"Kemarilah...."
Suara itu membawa langkah kakiku menuju pada seseorang yang tengah berdiri di bibir pantai dengan seulas senyum kecil di bibirnya." Tunggu sebentar"
katanya lagi dengan berlari kecil untuk mengambil ranting pohon dan kembali berdiri tepat di hadapanku."Tetap mengarah ke depan dan jangan biarkan pandanganmu mengikuti ku, mengerti?"
katanya lagi dengan berlari kecil dan berdiri tepat dibelakangku dan mulai menggoreskan ranting pohon yang didapatnya, pada pasir putih tempat aku berdiri." Ta-daaaa"
teriaknya mengejutkanku. Akupun bergegas berbalik dan mengikuti goresan yang dibuat olehnya dan betapa terkejutnya ketika aku menyadari bahwa aku berada di tengah-tengah goresan berbentuk hati yang dibentuk olehnya." Happy Birthday "
teriaknya lagi ketika pandanganku kembali bertatap dengan seseorang yang kini berdiri tepat dihadapanku dengan membawa sebuah cupcake berbentuk hati dengan lilin angka 20 tahun yang menancap diatasnya." Sepertinya aku telah berhasil membuatmu menitikkan air mata" katanya lagi.
"Siapa bilang? Aku tidak menangis?"
kataku dan segera mengusap air mata yang hampir membasahi pipiku dengan kedua telapak tanganku."Lalu kenapa kamu mengusap kedua mata mu?" tanyanya lagi.
"Karena kamu berada diluar goresan berbentuk hati ini" teriakku kesal padanya.
" Tiuplah" pintanya.
"Jangan lupa, permohonan"
lanjutnya dengan mengumbar seulas senyuman kecil. Aku mengangguk mengiyakan dan mulai memejamkan kedua mataku untuk meminta permohonan." Permohonan apa yang kamu minta?"
tanyanya seusai aku meniupkan lilin yang menancap diatas cupcake berbentuk hati itu."Tunggu, sepertinya aku tahu..."
potongnya ketika aku mulai membuka mulutku untuk mengatakan permohonan apa yang aku ucapkan.
" ikuti telunjuk jariku"
aku pun mengarahkan pandanganku mengikuti telunjuk jarinya.
"Angka berapa?" tanyanya dengan menunjuk lilin yang menancap diatas cupcake yang dibawanya.
" Selamat ulang tahun" teriaknya lagi dengan mengoleskan cream cupcake ke kedua pipiku ketika aku belum sempat menyebutkan angka berapa yang tertancap diatas cupcake itu.
" Robert.." teriakku kesal dan mencoba mengejarnya.
" Baiklah.. baiklah aku menyerah"
pintanya dengan menjatuhkan dirinya diatas pasir putih dengan nafas tersengal-sengal.
"Curang" teriakku kesal. Namun dibalik kekesalan itu ada seulas seyum kecil yang menghiasi wajahku.
" Minumlah" kataku dengan meyodorkan minuman kaleng dingin tepat dihadapannya.
"Terima kasih" balasnya.
"Duduklah" pintanya lagi dengan menepuk-nepuk pasir putih dengan telapak tangannya.
" Terima kasih" kataku memecah keheningan.
"Apa kamu menyukai semua kejutan yang aku buat?" tanyanya dengan mengarahkan pandangannya kearahku. Akupun bergegas mengangguk mengiyakan diikuti seulas senyuman yang tampak memancar diwajahku.
"Apa kamu menyadari kalau kita sekarang bersama-sama berada ditengah goresan hati yang tadi aku buat?"tanya nya lagi mengejutkanku.
Aku yang baru saja menyadari akan hal itu pun hanya terpanah dengan mengarah kan pandangan mataku mengikuti goresan berbentuk hati yang dibuat olehnya.
" Aku senang jika kamu benar-benar menyukainya. Terima kasih. Hanya saja tanpa kita sadari waktu yang kita miliki bersama makin cepat berlalu" Katanya dengan megalihkan pandangannya dari hadapanku.
"Tapi... jika hari ini adalah hari yang benar-benar kamu suka, aku akan menyimpan kenangan yang masih segar ini dalam benakku" katanya dengan kembali menatap kearahku.
Hanya seulas senyum kecil yang mengumbar di bibirku mendapati apa yang dikatakan olehnya.
*to be continued....
KAMU SEDANG MEMBACA
PENA DIATAS KERTAS
RomanceAku mencintaimu Aku tetap menulis kata-kata ini Aku letakkan pena diatas kertas yang ternoda oleh air mata Cerita ini tak bisa jadi bahagia atau sedih Tapi sekarang ku tulis sebuah cerita bahagia meskipun ini hanya sebuah harapan -Ailee...