duhai jiwa kelana
kemanakah kau bawa aku mengembara
dengan punggung terbungkuk sarat beban
dengan dada sesak tak lagi berongga
kemana pun melangkah, berpaling, duduk, berdiri, atau pun berbaring
kujumpa seribu wajah kembarnya dengan seribu senyum yang sama menawanseribu senyumnya menorehkan luka
seribu pedih perih meruak darinya
seribu khayal dan impian
berubah menjadi gumpalan darah
yang menyumbat nafas dan akal sehat
seribu kenangan, rindu dan damba
berubah menjadi tetesan darah
yang membutakan nuraniduhai jiwa yang sedang merenung
tanyakanlah kepada robbmu
inikah ujian yang ia janjikan
bagi tiap hamba yang mengaku beriman
agar nyata kesungguhan atau gurauan
agar bertambah iman di genggaman
jika kesabaran dijadikan peganganakankah sang waktu sanggup melerai pertarungan sengitku
akankah kurebut kemenangan
atas bagian jiwa
yg lahir dari sisi gelap gua garbaku sendiriduhai sang empunya jiwa
rasa sakitku melebihi seribu kelahiran
dapatkah kujadikan keranda jiwa
saat memenuhi panggilanmuMataram, Oktober 1999
KAMU SEDANG MEMBACA
Episode Putih
PoetryEpisode Putih hanyalah suara hati seorang hamba yang sedang berusaha mengenal Tuhannya, berusaha memahami ajaran agamanya sebatas kemampuan.