6

203 7 0
                                    

Della POV

Senin, pukul 06.00

"Della, bangun ayo nanti telat lagi" Daniel memukul lenganku agar aku bangun

Aku memunggunginya "hmm lima menit lagi, El" mataku masih terpejam

Daniel semakin keras memukul lenganku "ayo Ella. Nanti telat lagi cepet mandi gue udah mandi lo kan lama mandinya"

Aku mendengus kesal padanya. Kenapa aku harus bangun sepagi ini untuk sekolah, sih? "Iya! Jangan dipukul-pukul, sakit!"

"Iya makanya cepet! Gue bikinin sarapan nanti"

"Aye captain" aku menjawabnya dengan lesu lalu aku mandi

Setelah aku selesai mandi, Daniel sudah duduk di meja dapur dengan dua piring nasi goreng dan dua cangkir teh dihadapannya. Aku bersyukur mempunyai Daniel. Aku menghampirinya dan duduk didepannya

"Kenapa ga makan duluan, El?"

"Gak ah, gaenak makan sendirian" jawab Daniel langsung memakan makanannya saat aku duduk dihadapannya

"Yeh! Ini aja lo langsung makan gak nunggu gue, baru juga pantat gue nempel sama kursi udah diserbu aja makanannya"

"Lagian lo lama, laper nih gue. Udah sana makan. Lo kan apa-apa lama mandi lama makan lama, udah cepet" ucap Daniel dengan mulut setengah penuh

"Aye captain!"

Aku dan Daniel memilih untuk menggunakan motor pagi ini, karna waktu sudah mepet dan jalanan akan macet saat ini. Sepanjang jalan kami berdua tidak berbicara satu sama lain. Aku masih memikirkan perkelahian ku dengan Daniel waktu itu, aku tidak menyangka bahwa Daniel akan semarah itu padaku saat mengetahui aku sudah cukup lama dekat dengan Dio. Memang salahku juga tidak memberitahunya dari awal. Lagi pula apa yang salah jika aku berteman dengan Dio? Selama ini dia baik, tidak pernah menyakitiku. Aku harap akan terus begini. Semoga.

Tak terasa kami sudah sampai disekolah. Daniel memarkirkan motornya, lalu merangkulku dan berjalan ke arah kelas ku. Sampai dikelasku, aku melihat ada sebuah surat diatas mejaku. Daniel mengambilnya dan membukanya. Aku memperhatikan Daniel membaca suratnya, ia mengerutkan keningnya lalu memberikannya padaku

Hai Della. Ini tiket konser maroon 5 buat lo. Jangan lupa hari rabu gue jemput diapartemen lo, jam 6 sore, nanti gue hubungin lo lagi ya. -Dio

Oh, rupanya ini surat dari Dio, dan ada tiket maroon 5 didalamnya, dia benar-benar membelikannya untukku. Astaga, aku benar-benar senang!

"Ella? Lo kenapa senyum-senyum sendiri? Kesenengan lo dapet surat dari Dio?"

Aku tersadar dari lamunanku "eh? Engga, gue lagi ngebayangin ketemu maroon 5 nanti" ucapku antusias

"Iya gue seneng kalo lo seneng" Daniel tersenyum padaku "yaudah gue kekelas ya! Baik-baik lo. Ntar istirahat gue kesini lagi ya!" Daniel mengusap-usap kepalaku

Aku tersenyum padanya "aye captain"

Bel tanda istirahat berbunyi, aku memasukan buku kedalam tasku lalu menunggu Daniel datang kekelas ku seperti biasa. Tiba-tiba, Aldo--teman sekelasku menghampiriku "Del, ada yang nyariin lo tuh, ada didepan"

Aku mengangguk dan berterima kasih padanya, ngapain si Daniel pake nyuruh Aldo segala? Biasa juga langsung teriak. Tanyaku pada diriku sendiri. Saat aku keluar kelas, ternyata bukan Daniel yang mencariku, tetapi Dio.

"Hai Della, mau kekantin gak?" ucap Dio ramah sambil tersenyum

Aku bingung harus menjawab apa, aku sudah terbiasa ke kantin bersama Daniel, kalau aku ke kantin dengan Dio, apa yang akan Daniel lakukan?

"Hey kok bengong? Mau gak nih? Kalau engga juga gapapa, gue duluan ya?" Dio mengagetkan ku dari pikiranku

"Eh? umm gimana ya"

"Takut sama Daniel? Tenang gue yang urus. Ayo" Dio langsung menarik lenganku tanpa persetujian dariku, pasrah aku mengikutinya ke kantin

Sampai dikantin aku melihat Daniel sudah duduk manis di tempat favorit kami. Dia terlihat sibuk memainkan ponselnya. Saat dia menyadari kehadiranku dengan Dio, dia melepas pandangannya dari ponselnya, dan beralih memperhatikan ku dengan Dio, aku melihat wajah Daniel yang tidak suka aku berada disamping Dio seperti ini. Tiba-tiba aku merasakan ponselku bergetar, ada satu pesan dari Daniel

Daniel: kenapa lo bisa bareng dia? Pantes tadi gue kekelas lo gaada

Aku langsung membalas pesan dari Daniel itu

Della: gatau tiba-tiba nyamperin gue ke kelas. Terus dia main narik gue aja ke sini

Setelah mengirimkan pesan itu, aku melihat Daniel dan Dio sedang bertatap, Daniel menatap Dio dengan tajam, seperti ingin marah, dan Dio menatap Daniel dengan sorot mata kemenangan.

Ada apa dengan mereka? batinku

Tiba-tiba ponselku bergetar kembali.

Daniel: jangan terlalu deket, hati-hati. gue disini bakal ngeliatin lo terus kok, takut si brengsek itu macem-macem

Della: macem-macem gimana elah, ini kan disekolah, mana berani, El.

Daniel: ya bisa aja, udah lo makan aja sana, gue jagain lo dari sini

Aku hanya membaca pesan terakhir itu, dan lanjut menghabiskan makananku yang tadi Dio sudah belikan.

"Lo udah temenan berapa lama sama Daniel?" tanya Dio setelah aku baru saja menghabiskan makananku

"Um, gatau sih tepatnya berapa, udah dari kecil sih kemana-mana bareng"

"Ohh iya-iya. Terus selama lo temenan, Daniel protektif ga sama lo? Ngejagain lo gitu" tanya Dio ingin tau lebih dalam

"Iya, dia selalu ngejagain gue, dia gaakan ngebiarin siapapun nyakitin gue" tanpa sadar aku tersenyum saat mengucapkan itu

"Oh iya gue ngerti" Dio tersenyum, senyum yang tak bisa aku artikan

Apa maksud senyuman Dio?

Ponselku lagi-lagi bergetar dan ada pesan lagi dari Daniel

Daniel: udah jangan kebanyakan ngobrol, lo liat kan senyumnya tadi? gue gasuka. cepet minta balik kekelas

Della: iya gue juga gasuka sama senyumnya yang tadi. iya oke gue minta balik

Daniel: iya cepet. itu tangan Dio jangan deket-deket modus mau pegang elo tuh. awas aja!

Della: protektif sekali, iya tenang aja

Daniel: ya abis dia modus. gue gasuka lo dipegang sama dia. gue kan sayang elo

Aku tidak membalas pesan itu dan tanpa sadar aku tersenyum.

Gue juga sayang elo, El.

-------------------------------------------------

alentaxxx.

Della & DanielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang