His brother

893 58 1
                                    

"Ami, maaf, kau bisa pulang duluan." aku berbicara, berusaha untuk tidak melukai hatinya.

"Eh, memangnya kenapa Hiyori?" Ami menghentikan aktivitasnya sejenak.

"A-ano, se-senpai me..ngundangku." aku tidak bisa berbicara lancar. aku gugup sekali mengatakannya. entah kenapa.

"Senpai?" tanya Ami bingung. ia melanjutkan aktovitasnya kembali, membantu membereskan barang-barangku.

mulutku serasa berat menyebut namanya. aku mengambil surat di saku ku dan memberikannya kepada Ami.

"Oohh! dia yang kau selamatkan tadi kan!" Ami mengacungkan jarinya, pertanda mengerti. Aku mengangguk. "Tsukigawa Yato... sepertinya aku pernah dengar nama ini." tambah Ami.

"Hah? Kapan? Dimana?" aku jadi penasaran.

"Entahlah, aku lupa. hehe" dia tertawa. "Eh, apa kau tidak terlambat? bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak tadi lho!" Ami mengingatkanku mengenai apa yang ada dalam surat itu.

"Oh iya! Maaf Ami, aku pergi duluan ya. terima kasih bantuannya." aku meraih tasku dan berlari keluar UKS. lambaian tangan dan senyum Ami membuatku bersemangat.

♡♡♡

Setelah berlari sekitar 10menit, tibalah diriku di stasiun. segera aku mencari seseorang. mataku menyapu seisi stasiun.

Dimana dia? apa dia sudah meninggalkan ku? Ah! harusnya aku tiba lebih awal!

"Hei!" seseorang menepukku dari belakang. refleks aku membalikkan badan.

Bola matanya yang berwarna biru membuatku jatuh hati...

"Ah, senpai. maaf aku terlambat" aku membungkukkan badanku seraya meminta maaf.

"Tenang saja, aku juga baru tiba kok" dia tersenyum menghiburku. aku sedikit lega. "Ayo kita berangkat, keretanya akan tiba lho!" dia melangkahkan kakinya.

"Ah, baik!" segera aku menyusul langkahnya.

beberapa kemudian kereta pun tiba. kami berdua langsung masuk ke dalam geebong. karena matahari sudah terbenam, orang dalam gerbong kereta pun sedikit.

♡♡♡

di dalam gerbong kereta, aku melihat pantulan diriku di kaca gerbong. dalam benakku muncul banyak bayangan.

Apa yang akan dilakukan senpai? bayangan yang anehpun mulai bermunculan.

Tidak tidak!! aku menggeleng-gelengkan kepalaku, menghilangkan bayangan-bayangan tersebut.

seperti dapat membaca pikiran, senpai berkata "Tenang saja aku tidak akan membawamu ke tempat yang aneh kok" dia menatapku dan ternsenyum.

Sialnya, tatapan itu membuat dadaku berdegup kencang. Aku malu sekali...

♡♡♡

sekitar 30menit akhirnya kami sampai di tempat tujuan. kami turun dari kereta dan berjalan keluar stasiun. kulihat jarum jam menujuk pada 7.15 masih banyak orang berlalu-lalang di sini.

"Apa kau pernah ke sini sebelumnya?" senpai bertanya kepadaku.

"Tidak" ku gelengkan kepalaku perlahan. aku meneliti tempat-tempat yang kulalui. "Senpai, mau kemana kita?" kuberanikan diriku untuk bertanya.

"Nah kita sudah sampai" kami berhenti di depan kedai ramen.

Ramen? Jika hanya ramen, kenapa harus sejauh ini?

Kami memasuki kedai itu. Tidak begitu banyak orang. Seorang pria bertubuh besar terlihat sedikit mabuk di sudut bangku, di temani seseorang, kukira itu rekan kerjanya. Dan juga ada berapa remaja yang sepertinya seusia denganku.

Yoru to Hikaru [Light In The Night]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang