Author POV
"Jangan pernah datang lagi," Liana berusaha menahan tangisnya.
"Aku tidak akan kembali kalau kamu mau memenuhi permintaanku Liana," Ujar lelaki itu dengan nada penuh penekanan.
"Tidak segampang itu, pikirkan anak anak, jangan semena mena," tiba-tiba Ryo menampar Liana, Liana pun jatuh ke lantai.
"AKU HANYA INGIN KAMU MELEPASKAN AKU, DAN SETELAH ITU KITA--" Ucapan Ryo terpotong saat Dryan datang.
Dryan nenahan emosi nya saat melihat posisi Mama nya yang sedang berada di lantai sambil menangis dan Lelaki itu yang berada di depan mamanya.
"Ngapain anda datang kesini lagi?" Tanya Dryan dingin.
"Bukan urusan kamu. Kamu ga usah ikut campur urusan saya dan mama kamu," Jawaban dari papa nya itu membuat Dryan mengepalkan tangannya menahan emosi.
"Memang bukan urusan saya, tapi apa pantas anda bertindak seperti itu?" Pipi Dryan terasa panas saat lelaki itu menamparnya dengan keras. Seperti kenyataan nya saat ini.
"SUDAH SAYA BILANG BUKAN URUSAN KAMU,"
"MEMANG BUKAN URUSAN SAYA TAPI ANDA TIDAK PANTAS BERTINDAK SEPERTI ITU APALAGI DENGAN PEREMPUAN,"
"Dryan," Ujar Mama nya lirih.
"Sudah terserah anda, yang terpenting jangan pernah datang kesini lagi, anda datang kesini hanya menimbulkan keributan," Dryan menatap lurus dan tajam kearah lelaki itu.
"Bukan hak anda untuk mengurusi saya, ya sudah kalau itu yang anda mau, saya akan meninggalkan tempat ini sekarang juga," Lelaki itu pun keluar dan terdengar suara deruman mobil meninggalkan rumah nya.
Terdengar suara isakan tangis Liana dengan kencang.
"Kita ke kamar ma," Dryan pun mengantar Liana ke dalam kamar.
Dryan membimbing Liana untuk duduk di kasur.
"Maafin Mama Rey," Ujar mama sambil menangis.
"Sshh, udah bukan salah Mama, Ini semua salah dia," Ujar Dryan menenangkan Rana.
"Maaf Mama gabisa jadi wanita yang pas buat Papa kamu,"
"Bukan Mama yang nggak pas buat Papa, tapi Papa yang nggak pas buat Mama, Ma udah relain dia, apa Mama gak capek ketemu ribut mulu?," Liana menggeleng sambil menutup kedua mulutnya dengan tangan.
Dryan mendesah, "Yaudah, mungkin emang bukan urusan aku, mama tenangin diri dulu, Rey mau keluar," Dryan pun keluar, mengambil kunci mobil dan melaju pergi ke suatu tempat.
*****
Disini sekarang, di tempat dimana biasanya Dryan melampiaskan emosinya jika ia sedang ada masalah.
Dryan sedang berada di tepi danau yang sunyi dan damai.
Ia melemparkan bebatuan ke arah danau dan mengucapkan kata makian.
Dryan merasa lelah, ia pun duduk di dekat pohon sambil bersandar.
"Aku kangen kita yang dulu pa," Gumam Dryan.
Sampai sekarang ia tidak pernah tahu apa yang membuat Papa nya seperti ini.
Mungkin karena orang ketiga diantara papa dan mama nya.
Papanya selalu menuntut perpisahan.
Ya, ia benci akan hal itu.
Sangat benci.
Apalagi jika sudah seperti tadi, Papa nya datang hanya menuntut permintaan yang paling ia benci di seumur hidupnya.
Memikirkan nya saja membuat Dryan muak.
Dryan menggeram kesal dan mengacak rambutnya kasar.
Seakan ia tersadar hari sudah mulai malam, Dryan pun berdiri dan langsung masuk ke dalam mobilnya.
"Gi ketemuan tempat biasa," Dryan pun mulai menginjak pedal gas nya dalam dalam melampiaskan emosinya tanpa memperdulikan keadaan sekitar.
*****
"Ada perlu apa lau manggil manggil gua kemari?" Tanya Gio yang sudah berada di depan Dryan.
"Cuma pingin curhat aja, gak curhat sih cuma bilang satu kalimat,"
"Wah apatuh, kata 'I love you' ya? Wah I do love you anyway mas," Dryan yang mendengar ocehan Gio langsung menempeleng kepala nya.
"Gila lu, gua serius," Ujar Dryan.
"Ih jahat banget, yaudah yaudah lu mau bilang apa?"
"Dia dateng lagi," Ujar Dryan sambil mengepalkan tangannya.
"Terus mereka ribut lagi," Lanjutnya.
"Astaga, sorry nih ya Rey, sebenernya maunya om Ryo itu apa?" Tanya Gio.
Gio memang mengetahui masalah Dryan. Bagaimana tidak tahu, Gio adalah teman sedari Dryan kecil.
"Gua udah bilang, dia cuma pingin perpisahan, dan gua benci hal itu,"
"Terus Bunda lu? Eh Mama lu gimana?" Tanya Gio.
"Ya masih aja kayak gitu, gua ga ngerti jalan pikirannya gimana, masih aja mau bertahan yang udah tau kalo Papa bakal kayak gitu ke dia,"
"Kekuatan Cinta bro," Kata Gio sambil menepuk pundak Dryan.
"Karena cinta Mama lu bisa sekuat dan setegar ini dalam menyikapi masalah, gua aja yang jadi cowok ngerasa sakit, ya biasa suka dengerin curhatan nyokap lu sama nyokap gua," Ujar Gio.
"Ya tapi tapi kan nggak gitu juga kali sampe nyiksa hati, yang kayak gini nih Gi gua males sama ngenalin yang namanya Cinta itu apa," Ujar Dryan.
"Lu ga asik Rey, Cinta itu emang buta, tuli, ya atau segala macemnya, tapi Cinta itu mengubah segalanya, contohnya gua, iya gua tau gua anak jomblo, tapi bukan berarti gua ga punya cinta pertama gua ya, lu inget Tiara kan? Dia yang ngajarin gua apa itu cinta, dan dia alasan kenapa sampai saat ini gua nge jomblo, lebih tepatnya masih ada dia di hati gua, walaupun dia ninggalin gua tanpa alasan, gua masih bertahan sampai saat ini kalo lu mau tau," Ujar Gio.
"Eh lu mau tau kan? Gak lu harus tau Rey, Tapi ga mungkin cowok secakep lu gini gaada yang mau, coba lah buka hati lu, jangan lu tutup mulu ntar lumutan kayak kamar mandi gua, gadeng kamar mandi gua gak lumutan,"
Apa ini waktunya Rey untuk membuka hati? Memang setelah ia menyukai Tifa ia tidak menyukai siapapun lagi, itupun sudah kejadian tiga atau empat tahun yang lalu.
Kring kring kring
Bunyi deringan telpon terdengar.
"Eh bentar gua angkat dulu," Ujar Gio.
"Rey gua balik ya, udah ditanyain nyokap, kalo ga balik ntar gua tidur di luar lagi, intinya gua pingin sahabat gua ini membuka pintu hatinya lagi, udah ah gua cabs dulu," Gio pun masuk ke mobil dan mulai melaju.
Ya, Rey akan mencoba.
Gio sudah pulang, Ini artinya Rey juga harus kembali ke rumahnya.
*****
Part Five.
Halo halo hai!
Lama gak update gara-gara ngestuck. Oh iya, mungkin cerita ini bakal jadi Author POV aja ya bukan point of view para tokoh nya, karena aku pikir enakan dijadiin author POV aja. Jadi aku gak usah ngetik 'Auhor POV' atau 'Blablabla POV' di awal cerita per part nya lagi ya karena mulai sekarang pakai Author POV. Oke? Tapi gak janji juga sih, tergantung.
Hope you like it!

KAMU SEDANG MEMBACA
You & Me
Novela JuvenilIni adalah awal dari cerita kita. Just you and me who understand what the purpose behind this. -Rallina & Dryan-