*sudut pandang ketiga, ga terlalu serba tahu tapi pengen sok tahu*
***
Fany menghela napas. Lagi-lagi, Imron membuatnya kesal. Setelah beberapa hari tidak berkomunikasi banyak dengan Imron, hari ini ia bertemu dan berbincang lagi seperti biasanya.
Beberapa menit yang lalu, Imron mengupload foto 'aib' Fany di akun facebooknya. Foto 'aib' itu menunjukan foto Fany sedang duduk di dekat tong sampah dengan ekspresi wajah yang 'memelas'. Walaupun foto itu tidak terlalu kontroversial, tetap saja Fany merasa kesal karena ada adik kelas yang mengomentari foto tersebut. Sudah ke-sekian kalinya Imron membuatnya malu di depan adik kelasnya melalui media sosialnya.
Fany baru saja merasa sial karena cerita yang sudah ia ketik, gagal tersimpan. Dengan mood yang sudah buruk, Imron malah menambah buruk moodnya. Padahal Fany sudah memperingati Imron untuk tidak mengunggah foto tersebut, tapi tetap saja Imron menguploadnya. Namun ia bisa apa? Mendiamkan Imron karena telah mempermalukannya? Imron bahkan akan mendiamkannya lebih kejam dari yang Fany lakukan padanya nantinya.
Di antara Fany, Fira, dan Imron, Fany lah yang memiliki posisi paling menyedihkan. Karena dibesarkan dengan kepribadian yang penyabar dan penyayang, ia tidak pernah bisa marah dalam jangka waktu yang lama dengan orang-orang yang ia sebut 'sahabatnya' ini. Selain itu, ia juga lah yang paling sering ditindas entah karena kepolosannya atau memang karena kutukan 'The Bullying's Main Target' yang ia miliki.
Hampir 12 tahun Fany dan Imron bersekolah di sekolah yang sama. Satu SD, satu MTs, dan satu SMK. Untungnya, Fany tidak pernah sekelas dengan Imron. Hanya di masa sekolah dasarnya saja ia pernah dipersatukan dalam satu ruangan belajar dengannya. Walau sudah berteman selama 12 tahun, Fany baru benar-benar akrab dengan Imron setelah memasuki SMK.
Jauh sebelum Fany dan Imron menjadi akrab, mereka hanya mempunyai status 'teman sekelas'. Fany bahkan pernah membenci Imron karena sifat sombong Imron semasa MTs. Semasa MTs, jangankan untuk mengobrol biasa, saling menyapa pun mereka kadang merasa enggan.
***
"Tadi siapa, Fan?" Tanya Fira pada Fany setelah mereka sampai di sekolah. Hari ini hari pertama Fira masuk di MTs sebagai anak pindahan. Kebetulan Fany tinggal di depan rumah bibi Fira, mereka pun diperkenalkan. Fira juga dimasukkan di kelas yang sama dengan Fany.
"Tadi itu Imron." Jawab Fany.
"Sekelas sama kita?" Lanjut Fira.
"Nggak. Lagian aku ga suka sama dia." Ucap Fany.
Fira mengernyitkan alisnya. "kenapa?" Tanyanya.
Fany menghela napas, ada banyak alasan kenapa ia tidak menyukai Imron. "Dia itu sombong. Suka bikin sakit hati pula." Jelas Fany. Fany pun menceritakan beberapa cerita antara ia dan Imron yang membuat Fany tidak menyukainya.
***
"AAAAAHHH!! Pokoknya aku ga mau di-sekelas-in sama kamu!" Ucap Fany pada Imron. Fany dan Imron sama-sama melanjutkan di sekolah menengah kejuruan setelah lulus dari Madrasah Tsanawiyah.
"Emang satu jurusan?" Tanya Fira penasaran.
"Iya. Sama-sama multimedia." Jawab Fany. Ia masih terlihat kesal karena ternyata ia akan satu sekolah dengan Imron lagi.
"12 tahun ya.. 12 tahun." Ucap Fira diikuti tawa kecil.
***
(FACEBOOK POSTS)Imron Rosadi
Coming soon : di blok orang :v
Fira Faatihah
Coming soon.
"Terima pertemanan lagi napa" :v
Fira menahan tawanya. Fany pasti sudah meluapkan kekesalannya pada Imron. Foto Fany yang diunggah Imron juga sudah dihapus. Itu berarti bahwa ia sudah memarahi Imron. Fira menikmati momen yang ada. Sudah biasa baginya melihat kebiasaan ini.
Imron mempunyai foto memalukan Fany.
Ia mengunggah fotonya.
Fany melihatnya dan kesal.
Fany memarahinya.
Jika Fany merasa kesal terhadap Imron dan saat itu Imron ada di dekatnya, Fany pasti langsung berteriak dan menjambak rambut Imron.
"Ah! Sakit, Fan!" Keluh Imron saat Fany menjambak rambutnya. Fany sudah sangat sering menjambak rambut Imron semenjak mereka masuk SMK. Hal itu sudah menjadi kebiasaannya setiap kali Imron berbuat sesuatu yang menurut Fany berlebihan.
Kalau semasa SDnya, Fany yang sering diperlakukan kasar oleh Imron. Pernah suatu waktu Fany hampir dipukul oleh Imron, entah karena apa. Namun waktu itu ia diselamatkan oleh teman laki-laki sekelasnya, Iqbal. iqbal mencoba melindungi Fany dengan menengahi antara Fany dan Imron. Fany yang saat itu sudah terpojok di dinding kelasnya hanya bisa merasa cemas, ia merasa benar-benar ingin menangis.
"IHHHHH!!! Kamu mah malah nyari kesempatan dalam kesempitan!" Ucap teman Fany yang lain melihat posisi Anang yang mencoba melindungi Fany dengan meletakkan kedua tangannya di atas pundak Fany yang terpojok di dinding kelas. Lucu mengenang kejadian itu. Fany sendiri tidak benar-benar ingat kronologi kejadiannya karena saat itu ia sudah merasa takut dengan kemarahan yang ditunjukkan Imron saat itu.
Dua belas tahun Fany berteman dengan Imron. Selama dua belas tahun itu, Fany baru benar-benar merasakan berteman dengan Imron setelah masuk SMK. Kebetulan Fany dan Imron tidak dipersatukan dalam satu kelas. Setiap Fany mempunyai keluh kesah mengenai anak-anak sekelasnya, ia pasti menceritakannya pada Imron. Begitu juga sebaliknya.
"Ahh coba aja aku di-satu-kelas-in sama Imron." Keluh Fany pada Fira. Fira menertawainya. Padahal beberapa bulan sebelumnya, Fany enggan disatukan dengan Imron.
Fira yang baru berteman dengan mereka selama kurang lebih 4 tahun, sering merasa lucu melihat kedua temannya ini. Jika ini semua adalah FTV SCTV, Fany pasti sudah dijodohkan dengan Imron karena chemistry di antara mereka. Sayangnya, ini realita. Walaupun ada ungkapan bahwa persahabatan antara dua lawan jenis pasti diikuti oleh rasa, maka rasa yang diselimuti oleh Fany dan Imron adalah rasa kesal. Imron yang terkadang kesal karena 'kepolosan' Fany dan Fany yang sering kesal karena kejahilan Imron.
"Jangan marah dong sayangggg" Fira mengirimkan pesan singkat melalui whatsapp kepada Fany. Melihat status yang baru diupdate Fany, Fira berpikir untuk melihat keadaan Fany. "Beneran lagi badmood kayaknya." Pikir Fira.
Fany melihat ke arah hpnya. Dibukanya pesan singkat yang Fira kirim. Meski terasa menjijikan karena kata 'sayang' yang Fira gunakan, Fany tetap membalasnya dengan senang. "Mana bisa aku marah ke kalian. Biasanya kan kebalik."
Dua belas tahun berteman dengan Imron, Fany tetap sama; Ia takut setiap kali Imron marah. Karena itu lah, Fany tidak pernah berani untuk melawan Imron. Walaupun terkadang Fany merasa kesal, hal yang bisa ia lakukan hanya memohonnya Imron untuk berhenti atau menjambak rambutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Life as Fira Faatihah
De TodoHidup sebagai Fira Faatihah adalah hal yang.. tidak menyenangkan. #AntiFiraFaatihah