" Apakah??"
"Ailee yang dimaksud dalam pesan itu, adalah..." Mata Robert terbelalak takjub mendengar nama yang baru saja disebutkan Karen.
"Adalah Ailee yang begitu berharga bagimu daripada menemaniku waktu kepergian mama" Teriak Karen.
**************************
"Aku tidak peduli kamu tidak menemaniku waktu kepergian mama, aku masih bisa memaafkanmu"
"Tapi aku..." Gerak bibir Karen terhenti. Sekali lagi Karen menggertakkan giginya untuk menahan agar air mata tidak jatuh menodai pipinya.
"Aku benar-benar tidak bisa memaafkanmu karena...",
"Karena....", Karen menggigit bagian bawah bibirnya.
"Karena kamu tidak pernah melihat mama Karen sekalipun" Amarah Karen meluap.
"Bahkan setelah kamu ada di Singapura, apa kamu pernah pergi ke pemakaman Mama Karen?" Tanya Karen, kali ini air mata Karen benar-benar sudah menodai pipi Karen.
" Apa Ailee jauh lebih berharga dari mama Karen?" Karen berusaha mencari tau jawaban apa yang akan diberikan Robert dari pertanyaan yang terlontar dari mulut Karen, namun Robert hanya terdiam. Tidak ada satu kata pun terlontar dari mulut Robert. Hati karen seakan tersayat, sikap diam Robert meyakinkan Karen bahwa perempuan bernama Ailee jauh lebih berharga dari pada Karen, TIDAK. Bukan Karen tapi Mama Karen.
"Kamu kira siapa yang berusaha membuatmu untuk selalu tersenyum semenjak mama Robert pergi meninggalkan Robert!" Teriak Karen sekali lagi.
Kali ini teriakan Karen jauh lebih keras bahkan lebih keras dari teriakan Karen sebelumnya. Amarah Karen benar-benar sudah tidak tertahankan lagi. Yang bisa Karen lakukan saat ini hanya meluapkan amarahnya. Hanya itu yang terpikir di benak Karen ketika Karen menyadari hal yang tidak pernah ia katakan pada Robert, pada akhirnya harus dikatakan walaupun dengan amarah, walaupun dengan air mata.
"Kalau aku tahu semua akan seperti ini, aku tidak akan pernah berkata...." Gerak bibir Karen kembali tertahan.
"Aku tidak akan pernah berkata..."
"Karen gak keberatan kalau Mama Karen jadi Mama Robert juga" Karen berurai air mata. Hatinya begitu sakit. Karen berharap ada beberapa kata yang terlontar dari mulut Robert.
PERMINTAAN MAAF. Hanya itu yang diharapkan Karen saat ini namun Robert tetap terdiam.
Tak kuasa menahan tangis, Karen pun melangkahkan kaki meninggalkan Robert seorang diri di dalam Restoran.
Robert terdiam kaku.Matanya terbelalak tajam mendengar kalimat terakhir yang keluar dari mulut Karen. Jauh dalam hati dan pikirannya, Robert ingin menyampaikan sesuatu hal yang bisa membuat Karen mengerti dengan keadaan. Tapi sebelum kata-kata itu keluar, kata-kata itu sekan-akan tertahan di mulut Robert.
Menyadari Karen melangkah pergi meninggalkannya. Robert hanya bisa terdiam, tak mampu mencegah Karen.Robert kembali menjatuhkan tubuhnya ke kursi yang ada di restoran itu. Berulang kali Robert mengusap wajahnya, sambil sesekali menghela nafas panjang.
Tiba-tiba mata Robert tertuju pada jendela besar yang ada disebelahnya. Matanya menangkap seorang anak laki-laki kecil sedang bergandengan tangan dengan ibunya, Robertpun hanyut dalam pikirannya.......*******************************************************************
KENANGAN DI SEKOLAH DASAR
ROBERT:
Mamaa bangun...
Robert tau mama cuma pura-pura tidur kan...
KAMU SEDANG MEMBACA
PENA DIATAS KERTAS
Roman d'amourAku mencintaimu Aku tetap menulis kata-kata ini Aku letakkan pena diatas kertas yang ternoda oleh air mata Cerita ini tak bisa jadi bahagia atau sedih Tapi sekarang ku tulis sebuah cerita bahagia meskipun ini hanya sebuah harapan -Ailee...