➡ GENRE ⬅
Part 3
~~~~~~
kemdian (namakamu) datang dari arah kamar dhila dengan membawa koper dhila
"nah itu kakak gua yang cantik , "
Bastian berjalan menghampiri kakaknya tersebut , dan
"kak sini deh gu bantu lo bawa kopernya , pasti berat kan ? "
Bastian mengambil alih koper yang dubawa oleh (namakamu)
"tumben , baik " (namakamu) sedikit heran , tapi setelah itu ia tak heran lagi , krna ia sudah mengerti , pasti adiknya yang kribo ini mau meminta sesuatu padanya
"hey Dhila sayang , kalau dirumah oma , jangan bawel , nurut sama oma sama opanya , yah , jangan gangguin om kibo kalau dia lagi ngerjain tugasnya , " ucapmu sambil mengacak-acak poni Dhila
"sipp bunda " Dhila mengajungkan jempolnya
"ehm kak , sini deh gua mau bilang sesuatu" Bastian mendekat ke (namakamu) dan membisikkan sesuatu
Iqbaal hanya mengernyitkan alissnya , sedangkan Dhila ia sudah berjalan ke mobil bastian untuk duduk terlebih dahulu
"ck , gua udah tebak dari awal , pasti ujung-ujungnya minta balasan , emang mamah enggak ngasih uang jajan ke elo ?"
ternyata Bastian meminta uang kepada (namakamu)
"kan lo tau kak , gua itu punya pacar , dan kalau jalan pasti gua lah yang bayarin , dan gue itu cowo yang kece perlu parfum , baju baru , perawatan mobil sama motor gu...."
belum selesai Bastian berbicara , Iqbaal sudah memotongnya
"yaelah bas , lo jadi cowo kok gak bermodal banget ya , contoh dong gua , waktu masa-masa pacaran , gue sama kakak lo , gue itu kalau mau jalan , gapernah minta uang sama kakak gue "
"woy kak kobal , yaiyalah lo ga pernah minta uang kekakak lo , orang tua lo aja konglomerat !! itu artinya lo gak mandiri dong "
"lah elo tuh yang gak mandiri , masa minta uang ke istri gua , gua sih mandiri ya , buktinya gua punya rumah bagus , mobil gua ada 4 , motor gua 3 , perusahaan gua 2 , anak gua sekolah di sekolah yang elite"
"Kak (namakamu) , mending lo cere-in nih si kobal , mulutnye pedes amat , lo mau amat nikah sama ni orang , dah jelek , judes , kagak gentle"
"APA LO BILANG ?" Iqbaal mengejar bastian , tapi bastian berlari cepat sambil menarik koper Dhila , sedangkan (namakamu) ia berjalan tenang kehalaman rumah
SKIP
kaca mobil semuanya ditutup dan dikunci oleh bastian , ia takut jika Iqbaal membalas perkataannya tadi dengan memukullnya
"Bas buka kaca mobilnya , udah deh Iqbaal ga bakalan mukul kamu" perintahmu , dan bastian membukakan kaca mobil sedikit saja dengan perasaan waswas
"awas lo ya bas , kalau bukan karena lo adek ipar gua , beh udah gua pites lo nyebelin banget "
"udahlah sayang , anggep aja kata-kaya bastian itu angin berlalu ga usah emosi " kamu sedikit menenangkan emosi suamimu ini , dengan mengelus punggungnya
iqbaal berjalan ke pintu mobil sebelah kiri untuk melihat Dhila
"buka kacanya sayang " Iqbaal mengetuk kaca mobil
dan Dhila membukakannya
"ayah , ga usah emosi sama om kibo , bener kata bunda , om kibo itu emang jelek dan ngeselin , Ayah baru ganteng "
Iqbaal tersenyum mendengar ucapan malaikat kecilnya ini
"makasih sayang , selama liburan jangan nakal ya "
Iqbaal mengusap rambut Dhila dan Dhila mengangguk
Bastian sedikit murung , karena ua kalah , bagaimana tidak 3 lawan 1 ?
"kak , cocok bener dah kalian bertida jadi keluarga , semuanya pada ngeselin " Bastian menggerutu sambil mengghidupkan mobil
"Bas , jagain anak gua , awas kalau lo gak jagain " ancam Iqbaal
"pasti , gua jagain lah bego , masa keponakan gua yang cantik kaya begini , kaga gua jagain , eh tapi kak (namakamu) mana ininya " bastian menggesekkan jari jempol dengan jari telunjukknya
"hmmm " (namakamu) menggelengkan kepalanya , lalu meraih dompet Iqbaal yang ada di saku celananya
"loh ngapain sih " ucap iqbaal
(namakamu) mengambil kredit card Iqbaal dan memberikannya ke Bastian
"nih pakai aja dulu "
"sayang , itu kartu kredit aku kenapa kamu kasih ?" Iqbaal memprotes tindakan istrinya tersebut
"suuut , diem aja , yaudah kalian berangkat gih , entar nyampainya malam lagi"
Bastian yang tadi cengar-cengir melihat kartu kredit tersebut , langsung tancap gas
"byee kak Iqbaal yang gantengg kak (namakamu)"
"dadahh Ayah , dadah bunda " Dhila melaimbaikan tangannya
(namakamu) membalas lambaian tangan Dhila , dan melihat mobil bastian melaju hingga menghilang , setelah itu (namakamu) melihat Iqbaal yang sedang melihatnya dengan tatapan sinisnya"
"kenapa kamu kasih ? entar dia minta terus sama kamu "
"jangan marah dulu sayang , liat deh dompetnya , kartu kredit yang aku kasih tadi , itutuh kartu kredit yang ga kamu pakek lagi , krna udah ga ada isinya , aku kerjain dia biar kapok "
Karena kurang percaya Iqbaal menchek dompetnya dan ternyata benar
"nah gitu dong sayang , biar adek kamu yang tengil itu kapok"
"Hahaha yaudah masuk yuk"
(namakamu) menggandeng tangan Iqbaal dan masuk kedalam rumah
~~~
sementara Bastian dan Dhila sudah tiba dirumah omaopa Dhila , atau orangtua dari bastian dan (namakamu)
Dhila mungkin kelelahan selama diperjalanan ia tertidur m dan bastian mengangkatnya kekamar mama mona
Bastian , suntuk dirumah ia memutuskan untuk membeli beberapa cemilan
"ini mbak bayarnya pake kartu kredit " bastian menyerahkan kartu kredit kepada kasir
"mas , kartunya uangnya udah habis ya mas ? ga bisa di pakek lagi"
WHAATT ?
Bastian malu sekali , padahal saat itu antrian sedang panjang
"mas , jadi bayarnya gimana ? cepet dong mas antriannya panjang" tegur mbak kasir tersebut
dengan penuh harap bastian merogoh saku celananya
dan huhhh untunglah ada selembar uang kertas berwarna biru , mungkin jika tidak ada habislah riwayatnya ._.
~~~
Dikediaman (namakamu) dan Iqbaal
bersambung.............................

KAMU SEDANG MEMBACA
My Wife
Любовные романы~~~ BRAAK Suara itu berasal dari raport Dhila yang dibanting oleh ayahnya "Iqbaal D Ramadhan" "Jelek banget nilainya , waktu kelas 2 semester 2 Dhila juara 1 , sekarang udah kelas 3 , malah rangking 7 , Ayah kecewa , nilai Dhila jelek , Ayah bakalan...