Epilog

3.2K 294 59
                                    

Seokmin POV's

Aku menyusuri koridor panjang ini. Koridor yang penuh dengan kenangan di masa sekolahku. Tiba-tiba saja seperti melewati dimensi waktu aku bisa merasakan suara riuh rendah teman-temanku yang selalu membuat gaduh sepanjang koridor ini. Walaupun pada kenyataannya hanya akulah satu-satunya orang yang berada disini. Hari ini hari minggu jadi sekolah diliburkan.

Sudah 5 atau 6 tahun aku tidak mengunjungi sekolah ini. Terlebih setelah aku disibukkan dengan semua pekerjaanku sebagai seorang CEO, menggantikan ayahku. Setiap hari hanya bergelut dengan tumpukan kertas bernilai ratusan ribu dollar dan ruang meeting sebagai tempat yang kukunjungi setiap hari. Tak banyak yang berubah dari sekolah ini. Sekarang aku sedang duduk di bangkuku. Tiba-tiba terlintas sebuah ingatan masa lalu, Soonyoung duduk di depanku dan aku mengibaskan buku agar Soonyoung nyaman dalam tidurnya.

Setelah kembali dari Amerika dua hari yang lalu aku belum menemui Soonyoung. Dengan kata lain dia tidak tau kalau aku pulang ke Korea. Yang dia tau sekarang aku sedang berada di Australia untuk meeting dengan klienku disana. Ya aku membohonginya, aku ingin memberi kejutan padanya. Soonyoung-ku sekarang menjadi pelatih basket di sekolah ini. Jika dia tau aku membohonginya, pasti aku akan digantung hidup-hidup oleh Soonyoung.

"Tuan, bagaimana? Sudah bagus?"

"Eum, aku rasa ini sudah bagus. Gamsahamnida ahjussi atas bantuannya."

"Ne, sama-sama tuan Lee."

"Oh iya, jangan lupa besok siapkan makan siang yang spesial untuk anak-anak ya."

"Baiklah. Saya permisi."

Yang barusan adalah pengurus kantin sekolah. Rencananya besok aku akan memberi kejutan untuk Soonyoung dan mentraktir seluruh murid untuk makan siang. Dulu ini adalah salah satu tempat favoritku, karena di kantin aku bisa duduk berhadapan dengan Soonyoung dan Soonyoung tidak pernah protes padaku.

Incoming call 'Eomma'...

"Ne, eomma?"

"..."

"Aku sedang berada di Pledis School. Ada apa?"

"..."

"Baiklah. Aku pulang sekarang."

Eomma protes padaku karena selama dua hari ini aku belum pulang ke rumah. Aku tinggal di hotel dan sibuk menyiapkan kejutan untuk Soonyoung. Aku tidak pulang karena aku takut jika aku pulang aku akan khilaf dan menemui Soonyoung. Itu akan menggagalkan rencanaku.

Aku tidak membawa mobilku karena nanti Soonyoung akan curiga jika melihat mobilku terparkir di rumah. Baru saja aku melewati depan rumahnya. Dia sedang mencuci mobilnya. Ingin sekali aku turun dan memeluknya. Aku sangat meridukannya. Dia jadi semakin menggemaskan dengan rambut birunya itu. Bayangkan saja selama 6 tahun aku dan dia hanya bertemu dua kali. Saat upacara kelulusanku dan pernikahan Boo Seungkwan. Bisa dibayangkan betapa aku merindukan kehadirannya.

Ah aku belum bercerita. Boo Seungkwan dan Choi Hansol sudah menikah setahun yang lalu. Kudengar Mingyu dan Wonwoo akan segera menyusul. Lee Chan dan Jihoon kini berada di Jepang untuk study musiknya. Dan yang paling fenomenal adalah Minghao yang sekarang berpacaran dengan dokter Jun. Aku mendengar itu dari Soonyoung dan kalian tau, saat menceritakan itu Soonyoung tertawa terbahak-bahak. Dia bilang, dia merasa kasihan karena sepupunya mendapat kekasih yang idiot seperti Minghao. Terdengar menyebalkan tapi aku setuju.

Semalaman aku sibuk menyiapkan kata-kata untuk kejutan Soonyoung. Mungkin aku memang biasa memimpin sebuah rapat bersama para klien dari seluruh dunia, tapi aku sudah lama tidak berhadapan dengan Soonyoung yang pada kenyataannya saja tatapan matanya bisa membuatku mematung dan membisu. Belum lagi reaksi tak terduganya. Mungkin aku akan dianiaya dan dipukuli habis-habisan olehnya, atau mungkin dia akan menangis dan membuatku tidak tega. Kwon Soonyoung, aku benar-benar merindukanmu.

MY (lovely) BASKETBALL LEADER [SoonyoungXSeokmin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang