakan Dio tersenyum puas di luar sana. Sialan.

Aku langsung memutuskan telfon itu. Aku tidak akan membiarkan Dio menyakiti Della dan menjauhkan aku darinya. Tidak akan pernah.

------------------------------------------------

Haiii udah cukup panjang belom? Aku bingung setiap mau nulis harus nulis gimana. Vote dan comment? Thankyou!

much love, alentaxxx.

Della & DanielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang