"Hai balik lagi sama gue, Jemima! Maaf ya, 2 minggu kemaren gue nggak masuk. Jadi, gue nggak bisa siaran deh. Request deh, sebanyak-banyaknya mau ngapain hari ini?"
Langsung gue puterin lagu favorite gue untuk saat ini, All Time Low yang Therapy. Lagunya gila, gue sangat mendalami.
"WOI MIMA!!"
Anjir kan, itu siapa coba berani-berani teriak pagi-pagi gini. Gue langsung keluar dari ruang radio, karena emang tadi pintunya dikunci, sih.
"Kenapa sih, Nay?"
"Lo. 2 minggu nggak masuk cuman bilang, kenapa sih Nay?" tanya dia sambil menirukan cara gue ngomong. "Kasih gue penjelasan dong lo kenapa nggak masuk. Basa basi kek apa kek."
Namanya, Naya. Naya Shakila. Baru ketemu kelas 10, serasa kenal dari orok.
"Pertama, ada hal-yang-nggak-perlu-lo-ketahui. Mistis banget nggak, gue?"
"Kedua?"
"Gue males masuk."
"Ketiga?"
"Gue males liat muka lo."
"Terus?"
"Ya nggak terus-terus, nanti nabrak."
"Sinting." kata Naya sambil nempeleng kepala gue terus dia lari. Kampret, jahanam.
"WOI JANGAN KABUR KUTIL!!"
"KEJAR KALO BERANI DAHAK!!"
Gue cepet-cepet masuk ke ruangan radio, "Oke, buat pagi ini cukup sekian, ya. Karena ada masalah disini, buat yang mau request, kertas udah disiapin di depan ruang radio. Have a good day!"
Gue off-in mic dan segala tek-tek bengeknya. Buat apa? Ya ngejar satu kutil dajjal itu, lah.
— — — — — —.
Gue nggak jadi ngejar kutil dajjal, males. Ntar juga nyamperin gue. Kan gue eksis, aura dari tubuh gue bersinar, semua orang juga pasti terpesona.
"Eh, Mima, udah masuk?"
"Ehhhh Mima!"
"Hai, Mim!"
Dah gue bilang, gue eksis. Jangan terlalu menyangkal deh.
Masih pagi sih ini, anak-anak pasti belum pada dateng. Atau lebih tepatnya mereka telat. Karena sebenernya ini udah jam 7.15. Mereka nggak tau aja, gue udah masuk hari ini.
Tinong!
You received a message from SMA HARAPAN BANGSA.SMA HARAPAN BANGSA: woi!! jemima udah masuk!! sini cepet sekolah rame lagi!!
Nggak. Itu khayalan gue aja sih, HAHAHAH. Apasih.
Seseorang menepuk pundak gue, "Woi, Mim!"
"Apa sih, Nay? Gue tau gue pasti dikejar sama lu, karena gue eksis ya kan. Udah sih. Aura gue terpancar kemana-mana, lo aja kepincut apa lagi si...." oceh gue sambil perlahan melihat kebelakang, "Eh, Rayan?"
"Lo gila, ya?" tanya Rayan geleng-geleng kepala sambil jalan menjauh.
Hah, apa? Emang gue ngapain, sih......
Anjir. Gue tadi kenapa.
"RAYAN GUE NGGAK GILA KOOOOK!!!!!!!" gue teriakin Rayan yang kayanya udah 10km jauh dari gue, —ngga kok, gue berlebihan— yang malah bikin orang-orang menganggap gue positif gila.
— — — — — —.
Akhirnya, setelah 2 minggu gue nggak masuk, gue kembali lagi ke kelas!!
Oke, gue deskripsiin kelas gue dulu supaya lo semua membayangkan.
Terdiri dari 25 siswa. 15 perempuan dan 10 laki-laki. 2 dari 25 adalah sahabat gue. Berarti, 23 dari 25 adalah temen biasa.
Di sebelah gue ada temen sebangku gue, namanya Adriel. Bos dari geng laki-laki terbesar di sekolah gue. Bagi ade kelas pasti nyeremin, menurut gue nggak. Gue pernah suka waktu kelas 3sd, karena dia unyu. Sekarang nggak. Suka ngerokok dan badboy parah lah. Ini bukan cerita antara gadis lugu-lelaki badboy, inget. Lagian, dia lagi deket sama sahabat gue. Masa, nikung? Kecuali gue Valentino Rossi, heheheheheh receh kampret.
Dan, seperti yang lo tebak, —atau lo belum nebak juga nggak apa-apa— dia lagi tidur.
"Mim, lo denger nggak, sih?"
"Hah, apa?"
"Lo. Denger. Gue. Nggak. Sih."
"Oh... denger kok, Driel," hah? "Eh, Driel, udah bangun?"
"Bolot. Udah dari tadi. Bu Imas aja udah dateng," kata Adriel. "Oke, karena lo daritadi ngehayal, dan bener kata Rayan kalo lo positif gila, jadi gue bakal ulang lagi."
"Nggak pake ngatain berapa sih, harganya?"
"Jadi, lo mau nggak, bantuin gue nembak Alanna?" tanya Adriel sambil masang senyum 3 jari.
"Lewat radio?"
"Lewat radio," tegasnya. "Tapi, ini bukan tembak-tembak klise gitu kok, Mim. Gue yakin lu udah bosen bantu gituan. Nanti rencananya gue kasih tau dah. Gue mau nembak siang ini abisnya."
Gue bilang juga apa, gue itu yang suka bantuin orang pacaran, istilahnya dokter cinta.
Nggak sih. Gue males sama urusan per-cinta-an. Bosen. Gitu-gitu aja, pasti jadian, unyu-unyuan, marahan, putus. Udah gitu, pacaran tuh geli tau nggak. Mual ngeliat orang pacaran, apalagi kalo gue praktek-in, makin geli kan. Hih.
"Sekian pelajaran hari ini. Buat Jemima dan Adriel, rangkum bab 4-6 dikumpulkan lusa."
Adriel kampret.
1 lagi, ini bukan cerita tentang friendzone, kok.
— — — — — —.
chapter 1 done!! nggak tau nulis apa, semoga bagus & dimengerti hehehehe. maafin kalo aneh gitu..... karena...... sebenarnya.........
jengjeng
gue masih abal. abal banget. kalo ada kesalahan atau kritik tulis komen ya karena gue sangat membutuhkan!!
jangan lupa vote&comment! <3
KAMU SEDANG MEMBACA
TGS (I) Gue, Jemima.
Fiksi RemajaGue, Jemima. Cewe periang yang sedikit barbar. Tapi nggak barbar amat. Seorang penyiar radio terkenal. Menurut gue, cowok itu: objek kesenangan semata.