page 8

44 13 0
                                    

To : y/n
Page 2

Gue dedikasi halaman kedua ini buat jelasin semua tentang kejadian kemaren. Disaat gue jemput lo, dan bilang kalo bawa treece lo malah kaya menggeleng doang. Padahal omongan gue belom selesai pada saat kemaren. Dan pas kemaren gue beli bunga,alat dekor, dan semacemnya bukan buat surprisein treece atau gimana, tapi buat kemaren kita kasih ke luke sama tunangannya juga. Makanya gue ga ajak lo karena gue takut ntar lo gue kacangin lagi. Dan masalah gue diemin lo itu, karena gue tau sebenernya lo unmood dan biasanya lo ga mau di gangguin eh lo ternyata malah nangis. Maaf ya gue ga bisa ngertiin lo lebih, gue ga tau harus balik sama lo apa gue harus bertahan sama treece, karena bagaimana pun gue ga bisa ninggalin dia begitu aja. Karena dia yang udah gue pilih dan harus gue tanggung jawabin. Semoga lo ngerti sama perasaan gue. I love you x.

Aku ngerti kok mike. Maafin aku yang terlalu lebay dalam perasaan ini.

"Apa yang harus kulakukan sekarang?!apa?" kalimat itu terus berputar di pikiranku. Dalam keadaan seperti ini aku tak bisa berdiam diri saja, ku harus melakukan sesuatu. Aku takut jika ia selalu memikirkan soal ini.

Akhirnya akupun bergegas berjalan kaki kerumahnya tanpa memberitahunya dahulu. Namun... ketika aku telah sampai di 5 meter sebelum rumahnya, ku melihat treece sedang berjalan ke arah mobilnya michael dengan dress pink selutut yang sederhana dan michael yang memakai kemeja santai dan celana selutut.

"Jangan y/n. Jangan hancurin waktu mereka. Lo lebih baik pulang, sebelum michael ngeliat lo." batinku berteriak mengisyaratkan otakku.

Ketika ku menghadap arah balik, michael tanpa sengaja ngeliat ke arah gue dan memanggil gue. "Y/n? Itu lo?"
Terpaksa aku pun harus kembali dan menghampiri mereka.

"Selamat pagi y/n" sapa dengan ramah ny.treece

Aku pun membalasnya dengan sebuah senyuman saja. Lebih tentunya senyuman palsu sih. Dan treece pun masuk ke mobil michael. Michael hanya menunjukan senyumannya ke arahku dan kemudian ia pun membuka pintu mobilnya.

"Michael!!!" teriakku.

Michael menutup kembali pintu tersebut dan menghampiriku, wajahnya semakin mendekat ke arah mukaku. Dan tangannya meraba wajahku.

"Dengerin gue, y/n." ucapnya yang diselangiku dengan mengangguk.

"Gue sayang sama lo. Jadi gue bakal berjuang buat lo walaupun gue punya penghalang terbesar. Jadi lo harus nunggu gue okay?" kecupan manis mendarat dikepalaku tanpa tersadari.

Speechless, ga tau harus apa yang diomongin, akhirnya aku pun memeluknya dengan seert eratnya tanpa memperdulikan treece yang ada di dalam mobil.

"Dadah" michael lagi-lagi memberikan senyum berserinya yang sangat manis. Ah melting:( .

Where Do The Broken Hearts Go?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang