I'm sorry and thank you

7.3K 679 11
                                    

Author : Yeonhwa
Cast : Min Yoongi (Suga BTS), Jung Hana (OC)
Genre : Marriage life, Fluff (little)
Rated : G
Lenght : Ficlet
Disclaimare : Suga and other BTS member belongs to God, but storyline and OC belongs to me.
I hate plagiarism so don't copy paste!
Happy reading ^^

===000===

Aku membuka pintu rumah dengan sangat hati-hati, pelan-pelan aku melangkah masuk. Tanpa ku nyalakan lampu, aku langsung saja menuju dapur dan mengambil segelas air putih. Ku tengok sofa depan TV, oh benar saja, Hana tertidur. Ku matikan TV, baru saja tanganku akan mengangkatnya dia membuka mata.

"Oh, kau sudah pulang?" ucapnya dengan mata yang masih setengah terpejam.

"Tidur di kamar saja sana." Aku menyuruhnya masuk ke kamar, tapi dia justru melangkah menuju dapur.

"Kau mau kopi atau teh?" tawarnya.

"Teh saja." Ucapku singkat sambil melepaskan jaket yang kupakai.

"Airnya belum kusiapkan." Ucapnya ketika hendak pergi menuju kamar mandi. Aku meraih tangannya, mencegatnya sebelum dia masuk ke kamar mandi.

"Tak usah. Aku bisa sendiri." Aku tersenyum padanya.

Ku rendamkan seluruh tubuhku ke dalam bathtub. Pikiranku sedikit kacau sekarang. Bagaimana tidak, sampai hari ini aku sudah memeluk bahkan menggenggam tangan para fansku dengan romantis, sementara istriku? bahkan aku jarang bersamanya sekarang. Aku merasa bersalah padanya. Aku jarang memeluknya, bahkan menggenggam tangannya mesra pun aku jarang melakukannya.

"Yoongi-ah, ini tehnya." Dia berjalan menghampiriku lalu meletakkan secangkir teh hangat di nakas samping tempat tidur kami.

"Mau kubantu?" tawarnya melihatku kesulitan untuk mengeringkan rambut.

Aku terdiam, merasa bersalah. Aku tak berani membuka pembicaraan.

"Jadwalmu sangat padat, tak bisakah kau mengambil waktu istirahat meski sebentar saja?" ucapnya sambil menyisir rambutku.

"Sebenarnya aku ingin, tapi perusahaan belum mengijinkan." Aku menyeruput teh buatan Hana. Secangkir teh bunga krisan, untuk menghilangkan rasa lelah di tubuhku.

"Kau bahkan mengabaikan rambutmu. Lihatlah, ada uban disini?" Hana mencabut helaian uban yang mulai tumbuh di kepalaku.

"Benarkah?" aku melihat lihat lagi rambutku dari pntulan cermin.

"Sepertinya aku harus meminta perusahaan untuk berhenti bereksperimen dengan warna rambutku."

"Bagaimana dengan Hyunsik hari ini?" aku penasaran dengan jagoan kecilku.

"Dia sudah bisa duduk sendiri, yah, meski kerap kali terjungkal karena belum bisa seimbang." Aku melihatnya mengulas senyum ketika bercerita tentang jagoan kami.

Selesai denganku, Hana beralih ke tempat tidur. Merebahkan dirinya lalu menarik selimut tebal. Akupun mengekor. Tak banyak yang kami bicarakan. Jujur saja, aku jarang memanggilnya dengan sebutan sayang atau istriku atau panggilan gombal lainnya. Aku memang tidak bisa melakukan itu.

Aku masih terduduk. Ku sandarkan tubuhku pada headboard ranjang. Sedikit berfikir, sampai kapan aku harus selalu jauh dari mereka. Sering terbesit keinginan bahwa aku harus berhenti demi mereka, tapi itu terlalu egois akan ada banyak hati yang terluka diluar sana.

Kulirik Hana yang sudah terepejam. Kusibakkan anak rambut yang menutupi paras cantiknya. Demi Tuhan, aku sungguh merasa bersalah padanya.

Aku turut berbaring disampingnya. Tanganku melingkar di pinggangnya. Memeluknya dari belakang seperti ini, membuatku merasa hangat.

"Kau kenapa?" ucapnya lirih. Ah, rupanya dia belum sepenuhnya tertidur.

"Maafkan aku Hana-ya." Lirihku masih dalam posisi memeluknya.

"Untuk apa meminta maaf?" balasnya, dan bisa kurasakan tangannya menarik tanganku agar memeluknya lebih erat lagi.

"Maaf karena aku terlalu sering meninggalkan kalian." Heol, kalimat itu meluncur sempurna.

Hana membalikkan tubuhnya, mengubah posisinya menjadi menghadapku sekarang. Matanya terbuka. Mata bulat itu, mata yang selalu meneduhkan hatiku, mata yang selalu bersinar. Dia lantas tersenyum menatapku. Senyum yang begitu manis.

"Kau tak perlu mintaa maaf. Dengarkan aku. Aku justru bangga padamu, dan aku rasa Hyunsik pun sama bangganya sepertiku. Kau hebat, kau mampu membagi waktumu meski kau hanya dirumah sebentar saja, tapi saat-saat itulah saat-saat yang berharga untukku dan terutama untuk Hyunsik. Dan satu lagi, kau bisa menghibur banyak orang dengan karya-karyamu, lihatlah, hampir semua lagu ciptaanmu menjadi hits dan trend di dunia musik. Tidak semua orang bisa melakukan hal seperti itu Yoongi-ah. Lalu apa yang harus ku maafkan darimu?" jelasnya panjang lebar. Ku tatap wajahnya dan matanya, tak sedikitpun aku menemukan raut kekecewaan disana.

CUP...dia mengecup singkat bibirku, lalu tersenyum.

"Justru akulah yang harus minta maaf, karena belum bisa menjadi istri yang baik untukmu," lanjutnya.

Ku peluk erat wanita yang ada di depanku saat ini. Wanita hebat yang kutemui setelah ibuku.

"Terimakasih Hana-ya. Terimakasih karena telah menjadi istri yang sempurna untukku." Ucapku tanpa melepas pelukanku. Ku cium pucuk kepalanya cukup lama sebelum akhirnya mataku terpejam mengikutinya.

END

Min Yoongi's Family storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang