KE EMPAT

1.6K 69 3
                                    

Denaya POV

Silau. Itu yang pertama kali aku rasakan saat aku bangun. Saat semua keasadaranku terkumpul, yang aku lihat beberapa tempat tidur persis yang kutiduri ini.

Dimana ini? Seperti di UGD

Aku berusaha untuk bangun.

"Aww.." ringisku, kupegangi kepalaku yang sangat sakit ini seperti dihantam berbagai palu

Seorang pria langsung berlari ke arahku. Tunggu aku mengenal dia.

"Denaya. Kamu jangan bangun dulu!" kata pak devian, sambil memegangi pundakku dia menyuruhku untuk berbaring kembali.

"Eh.." aku heran kenapa bisa pak devian ada disini.

Tunggu yang ku ingat terakhir kali sebelum aku terbangun, aku menuju ruangan pak devian dan seorang wanita membukakanku pintu ruangan pak devian lalu aku memohon keringanan atas perbuatanku yang selalu terlambat kepada pak devian dan setelah itu aku meringis memegang perutku dan semuanya menggelap.

Astaga aku lupa dengan penyakit maagku yang parah ini.

"Ehem..apa kau ingin sesuatu? Yang bisa mengisi perutmu" katanya.

"Tidak usah pak, saya hanya ingin pulang ke rumah" kataku sambil melihat ke arahnya.

"Baik kalau begitu, saya yang antar pulang" katanya sambil membantuku untuk turun dari ranjang rumah sakit.

Saat berjalan di koridor rumah sakit suasana canggung sangat mendominasi apa lagi saat sekarang. Dimobil pak devian. Hening!

Aku meliriknya yang sibuk menyetir "soal yang tadi.. Saat di ruangan pak devian say-"

"Saya tidak ingin membahasnya, nanti saja saat kondisi kamu sudah membaik" katanya.

----------

"Terimakasih pak devian" kataku sambil menunduk melihat kedalam mobil.

Ya, sekarang aku sudah sampai dirumah, setelah melewati suasana yang cukup canggung selama setengah jam perjalanan.

Baru saja aku membuka pintu mama lebih deluan membukanya dan memelukku sangat erat.

"Astaga anak mama, yang mana yang luka?" katanya panik sambil memutar balikkan badanku.

"Aku tidak apa-apa mah, semuanya aman terkendali berkat pak devian"kataku tersenyum.

"Pak devian?"

"Iya, dosen aku"

"Tadi mama udah mau ke rumah sakit eh kamu keburu udah nyampe di rumah, makanya mamakan udah bilang makan tuh jangan telat"

"Iya iya denaya gak bakal ngulangin lagi deh" kataku sambil memberikan bentuk piece ditanganku kepada mama.

"Awas yah, yaudah kamu mandi dulu, udah itu kebawah sarapan"

Aku menganguk dan langsung menuju kamarku. Di kamar aku memikirkan kejadian yang hari ini menimpaku sungguh sangat kacau niat ingin meminta maaf sama dosen malah jatuh pingsan didepan dosen. Memalukan!

Aku mengusap-usap wajahku beberapa kali berusaha untuk melupakan kejadian hari ini, berharap semoga saja tidak akan terjadi lagi, yang harus aku pikirkan adalah bagaimana nanti sikapku di depan pak devian? Bersikap biasa saja? Seperti tidak ada yang terjadi. ARGH.... Memalukan sekali kamu denaya!

Setelah mandi dan makan seperti perintah mama, akhirnya aku memutuskan tidur untuk melupakan kejadian ini lagipula ini sudah sangat larut.

-----------

Dering alarm membuatku terbangun dari tidur nenyakku.
Sambil mengucek mata aku melirik kearah jam wackerku yang berada diatas nakas

07.00

Aduh! Baru jam segitu padahal ini hari libur tidak ada mata kuliah.

Sehabis mandi dan makan, aku langsung berfikir bagaimana kalau aku pergi nonton mumpung ada film bagus yang lagi tayang.

----------------

Sesampainya di mall aku langsung pergi memesan tiket.
Filmnya bagus romantis sedih, aduh! Dasar kamu denaya sukanya film yang mellow-mellow.

Saat aku masuk kebioskop dan duduk dinomor bangku yang sudah aku pilih.

aku melihat ke sebelah kiriku dan ASTAGA!!! Itu....

Itu...

Pak deviankan?

MAMPUS!

A Mysterious LecturerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang