page 11

47 19 0
                                    

Akhirnya bulan ke 32 udah datang, perasaan seneng sama sedih kecampur menjadi satu. Dan lebih tepatnya, besok adalah hari mereka melangsungkan pernikahannya.

Pernikahan?iya. Akhirnya michael mengakui bahwa ia juga menyayangi treece. Apakah michael lupa pada perkataannya yang menunjukan bahwa ia ingin memperjuangkanku?

Jiwaku melarangku untuk menahan takdir yang akan terjadi. Justru, ku harus mendukung apapun yang akan terjadi. Seperti pernikahan michael dan treece. Aku sangat senang dengan pernikahan tersebut, namun aku pun turut sedih mengetahui bahwa sahabat lamaku akan menjadi seorang suami dan sekaligus ayah. Sedangkan diriku masih mengharapkan michael untuk kembali. Ah sudahlah tidak usah meratapi kesedihan ini terus, ga ada gunanya.

Michael tiba-tiba mengirim sebuah pesan padaku setelah hampir satu minggu tak ada kabar. Ia bilang bahwa ia ingin menghabiskan hari ini bersamaku seharian penuh. Tanpa basa-basi ku menerima tawaran tersebut dan mulai bersiap-siap pergi.

30 menit kemudian, michael tampak terlihat sudah menunggu di mobilnya di depan rumahku, aku pun bergegas keluar rumah dan masuk ke mobil michael dengan wajah yang gembira.

" hai " sapanya dengan manis.

"Kemana aja lo ? Haha. Btw emang lo dibolehin sama treece buat jalan-jalan seharian sama gue?" tanyaku sembari mengikat tali sepatu.

"Tenang aja kok. Gue udah minta izin, dan dia ngebolehin yeay. Hahaha" kegembiraan pun terpancar dari raut mukanya.

Kami pun melakukan tradisi seperti dulu pertama kali kita ketemu. Kita duduk di sebuah bangku di taman sambil makan es krim sundae yang sangat lezat. Dan di lanjutkan dengan bersantai di sebuah taman lain yang banyak pepohonan. Michael bersandar di pundakku, tiduran di atas pahaku, dan menyanyikan sebuah lagu dengan iringan gitarnya. Aku tak mengerti mengapa aku masih bisa melakukan ini bersama michael. Padahal ia sudah berpasangan dengan treece.

kami mengelilingi tempat-tempat yang pernah kami kunjungi sebagai flashback dan sebuah isyarat untuk mengucapkan goodbye buat selamanya. Sesekali diriku pun membayangkan bagaimana jadinya jika hidupku tanpa michael? Secara michael adalah bagian penting hidupku.

"Lo kenapa y/n?" ucapnya sambil menatapku dan menggenggam tanganku.

"Gue ga kebayang deh, nanti kalo lu udah nikah, nanti lu malah sibuk sama treece dan bahkan calon anak lu. gimana gue bisa hidup tanpa lu?" ucapku dengan penuh penghayatan.

"Yaela selow ajaaa. Kita bisa kok bareng lagi" senyumnya terpancar sangat indah dan terbayang di mataku.

Kami melanjutkan menyanyikan semua lagu kesukaan kami.

Where Do The Broken Hearts Go?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang