5

235 7 0
                                    

Sabtu, pukul 10.00

Aku terbangun dari tidurku saat mendengar suara gaduh dari arah dapur. Aku melihat Della sedang membuat sarapan untuk kami berdua.

"Bantuin kali woy" ucap Della saat melihat aku sudah bangun

"Yaelah timbang bikin teh doang minta dibantu, manja"

Della memutar bola matanya "yaudah sana jangan ganggu gue. diem disana" Della menunjuk kearah sofa

"Aye captain"

Lima menit kemudian Della datang dengan dua gelas teh ditangannya. "Nih minum" Della memberikan satu gelas kepadaku

"Thanks Del" aku meminum teh itu dengan pelan

Tiba-tiba aku teringat percakapan dengan Dio semalam.

"Del, udah sedeket apa lo sama Dio?"

Della menaikan sebelah alisnya "hah? kenapa emang?"

Aku menggelengkan kepalaku "engga cuma nanya doang, sedeket apa jadinya?"

Della mengangkat bahunya "Gatau sih Dan, udah sering chat kan gue udah bilang. Cuma gue masih ragu aja sama dia. Dia kan terkenal player, nah gue takut dimainin juga sama dia"

"Iya, makanya jangan terlalu deket sama dia. Harus bisa jaga diri ya, Ella. Jangan sampai dimainin sama cowo kaya gitu. Kalau ada apa-apa kasih tau gue, okay?" Aku mengusap kepala Della dengan lembut

"Iya, El. Thankyou selalu ada buat gue selama ini" Della memeluk ku, dan aku membalas pelukannya

Aku melepas pelukannya. Lalu Della berbaring diatas pahaku. Seperti yang biasanya ia lakukan. "Lucu ya Del kalau kita manggil satu sama lain pake panggilan kecil"

"Iya Dan, gue kangen masa kecil kita" Della memandang ke langit rumahnya seakan mengingat-ingat masa lalunya

"Mau gak, kalau kita manggil pake nama kecil lagi? Gue juga kangen"

"Ayo, lucu. Jadi cuma kita aja yang pake panggilan itu" ucap Della berantusias

"Iya mulai sekarang ya, Ella." Aku tersenyum ke arahnya dan Della membalas tersenyum padaku

-----------------------------------------------

Aku sedang berbaring di tempat tidur Della sambil memaikan ponsel ku. Tiba-tiba ponsel Della berbunyi

Dio is calling......

Untuk apa lagi Dio menghubungi Della? Apa dia benar-benar berniat untuk menjauhkanku dengan Della? Apa dia ingin merebut Della dariku? Aku mengambil ponsel Della dari meja bermaksud ingin mengangkat telponnya

"JANGAN DIANGKAT EEL! GUE AJA" Della berlari ke arahku dan langsung mengambil ponselnya dariku dan menangkat telponnya. Sialan.

Della menerima telponnya di luar kamar, kenapa dia harus keluar buat angkat telponnya? tanya ku pada diriku sendiri. Aku berusaha mendengar percakapan mereka diam-diam

"Hallo? Iya, Dio ada apa?"
"Oh iya? Serius?"
"Iya-iya! Boleh!"
"Yaudah sampe nanti yaaa. byeee"

Della terlihat senang setelah menerima telpon dari Dio. Della masuk ke kamar sambil berjingkrak-jingkrak. Apa yang Dio bicarakan pada Della?

Aku kembali berbaring di tempat tidur Della "Seneng banget lo? Ngomong apa si Dio?" tanyaku terlihat santai

Della berbaring di dadaku "ada deh, mau tau aja lo" jawab Della enteng tanpa melihat ke arahku

"Dih yauda sana jangan deket-deket bete gue" ucapku sambil berusaha menyingkirkan kepala Della dari dadaku

"Ih apasih betean. Itu, Dio ngajak gue nonton konser maroon 5. Lo taukan gue suka banget sama maroon 5, dia udah beliin buat gue juga! Baik banget gila Dio!" ucap Della berantusias

"Hah? Lo diajak nonton konser maroon 5 sama Dio? Dan lu mau?"

Della menaikan sebelah alisnya "yaiyalah, guekan suka banget maroon 5, lo kemaren gue ajak kaga mau"

Mataku terbelalak "serius lo mau? Lo mau jalan berdua sama Dio? Lo tau kan Dio gimana? Emang lo udah berapa lama deket sama dia?" tanyaku berturut tanpa jeda

"Gu-gue udah deket sama dia dari 3-4 bulanan, El" Della ragu-ragu menjawab pertanyaanku

Tanpa sadar aku tiba-tiba berdiri dan Della hampir jatuh karna aku mendadak berdiri "APA?! LO UDAH DEKET SAMA DIA SELAMA 4 BULAN DAN LO GAK NGASIH TAU GUE?"

Kepala Della tertunduk "sorry, El. Gue tau lo gasuka banget sama Dio, jadi gue gak ngasih tau lo. Gue takut lo gasetuju. Tapi selama ini dia baik kok, dia perhatian sama gue, di-"

"ya dia kaya gitu ada maksudnya, Della! Gue gasuka lo deket sama dia. Gue takut lo disakitin sama dia, Del. Gue gaakan terima lo disakitin sama siapapun, termasuk Dio" aku memotong omongan Della

"Tapi buktinya gue baik-baik aja sampe sekarang! Jangan ngejudge orang, Dan! Lo gatau gimana aslinya Dio!" Della membela Dio seakan Dio memanglah baik untuk Della

"Lo sendiri yang bilang lo takut disakitin sama Dio tadi pagi! Sekarang lo ngebelain dia, lo tuh masih labil, Del"

Della tidak menjawab

"Ya terserah lo, sampe Dio nyakitin lo, jangan salahin gue kalo Dio babak belur ditangan gue, Del." ucapku cepat dan langsung pergi keluar meninggalkan Della. Aku butuh menenangkan diri agar tidak terlalu terbawa emosi

--------------------------------------------------

Pukul 10.00 malam aku kembali ke apartemen Della. Setelah aku menenangkan diri dan aku berpikir bahwa ini adalah hak Della untuk dekat dengan siapapun yang ia mau, aku tidak bisa melarangnya. Aku hanya bisa memperingatinya dan menjaganya dari orang-orang yang akan menyakitinya. Aku akan membiarkan Della berteman dengan Dio selagi Della tidak disakiti olehnya. Dan aku sekarang tersadar bahwa cepat atau lambat, kami akan mempunyai pasangan masing-masing, dan aku tidak bisa menghalanginya. Aku hanya berharap hubunganku dengan Della akan tetap seperti ini walau sudah memiliki pasangan masing-masing. Semoga.

Aku masuk dalam apartemen Della "Del? Della? Lo dimana?" aku mencari keberadaan Della

Aku melihat Della sedang berbaring di tempat tidur sambil melihat kearah jendela, memunggungiku. "Del?" Aku mencoba membalikkan badan Della, tapi tidak berhasil.

"Della, sorry soal tadi siang. Gue tau gue salah udah ngelarang lo temenan sama dia, gue tau ini hak lo buat temenan sama siapapun. Gue bolehin lo temanan sama dia kok, serius. Maafin gue, ya?"

Della berbalik "gue juga minta maaf, gue salah gak ngasih tau lo dari kemarin-kemarin. gue bisa jaga diri kok, Dan. Maaf ya"

Aku melihat mata Della, merah. Seperti habis menangis. Aku memeluk Della "iya Del. Maafin gue juga tadi tiba-tiba ninggalin lo sendirian disini"

Della membalas pelukkan ku semakin kuat "iya Dan, gapapa. gue tau lo butuh waktu buat nenangin diri"

Aku melepas pelukkan ku dan menatap mata Della "tapi janji, kasih tau gue kalo dia nyakitin lo, sekecil apapun. okey?"

Della mengangguk dan tersenyum padaku "aye captain!"

---------------------------------------------------

Hai. Udah chapter 6 gimana? Gue sendiri berharap punya sahabat kaya Daniel. I wish. Vote dan comments, ya!

alentaxxx.

Della & DanielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang