Pagi itu, Krystal terbangun dari tidurnya mendapati permukaan jendela kamarnya dilapisi oleh kabut dingin yang membeku. Melihatnya, senyum Krystal langsung merekah lebar. Dia sudah menunggu datangnya udara dingin ini. Sekarang dia bisa mengenakan baju favoritnya, long coat, syal, kemeja berlapis, serta kardigan berwarna merah yang dia percaya memiliki kekuatan magis.
Sudah dari awal tahun, Krystal menunggu datangnya musim dingin. Dia tidak suka dengan musim panas karena dia paling anti memakai pakaian bernuansa cerah seperti yang dikenakan perempuan seusianya ketika musim panas datang. Namun, mau tidak mau, Krystal harus memaksa diri untuk mengenakan baju-baju senada walaupun menurutnya dia terlihat seperti roti tawar berikat pinggang. Karena itu, udara dingin yang berhembus sekarang membuat hatinya riang. Ah, leganyaaa.
Krystal melangkah mendekati jendela kamar tidurnya. Dari sini, terlihat semuanya terbalut oleh lapisan kabut yang menggantung di atas kota wisata tempatnya tinggalnya. Sementara di bawah sana, asap putih membumbung tinggi, berasal dari cerobong asap rumah penduduk.
Tidak kuasa menahan rasa senang, dengan cepat Krystal mengangkat bingkai jendela untuk membukanya. Belum terbuka sepenuhnya, tiba-tiba bingkai jendelanya macet dan terjebak ditengah-tengah. Lalu, dengan telapak tangan kiri menepuk-nepuk permukaan kaca, dan tangan kanan kanan mengangkat bingkainya dengan sekuat tenaga, jendela itu akhirnya sepenuhnya terbuka. Langsung saja udara yang terkenal dingin menusuk itu masuk ke kamar tidur Krystal.
Brrrrr!
Pada awal musim dingin seperti ini, biasanya turis-turis akan berdatangan ke daerah pegunungan yang terletak di negara South Korea. Karenanya, sambil menghirup udara pagi, Krystal membayangkan penduduk kota tempat dia tinggal akan mempersiapkan bermacam hal untuk menyambut turis lokal dan turis internasional. Entah kenapa, udara dingin selalu menjadi daya tarik tersendiri bagi kota Busan.
Krystal mengulurkan lehernya ke luar jendela, lalu menarik napas dalam-dalam seperti akan menelan bulat-bulat udara di sekelilingnya. Kalau saja dia bisa menyantap udara dingin sama seperti kumpulan cemilan, pikir Krystal, dia tidak akan berpikir dua kali. Dalam bayangan Krystal, cemilan yang dimaksud merupakan kue kering lembut berbentuk bulan sabit dengan tambahan gula halus yang mengahasilkan rasa manis dan dingin serta tambahan keju yang gurih. Jadi ketika masuk ke dalam mulutnya, kue tersebut akan segera lumer seperti salju, hangat, dan creamy.
Dia baru saja ingin menarik diri dari ambang jendela ketika tidak sengaja melihat sesuatu yang aneh di bawah jendela.
Sebuah tangga bersandar di sisi rumahnya, tepat di bawah jendela kamar tidurnya.
Krystal buru-buru menjauh dari jendela dan menutupnya. Ia terdiam sebentar, lalu teringat untuk mengunci jendela itu. Klik.
Mendadak perasaannya waswas, Krystal berbalik dan menghampri lemari pakaiannya. Seingatnya, dia tidak mendengar suara yang mencurigakan semalam. Para tukang kebun sewaan ibunya yang sedang merapikan taman di luar pasti lupa memindahkan tangga itu dari tembok rumahnya. Ya, pasti itu sebabnya, tebak Krystal dalam hati.
Sedikit tenang, Krystal membuka pintu lemari pakaiannya dan meraih seutas tali yang menggantung di atas kepalanya dengan tangan kanannya. Di ujung tali itu, ada sebuah bohlam lampu yang berfungsi untuk menerangi bagian dalam lemari.
"Aaaaaaaaaaa!" Krystal berteriak, nyaris kehilangan keseimbangan, dengan langkah gontai menjauh dari lemari pakaiannya sendiri. Dia baru berhenti ketika punggungnya bertabrakan dengan ujung meja tulisnya, tidak sengaja menyebabkan lampu baca terguling ke atas lantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Krystal The Sugar Queen
FanficJung Krystal adalah gadis rumahan biasa yang lebih memilih diam di rumah dan koleksi novel-novel romantis dan makanan cemilan kesukaannya. Satu lagi, Krystal terlalu banyak menahan perasaannya, terutama kepada tukang pos yang cintai diam-diam. Cerit...