Tahun ini aku memulai kelas baruku sebagai senior paling tinggi, alias kelas 3. ternyata menjadi siswa kelas 3 tidaklah mudah. akhir-akhir ini banyak bimbingan belajar untuk persiapan ujian, sehingga jam pulangku harus mundur.
Aku berjalan perlahan saat pulang sekolah. kulihat sudah tidak banyak siswa yang berkeliaran. aku berhenti sejenak di lorong dan merapat ke jendela. langit berwarna oranye menghipnotis agar aku tetap melihatnya. hingga sebuah tepukan di pundakku menyadarkanku.
"apakah kau Tsukigawa Yato-san?" orang itu bertanya kepadaku. kujawab dengan anggukan saja. "aku ingin meminta tolong padamu" lanjutnya.
"meminta tolong apa? jika aku sanggup mungkin akan kubantu"
"di atap, ada 2 siswa sedang berkelahi. tolong selamatkan siswa yang ini," dia memberikan sebuah foto.
seorang anak laki-laki berambut hitam kecoklatan dengan bola mata berwarna hijau terlihat tersenyum dalam foto itu.
"tunggu, kenapa harus aku yang menyelamatkannya?" aku bertanya.
"aku ingin menolongnya, tapi aku tidak bisa. kudengar kau sering berkelahi."
aku berpikir sejenak. darimana dia tau tentang diriku? memang beberapa kali aku pernah berkelahi. tapi bukan berarti aku menyukainya.
"aku mohon!" melihat diriku yang kebingungan, ia menundukkan kepalanya.
"baiklah, kau berhutang kepadaku." aku membawa foto yang diberikannya "siapa namamu?" aku bertanya.
ia menegakkan badannya dan menjawab "kazuma"
♡♡♡
ku buka perlahan pintu menuju atap sekolah. denyitan daun pintu terdengar nyaring. ku langkahkan kaki ku keluar. setelah kuamati sekitar, kudapatkan 2 siswa yang sedang berkelahi.
"hei kalian!" dari jauh aku berteriak. mereka berhenti dan melihat ke arahku. "kenapa kalian berkelahi?" aku berjalan mendekat.
mereka melepaskan satu sama lain lalu menunduk.
"aku tidak mau tau urusan kalian sih. aku hanya ingin menyelamatkan dia" aku menunjuk siswa berambut coklat itu.
lalu drngan santainya kulemparkan bogem mentah kepada siswa satunya hingga ia jatuh tersungkur. jika kuperhatikan lagi, ia mirip yukine.
"hei, apa maksudmu!" dia berteriak sambil memegang pipi kirinya.
"tidak ada, sudah kubilang kan. aku hanya ingin menyelamatkan dia." ku jawab dengan tatapan datar.
ia bangun perlahan. belum sempat memulihkan keseimbangannya, pukulan kedua kusiapkan untuk pipi sebelahnya.
"tunggu!" pekik si rambut coklat. "jangan sakiti temanku!" tuturnya.
"temanmu? yang benar saja! lihat dirimu, kau sudah dihajar habis-habisan kan?!" ia tertunduk. aku memulai pukulanku dengan sekuat tenaga.
SFX: Suara pukulan keras
tapi aku salah sasaran. entah sejak kapan laki-laki berambut coklat ini berada di depanku. sedangkan lawannya hanya diam memaku beberapa detik memandangi si rambut coklat yang terkapar.
"ti..tidak! tidak! ini bukan salahku!" kemudian ia berlari meninggalkan kami berdua.
aku mendekati si rambut coklat yang tak sadarkan diri. ku lihat nama yang tertera. Sakurai Suzuha.
"Sakurai? bukankah ini nama depan ketua osis itu? jangan-jangan..."
Brakk!!
pintu menuju tangga sekolah terbuka dengan keras. sontak aku menoleh kebelakang. dan benar dugaanku, sang ketua osis, Sakurai Veena, berjalan dengan cepat ke arahku.
"Suzuha! Suzuha!! bangun Suzuha!" Veena menggoyang-goyangkan tubuh Suzuha dengan kencang. "apa yang kau lakukan?" Veena bertanya sekaligus membentakku.
"memukulnya.." ku jawab seadanya sambil memalingkan wajah. mataku tertuju pada Kazuma yang berjalan ke arah kami. wajahnya terlihat panik. ia menatapku seolah berkata, Kenapa kau memukulnya?, namun aku tak bisa menjawab.
"Kazuma! tolong bawa Suzuha. aku akan memberi pelajaran kepada orang ini!"
"Ba-baik, Veena" Kazuma segera membawa Suzuha meninggalkan kami berdua. kini hanya aku dan Veena.
Veena mengeluarkan tongkat yang dapat dilipat dari sakunya. sambil meluruskan bilah-bilah tongkat, ia menatapku tajam. mulai detik itu, Veena terus mengejarku. dan karena masalah ini, aku mendapat skorsing selama 1 semester.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yoru to Hikaru [Light In The Night]
FanfictionHiyori Iki adalah siswi SMA yang biasa-biasa saja di sekolah. Satu-satunya kelebihan yang ia miliki adalah kebaikan hatinya. Hal itu terbukti saat ia rela mengorbankan nyawa demi menyelamatkan seseorang dari sebuah kasus kecelakaan lalu lintas. Sete...