Dengan tatapan kosong, aku pun berjalan ke arah kedai kopi disekitar sydney park. Melewati sisi sydney park yang sejuk dan sudah gelap. Dinginnya malam mulai merasuki tubuhku. Bahkan aku pun tak ingin pulang. Aku hanya ingin meminum secangkir kopi dan diam sejenak untuk mencoba melupakannya
Lamunanku terus dilanjutkan di sebuah kedai kopi. Semua orang melihatku seperti orang yang sedang depresi. Sampai tiba datang dua orang sahabatnya michael yaitu Calum dan Ashton. Mereka melihatku dan mendekatiku.
"Lo gapapa y/n?" ashton melambaikan tangannya di hadapanku.
Hp ku yang tergeletak di meja, terus menyala akibat adanya belasan notifikasi dari seseorang yang tak sedikit pun ku lihat namanya.
"Woy, y/n! Lu kenapa? Itu ada telepon dari michael" tegas calum.
Lamunanku buyar hanya karena satu nama yang terucap dari mulut calum. Aku pun memberikan hpku ke calum dan menyuruhnya untuk mengangkatnya. Calum mengangguk dan segera mengangkat telepon itu.
"Jagain dia baik-baik ya cal. Gue titip sama lo. Jangan sampe dia kenapa napa."
Satu kalimat yang terlintas di kepala dan tentu saja kupingku dalam sekejap hanya karena dari percakapan calum dan michael. Entah aku harus berperasaan seperti apa setelah mendengar kalimat itu, kini perasaanku telah hancur.
Tangan calum merayap ke arah tanganku dan menggengamnya. " segitunya banget suka sama michael?" matanya menatap sedikit serius dan mendalam ke mataku.
Bagaimana mereka mengetahuinya?
"Ceritakan saja semuanya y/n" ash melanjutkannya. Suasana terasa menyempit, bahkan aku pun tak tau harus bagaimana dan apa yang harusku lakukan.
Perlahan bibirku mulai membicarakan tentang michael dan diriku selama ini. Calum dan ashton mendengarkannya dengan cukup serius. Mereka bahkan tidak menyangka dengan apa yang telah ku ceritakan kepada mereka.
"Are u fuck*in kidding me?" freakout calum berlebihan. Aku memukul tangannya sehingga ia berteriak kecil.
Seketika keadaan berubah menjadi berisik dan lebih menyenangkan hanya karena tingkah konyol antara calum dan ashton.
